#chapter 17

1.2K 200 66
                                    

Sha Pov

Beberapa jam yang lalu,aku baru sampai rumah setelah hampir 5 jam perjalanan Bandung-Jakarta.

"Kakakmu menanyakan kabarmu sayang"ucap Oma

"Kak rifat?"tanyaku

Oma mengangguk,lalu beliau membantuku untuk membongkar koper yang aku bawa dari Bandung.

"Aku belum sempat menelfon untuk berbincang dengannya satu minggu ini Oma,wajar jika Kak rifat mencemaskan aku"ungkapku

"Oma juga mencemaskanmu"

Tubuhku sedikit kaku mendengar ungkapan Oma,aku tersenyum berusaha meyakinkan Oma,jika aku dalam keadaan baik-baik saja.

"Aku sudah dewasa,aku bisa menjaga diri selama di luar rumah,Oma jangan cemas yaa"kataku

"Bukan itu sayang"balas Oma

"Apa kamu menjalin hubungan lagi dengan Ale?"lanjut Oma bertanya

Perasaanku benar,Oma pasti akan membicarakan ke arah hubunganku dengan Ale.

"Ghea bilang,kamu ke Bandung sendiri tanpa di temani sekretaris,dan itu bukan kebiasaanmu"

"Lalu tadi Oma juga lihat,kamu pulang di antar oleh Ale"

Rasanya aku ingin menangis saat ini,tapi aku berusaha menahannya,aku tidak mau Oma kecewa denganku.

"Apa yang kamu cari sayang?katakan pada Oma"ucap Oma

"Oma"

"Kamu ingin mengambil Ale dari istrinya?"tanya Oma

Aku menggeleng cepat,"lalu?"

"Hubunganku dengan Ale hanya sebatas rekan bisnis,di luar itu kami hanya sebagai orang tua Ralle,tidak lebih"jawabku berbohong

"Jangan sakiti hati kamu hanya karena kamu mengikuti ego"ucap Oma

Ego?apa benar aku hanya mengikuti ego?bukankah perasaanku untuk Ale benar-benar masih ada?bahkan masih sangat kuat.

"I-iyah Oma,Sha mengerti"balasku

"Okey,Oma kembali ke kamar,kamu cepatlah istirahat"kata Oma

Aku memeluknya,lalu mencium kedua pipi Oma dengan sayang,di dunia ini Oma adalah orang yang memiliki kedudukan paling besar di hati aku selain Ralle.

"Aku sudah sampai rumah sekarang,i miss you"

-ale-

Aku berniat untuk membalas pesannya,namun aku ingat pesan Oma,aku ingat senyum di wajahnya Mika,lalu tawanya Ralle,itu semua membuatku tidak mampu untuk membalas pesan yang di kirim Ale untukku.

Akan banyak pihak yang tersakiti jika aku menuruti perasaanku,aku yakin!ini bukan ego,ini berdasarkan perasaan,tapi benar!jika aku mengikuti perasaan maka sama halnya aku bunuh diri,aku menghancurkan perasaanku lagi.

Ale pov

"Apa kamu benar-benar merindukan papi?"tanyaku pada Ralle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa kamu benar-benar merindukan papi?"tanyaku pada Ralle

"Tentu saja,kenapa papi kerja di luar kota sampai hari senin?"balas Ralle dengan duduk diatas koperku

"Pekerjaan Papi disana belum selesai"jawabku

Mika tersenyum,lalu dia memberikan aku minuman,"terimakasih"

"Sama-sama sayang"balas Mika

"Bagaimana pekerjaanmu disana?"lanjutnya bertanya

"Semua lancar,hanya saja semalam baru selesai,aku mau pulang tenagaku sudah tidak mampu,makanya aku putuskan pulang senin pagi"jawabku berbohong

"Apa ini salah satu kerjasamamu dengan perusahaannya Nara?"tanya Mika

"Aunty peri"seru Ralle ketika mendengar nama Nara di sebut

"Iyah"jawabku

"Jadi pap di Bandung bersama aunty peri?"tanya Ralle

Aku tersenyum dengan menganggukkan kepala.

"Woowww Papi pasti senang"ucapnya

"Kenapa begitu?"tanyaku

"Aunty peri kan sangat cantik,dia juga baik,Pap pasti senang kerja dengan dia"jawabnya polos

Aku tersenyum samar,sedangkan Mika?dia tertawa mendengar celotehan Ralle.

"Meskipun Aunty peri cantik,tapi Papi hanya mencintai Mami sayang"ucap Mika pada Ralle

"I know"balas Ralle

                                    ***

Aku merasa gusar ketika Sha mengabaikan pesanku,sampai jemariku mengetuk-ngetuk meja kerja di kantor.

"Boss,tanda tangan"ucap Alan memberikan beberapa map.

"Taruh saja di atas meja,nanti pasti akan aku tanda tangani"balasku

"Kamu kenapa?"tanya Alan

"Tidak apa-apa"jawabku cepat

Alan tersenyum,lalu dia duduk di depan mejaku tanpa aku persilahkan.

"Apa kamu sedang cemas karena Mika sudah curiga dengan hubunganmu bersama Nara?"tanya Alan

Kedua mataku memicing menatap Alan,dasar bajingan!

"Jangan cepat game over dong,payah!!"lanjutnya lagi

"Mulutmu bisa diam?"tanyaku dingin

Alan tertawa,"kata orang rumput tetangga memang lebih hijau,tapi kalau kataku sih Nara memang lebih hijau,lebih cantik,lebih enak di pandang daripada istri bule mu yang selalu memanggilmu sayang"balas Alan dengan menirukan gaya bicara Mika ketika memanggilku.

"Aku tidak butuh komentarmu!"hardikku

"Jangan buang benih di dalam rahim Mika atau Nara,kamu bisa menyesal,karena jika salah satu di antara mereka hamil,masalahmu akan semakin rumit"ucap Alan

Gila!!sepupuku memang tidak tahu malu,dua malam bersama Sha di bandung saja,tidak ada pikiranku untuk menghamilinya lagi,sudah cukup Ralle menjadi korban keegoisan kami.

"Mika belum hamil?"tanya Alan lagi

"Kamu bisa diam tidak?"balasku

"Okey,aku diam,cepat tanda tangani berkas-berkas itu"ucap Alan dengan berlalu tanpa permisi.

"Ada apa dengan Sha?kenapa sampai saat ini dia mengabaikanku?"tanyaku dalam hati.

Aku ingin segera menemuinya,namun melihat tumpukan berkas di mejaku,rasanya tidak mungkin aku menemui dia sekarang,paling tidak nanti sore,dan semoga aku bisa bertemu dengan Sha di kantornya.

#tbc,,
Aaahhhh gemessss!!!iih ngetik sendiri,halu sendiri,jengkel sendiri wkwkwk,,,,

Happy readyng,,,
Jangan lupa vote dan koment!!

Love In AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang