#chapter 23

1.1K 197 27
                                    

Sha Pov

Mungkin mobilku sudah terparkir dari 30menit yang lalu di tepi jalan dekat dengan rumah Ayahku.

Tidak berubah begitu drastis,semuanya hampir sama,hanya warna cat rumah yg sudah berganti,pagar besi halaman rumah yang sudah berkarat.

Masa kecilku berada disini,di rumah yang sederhana,dulu semasa Ibu masih hidup,aku bahagia layaknya anak kecil pada umumnya,usiaku 7 thn Ibu meninggal karena tumor yang di deritanya,Ayah menduda hampir 5 thn,lalu beliau memutuskan menikah dengan wanita bernama Lastri,iyah!dia Mamanya Naila yang kalian benci,sama sepertiku.

Semenjak itu,perlahan tapi pasti hidupku berubah,Ayah sedikit berubah meskipun aku tahu beliau masih sangat menyayangiku.

Jarak usiaku dengan Naila tidak cukup jauh,hanya selisih 2thn saja,dari pertama kali aku mengenal dia,sikapnya memang sudah semenyebalkan itu.

"Assalamualaikum"ucapku ketika sudah di depan pintu rumah,perasaanku saat ini tentu saja cemas,cemas jika Ayah akan mengusirku.

"Waalaikumsalam"

Aku tersenyum kala mendengar jawaban suara itu,itu suara Ayah,yang dulu hampir setiap malam bernyanyi untukku sebelum aku tidur.

"Ayah"

Rambutnya sudah memutih semua,keadaannya duduk diatas kursi roda,dari awal aku memutuskan datang kesini,aku sudah berjanji tidak akan menangis.

"Kamu"

Aku mencium tangan kanan Ayahku,beliau tidak menolak.

"Sha rindu Ayah"ucapku lirih

"Kamu hanya ingin tahu keadaan Ayahmu"balas Ayah

Aku menatap Ayahku dengan raut sendu,Ayah masih marah,beliau belum bisa memaafkan aku.

"Naila sudah cerita semuanya ke Ayah"lanjutnya

Aku menghembuskan nafas sedikit kasar,tanpa Ayah jelaskan pun aku tahu,jika Naila sudah bercerita dengan karangan dari mulut sampahnya.

"Mungkin jika adikmu tidak bertemu dan memberitahu keadaan Ayah,kamu tidak akan pernah mau datang kesini"ucap Ayah

"Bagaimana rasanya menjadi orang sukses?"lanjut Ayah bertanya

Aku tersenyum sesaat,"Apa yang Sha dapatkan sekarang tidak terlepas dari doa Ayah"jawabku

"Sha percaya,Ayah masih mendoakan yang baik untuk aku"lanjutku

"Kamu kaya dan sukses bukan karena doa Ayah,tapi memang kamu sudah menikah dengan laki-laki itu"balas Ayah

Jadi semuanya mengira,jika aku adalah istrinya Ale.

"Aku usaha Yah,semua yang aku dapatkan ini karena usaha dan doa dari Ayah"ucapku

"Beberapa hari yang lalu kamu sudah mempermalukan Naila-"

"Mempermalukan Naila?"potongku

"Iyah,kamu bersikap sombong pada adikmu,bahkan kamu merendahkan dia dan tidak menerimanya di perusahaanmu"jawab Ayah

Aku menggeleng cepat,Naila benar-benar keterlaluan,mulut sampahnya sudah berhasil mencuci otak Ayah.

"Dia yang keterlaluan Yah,dia merendahkan aku,dia yang selalu menghina aku,mengatakan jika aku ini menjijikan dan durhaka"kataku

"Kenyataannya memang begitu Sha,apa yang dikatakan adikmu semuanya memang benar"balas Ayah

Oh Tuhan,sekali lagi aku meminum pil pahit kehidupan secara mentah-mentah hingga dadaku rasanya sangat sesak.

"Aku pernah melakukan kesalahan Yah,tapi apa dengan satu kesalahan itu Ayah melupakan kebaikan Sha?Ayah yang selalu mengajarkan aku untuk menjadi orang pemaaf,tapi kenyataannya Ayah sendiri yang menghukum Sha seperti ini"ungkapku dengan mengepalkan telapak tangan agar tidak menangis.

"Ayah selalu memilih mendengarkan ucapan Naila dan Mamanya,Ayah tidak pernah memberikan kesempatan untuk aku bicara"lanjutku

Sekali lagi aku menghela nafas cukup panjang,memejamkan kedua mataku sesaat dan berharap aku bisa lebih tenang dalam mengendalikan emosiku.

"Aku salah karena mengecewakan Ayah,membuat Ayah malu dan tidak  menjadi anak yang bisa di banggakan"

"Aku salah karena baru sekarang berani datang kesini untuk bertemu dengan Ayah"

"Tapi apa pernah Ayah berfikir,bagaimana caranya aku bertahan hidup setelah Ayah usir?"

"Ayah-"

Suaraku semakin bergetar,aku segera menggigit bibirku agar tidak menangis di hadapan beliau.

"Jangan pernah percaya dengan semua yang Naila katakan,apa yang aku miliki saat ini tidak ada sepersen pun hartanya Ale,semua yang aku dapatkan saat ini karena memang usahaku,kebaikan dari seseorang yang Tuhan kirim dan doa dari Ayah"

Aku mengulurkan tangan untuk menggenggam kedua tangan Ayahku.

"Kartu ini milik Ayah,atas nama Ayah,kode pin nya tgl ulang tahun Ayah,pakailah jika Ayah membutuhkan"ucapku dengan memberikan sebuah kartu Atm yang sudah aku persiapkan untuk beliau.

"Aku pamit,terimakasih karena Ayah sudah berkenan membukakan pintu untuk aku"lanjutku,beranjak dan berbalik untuk kembali.

Aku tidak ingin berhenti lalu melihat ke belakang,aku harus segera masuk ke dalam mobil,aku tidak ingin melihat Ayah dalam kondisi memprihatinkan,aku juga tidak ingin Ayah melihatku lemah dan menangis.

Ale Pov

Aku dan Alan baru saja bertemu dengan klien di luar kantor,kami memilih bertemu di sebuah restoran Jepang yang jaraknya tidak cukup jauh dari kantor,hingga akhirnya aku terkejut ketika Alan memberitahuku jika ada Sha yang baru saja masuk ke dalam restoran ini.

"Nara dengan siapa?dia kenapa?selingkuhanmu menangis?dia menangis di pelukan pria lain?bos jangan bilang Nara menjadi selingkuhanmu lalu dia juga punya selingkuhan lain"

Rasanya aku ingin menyiram mulut Alan dengan cuka Jepang,semua pertanyaan dari mulutnya tidak ada satu pun yang bisa di benarkan.

Benar,Sha memang sedang menangis,dia menangis di pelukan seorang pria,aku tahu dia siapa?

Omara,iyah!sahabat baiknya Sha yang baru datang beberapa hari lalu.

Sekarang yang ada di benakku adalah Sha menangis karena apa?kenapa dia memilih berlari ke pelukan Omara?bukan menangis di pelukanku seperti biasanya?

"Bos,are you okey?"tanya Alan lagi

Aku menatapnya dengan tatapan tajam,mungkin sekarang aku sudah tidak ingin menyiramnya dengan cuka Jepang,keinginanku sudah berubah,ingin membunuh dia.

#tbc,,,
Ada yang hampir menangis pada bagian Sha bertemu dengan Ayahnya??

Kita samaaaaa!!!!!
Wkwkwkwkwkwk,,
Jangan lupa vote dan koment,terimakasih.

Love In AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang