Assalamuakaikum
ARSHA balik lagi nih, ada yang kangen nggak?
Maaf lama update. Kehabisan ide, mood juga kurang bagus. Hehehe, tapi tenang aku ngetiknya panjang kok😂Oh ya, sebelumnya aku ada sedikit perubahan nih sama karakter Dion. Soal umur sama status. Didepan Dion udah nikah terus punya dua anak. Tapi aku rombak lagi, Dionnya umur 27 dan masih lajang. Biar lebih dapet aja perannya😁
Buat hari ini nggak ada caption dulu🤣
Cuss lah lanjut
Happy reading🤗
"Bos,"panggil Dion seraya duduk dihadapan Abidzar. Salah satu kakinya ia angkat, tangannya memegang cangkir kopi lantas meneguknya. Tidak peduli minuman itu milik Bos nya. Yang jelas rasanya nikmat.
Abidzar yang semula sibuk berkutat dengan beberapa berkas ditangannya, mengangkat kepala. Menatap Dion dengan salah satu alis terangkat pula.
"Gue cuma mau ingetin, dua jam lagi ada meeting sama Mr. Robert. Ada pembangunan proyek yang perlu kita bahas buat kedepannya." katanya, santuy.
Oke. Jika sedang berdua seperti ini, Dion lebih cenderung menggunakan bahasa gaul ketimbang formal. Tidak peduli pangkat mereka. Kalau kata Dion sih, lebih gurih.
Abidzar hanya mengangguk sebagai respon.
Pria itu kembali fokus pada pekerjaannya."Bos dengerin gue ngomong nggak sih?" sungut Dion kesal.
Abidzar menghela nafas panjang. Pria itu buka suara.
"Denger." singkat, padat, dan jelas. Dion berdecak pelan."Aelah, cuma gitu doang responnya? Bos nggak asik ah,"
Bawahan gak ada akhlak emang :(
Abidzar memijit pelipisnya. Kepalanya mendadak pusing karena Dion terus berceloteh.
"Terus harus gimana?"
"Minimal Bos tuh bilang; Iya Dion, saya dengar. Atau enggak; terima kasih Dion atas informasinya. Gitu Bos,"
Pria berkemeja biru itu manggut-manggut.
"Ya udah.""Yaudah apa?"
"Yaudah itu,"
"itu apa?"
Abidzar menggertakam giginya. Tangannya terkepal diudara, lebih tepatnya didepan Dion. Gemas dengan tingkah pria itu.
"Kan lo udah bilang,"
"Bilang apa?"
Hanya bersabar yang bisa Abidzar lakukan. Ia jadi merasa sedang berbicara dengan anak kecil saja.
"Ck. Iya Dion, terima kasih atas informasinya."Abidzar berujar malas. Sedangkan Dion menahan tawa, lucu melihat ekspresi Bosnya yang menahan kesal.
"Nah, gitu dong. Kan jadi enak,"
Abidzar memgibaskan tangannya diudara.
"Terserah,"Abidzar beranjak dari duduk seraya mendekat kearah jendela. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Tampak pria itu tengah mendial nomor seseorang. Dion yang memang tidak tahu apa-apa, hanya bisa menyimak sambil menopang dagu dengan kedua tangan. Memperhatikan sang Bos asyik mengobrol dengan lawan bicaranya disebrang sana.
"Oke, gue tunggu."
"Makasih Za,"
"Walaikumussalam."
Abidzar tersenyum senang usai mengakhiri panggilanya. Dion yang melihat hal itu, hanya bisa bergidik ngeri. Takut jika Bosnya kerasukan atau gimana. Sikapnya mendadak aneh.
![](https://img.wattpad.com/cover/232632885-288-k30366.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsha (END)
روحانياتWAJIB FOLLOW SEBELUM BACA!! High Rank : 1- Islami (12 Feb 2021) "Kenapa Kakak bisa cinta sama Shanum?"tanya wanita itu. Kini posisinya sedang bersandar manja dibahu sang suami. Pria itu menunduk, agar bisa melihat lekat wajah istrinya. "Gak tahu."j...