#chapter 26

1.2K 197 57
                                    

Ale Pov

Rasanya benar-benar aneh,dari semalam hingga siang ini aku tidak hidup dengan wanita-wanita yang ada dalam hatiku,Ralle,Sha bahkan Mika saja masih di luar negeri.

"Jadi Ralle sekarang bersama Ibu kandungnya?"tanya Alan

"Iyah"jawabku

"Kamu tidak bisa seperti ini terus Le,cepat atau lambat Mika pasti akan tahu,lalu kamu akan melukai perasaannya dan juga perasaan Nara"ucap Alan

"Aku tahu,aku sadar dengan konsekuensinya Lan,tapi aku belum bisa mengambil tindakan,karena Sha belum yakin"balasku

"Maksudmu?"

"Dia belum yakin dengan perasaan kami saat ini,dia masih ragu,dia takut jika ini hanya perasaan rindu saja,bukan perasaan kami yang di masalalu,kamu mengertikan maksudku?"tanyaku

"I know"jawab Alan

"Tapi kamu pria,kamu yang memiliki kendalinya,tidak kah seharusnya kamu yang mengejar?meyakinkan perasaan Nara jika saat ini bukan hanya perihal rindu?"lanjutnya

"Satu lagi,wanita itu butuh kepastian!bagaimana Nara bisa yakin dengan perasaanmu jika kamu saja masih beristri?hidup rukun seolah-olah tidak pernah ada masalah di antara kamu dan Mika"kata Alan lagi

Sebuah pemahaman masuk ke dalam pikiranku,baru kali ini aku sangat serius mendengar ocehan sepupuku.

"Okey,kembali bekerja,jangan lupa tanda tangani semuanya,aku tidak mau lembur karena kamu terlalu lama memberi tanda tangan"ucap Alan sembari berlalu dari hadapanku

Sha Pov

Setelah aku menjemput Ralle dari sekolah,aku mengajaknya pergi ke sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta,selain untuk membuatnya senang,aku juga ada beberapa keperluan di sini,salah satunya mengecek produkku di beberapa store

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah aku menjemput Ralle dari sekolah,aku mengajaknya pergi ke sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta,selain untuk membuatnya senang,aku juga ada beberapa keperluan di sini,salah satunya mengecek produkku di beberapa store.

Ralle meminta boneka,tentu saja aku turuti,semalam sebelum kami tertidur,Ralle banyak sekali bercerita,dari mulai guru sekolahnya,teman-temannya,lalu tentang Papi Maminya.

Mendengar itu semua membuatku semakin tersudut,aku semakin merasa bersalah,jika aku merebut Ale dari Mika,maka itu sama saja aku merebut kebahagiaan putriku,terlepas siapa aku?

Sekarang aku faham,bagaimana perasaan orang tua yang memilih mengadopsi seorang anak dari bayi.

Menjadi orang tua memang tidak harus dia yang mengandung dan melahirkan,melainkan dia yang bisa memenuhi kasih sayang untuk seorang anak,mendidik anak dengan instingnya,seperti Mika misalnya.

Dia tidak mengandung dan melahirkan Ralle,tapi dia mampu,dia bisa memenuhi kasih sayang yang Ralle butuhkan,dia bisa mendampingi Ralle dalam pendidikan dan dunia bermainnya.

"Kamu mau makan apa sekarang?"tanyaku

"Burger"jawabnya

Aku tersenyum,lalu membawanya ke sebuah restoran untuk makan siang bersama.

Aku tidak pernah bosan melayani semua keinginan Ralle,seperti saat ini,aku merasa harus mengutamakan Ralle terlebih dahulu,baru aku akan makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak pernah bosan melayani semua keinginan Ralle,seperti saat ini,aku merasa harus mengutamakan Ralle terlebih dahulu,baru aku akan makan.

"Senang deh"ucapnya

"Senang kenapa?"tanyaku

"Senang bisa lama-lama denganmu Aunty"jawab Ralle

"Aku akan bilang ke Papi,kalau Mami diluar negeri,aku mau bersamamu saja"lanjutnya

Aku terdiam,apa aku salah terlalu dekat dengan Ralle?bagaimana kalau Ralle semakin dekat denganku lalu Mika terluka?

"Jangan seperti itu sayang,nanti Mami Mika sedih"ucapku

"Hanya aku,Papi dan Kamu yang tahu,Mami tidak akan tahu,semoga kamu mau bekerjasama"balas Ralle

Aku tertegun,bagaimana bisa dia mirip Ale?setelah Ale mengajakku berbuat Affair,sekarang Ralle mengajakku petak umpet dari Mika.

"Mirip sekali dengan Bapakmu"gumamku dalam hati

"Apa Aunty keberatan jika aku menginap di rumahmu?"tanya Ralle

"Tidak Ralle,tidak begitu maksudku,aku sangat senang jika kamu banyak waktu bersamaku"jawabku

"Makanya,Ayolah bekerjasama denganku"balas Ralle

Aku tertawa pelan,dasar Ale kecil,suka sekali memaksa.

"Iyah,nanti aku akan pikirkan kembali,okey?"kataku

Ralle segera menangkupkan kedua tangannya,membuat raut wajahnya menjadi sendu,"Ayolah,aku mohon Aunty peri"

Sungguh,aku tidak bisa lagi menahan tawaku,Ralle terlalu menggemaskan.

                                   ***

"Apa kamu merepotkan Aunty peri?"tanya Ale pada Ralle

"Tidak,Papi tanya saja ke Aunty"jawab Ralle

Ale tersenyum,lalu dia memandangku,"terimakasih yaa"ucapnya

"Aku yang berterimakasih karena kamu sudah-"

"Kamu memang perlu waktu berdua dengan dia"potong Ale

Aku tersenyum,perasaanku menghangat ketika tahu jika Ale mengerti dengan perasaanku,jika aku memang memerlukan waktu lebih lama dengan Ralle.

Dan tanpa kami sadari,jika Ralle sudah tertidur diatas sofa,aku membawanya ke kantor Ale,dan sekarang kami berada di ruang kerja milik Ale.

"Ada sesuatu yang ingin kamu katakan?"tanya Ale

Aku diam,masih banyak rasa bimbang,ragu dan rasa bersalah yang menyelimutiku,tentang Ralle,tentang Ale dan tentang Mika.

Lingkaran hubungan ini sangatlah rumit,dan semua pihak bisa memojokkanku,aku tidak tahu harus mengambil langkah bagaimana?aku mencintai Ale,Ralle adalah hidupku,lalu Mika?dia malaikat baik yang menolong Ale dan Ralle dari keterpurukan,seperti Oma menolongku.

Tuhan,kenapa tidak satu orang saja yang menyelamatkan kami?yang menyelamatkan Aku,Ale dan Ralle?

#tbc,,,
Happy readyng guys!!!
Selamat lebaran kembali,Terimakasih.

Love In AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang