#chapter 21

1.1K 205 52
                                    

Sha Pov

"Terimakasih atas informasinya,tapi aku bisa melakukannya sendiri"ucapku sesaat setelah pelukan kami terlepas.

"Harus berapa kali aku bilang-"

"Stop bersikap seolah-olah kamu adalah menantunya"potongku

Aku menaruh tubuhku diatas sofa,lalu di susul oleh Ale yang duduk di dekatku.

"Aku pernah berbuat salah dan dosa terhadap Ayahmu,biarkan aku menebusnya"ucap Ale

Aku menghela nafas,Ale terlalu batu,rasanya percuma mengajaknya berbicara apalagi berdiskusi seperti sekarang.

Tok tok,,

"Maaf bu menggangu"

"Tidak apa-apa ghe,kenapa?"tanyaku

"Calon pegawai yang ibu cari sudah datang,dia menunggu di luar"jawab Ghea

"Naila Mutiara?"tanyaku lagi

"Iyah bu"

Aku tersenyum,entahlah aku merasa senang bertemu dengan adik tiriku yang menyebalkan itu.

"Suruh dia masuk"balasku

Ghea menaggung,lalu dia segera keluar,sekarang aku menatap Ale tajam,berharap dia mengerti isyaratku.

"Apa?"tanyanya

Sial!!dia justru bertanya,"kamu pergi"jawabku

"Tidak mau"balasnya

"Hai ini kantorku,aku sedang bekerja,dan sekarang?aku mau mewawancarai calon pegawaiku"ucapku

"Dia Naila kan?biarkan aku tetap disini"kata Ale

Aku menghentakkan kakiku pada lantai,rasanya aku ingin membunuh Ale,sayangnya perasaanku untuk dia masih terlalu dalam.

"Selamat siang"

Sebuah suara di ujung pintu ruanganku,aku segera membalikkan badan,dan senyumku lebar ketika melihat wajah Naila yang kebingungan saat ini.

"Selamat siang,silahkan duduk"balasku

"Mas Ale,Mbak Sha"gumamnya lirih namum aku bisa mendengar suaranya.

"Silahkan duduk,Naila Mutiara"ucapku

Naila berjalan mendekat dengan langkah pelan,dia terlihat ragu namun banyak rasa penasaran di benaknya.

"Naila Mutiara,kamu S2 jurusan?"tanyaku

Dia terdiam,belum bisa menggerakan bibirnya untuk bicara,sorot matanya begitu tajam memandangku.

"Kenapa?"tanyaku

"Baru pernah di wawancara utk bekerja di perusahaan?"lanjutku

Naila menggelengkan kepala cepat,dia masih saja membisu.

"Nara Company,kamu masih ingat dengan nama lengkapku bukan?"tanyaku

"Maksudmu apa mbak?"balas Naila masih angkuh

Aku tertawa mengejeknya,"oh iya lupa,namaku kan sudah di coret dari data keluarga"ucapku

"Naila Mutiara,aku ingatkan kembali,nama lengkapku Ainara Vanesha,kamu sedang berada di ruang Ceo Nara Company,perusahaan besar yang bergerak di bidang Fashion dan Cosmetic,bisa saja baju atau make up yang mempercantik wajahmu saat ini terdapat produk dari Nara Company"ungkapku

Aku tersenyum lagi melihat mimik wajahnya Naila,"tanpa kamu sadari,kamu memiliki dan memakai dari Brand Nara,itu sama halnya kamu sedang memakai produk dari anak durhaka seperti yang kamu tuduhkan untukku"lanjutku

"Ini tidak lucu mbak"balas Naila

Tawaku pecah sekarang,sungguh!aku sangat puas menertawakan saudara tiriku ini,sampai aku lupa jika di ruanganku ada Ale.

"Hidup itu memang lucu adikku,dulu aku di anggap hina,aku di cemooh banyak orang,aku di anggap jalang,kamu bisa lihatkan kesuksesanku sekarang?"tegasku

"Apa yang kamu punya ini hanya milik Mas Ale mbak,kamu jangan congkak seperti ini!"ucap Naila

Aku menggebrak meja,menatapnya dengan nyalang.

"Apa yang aku punya saat ini tidak ada sepersen pun harta dari Ale,camkan itu!!"

Ale melangkah mendekatiku,"Sha-"

"Kamu diam,aku ingin sombong di depan dia Ale!!aku ingin membuat mulut sampahnya belajar menghargai orang"potongku dengan penuh emosi

"Jika perusahaan ini milikmu,aku tidak akan sudi bekerja disini,apalagi bekerja untukmu,menjijikan!!"ungkap Naila dengan berjumawa

Aku tertawa keras,"Kamu lihat??kamu lihat dia?dalam keadaan seperti ini saja dia masih sombong"kataku pada Ale

"Ajari istrimu menjadi lebih elegant lagi Mas,dia sangat menjijikan!!"

Plaaakkk!!!

Rasanya sangat perih sekali telapak tanganku,ini kali pertama untuk aku menampar seseorang.

"Seharusnya aku yang jijik melihatmu!"

"Naila,pergi dari sini dan jangan ganggu lagi hidup kakakmu,kamu dan Mamamu sudah cukup membuat dia menderita"imbuh Ale

Naila tersenyum tipis,"pantas jika kalian berjodoh!"gumamnya lalu berlari keluar dari ruanganku

Ale Pov

Aku melihat tubuh Sha luruh ke lantai,dia bersimpuh di bawah meja kerjanya dengan pundak yang bergetar akibat menangis.

Aku mencondongkan tubuhku agar sejajar dengannya,lalu membawanya ke dalam pelukanku,aku mengusap punggungnya,membiarkan wanitaku menangis di dadaku hingga kemeja dan jas ku basah karena air matanya.

"Apa aku benar-benar menjijikan?"tanyanya dengan tangisan

Aku menggeleng cepat,tentu saja tidak!dia tidak pernah menjijikan dimataku.

"Menangislah,menangislah sampai kamu lelah,asal setelah ini jangan pernah menangis lagi"ucapku

Suara tangisnya semakin keras,Ghea sang sekretaris sudah berada di ruangannya Sha,mungkin dia mencemaskan sang Ceo.

Aku mengedipkan mata beberapa kali pada Ghea,sebagai isyarat agar dia tidak perlu khawatir,Ghea pun menganggukan kepala mengerti,lalu dia berjalan kembali untuk keluar.

"Aku benci Naila,Aku benci Mama tiriku,Aku juga benci Mamamu"ungkapnya masih dengan menangis

Aku memejamkan mata,ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Sha saat ini,aku sangat mengerti keadaannya.

"Iyah aku tahu"balasku

"Aku ingin membunuh mereka Ale,aku ingin membunuh orang-orang yang tidak memiliki perasaan"lanjutnya

"Jangan,jika kamu membunuh mereka,itu sama saja kamu dan mereka tidak ada bedanya"balasku

Sha mengeratkan pelukannya,dia menenggelamkan wajahnya di dadaku hingga suara tangisnya teredam,sungguh menyakitkan sekali melihat wanita yang aku cintai semenderita ini.

#tbc,,,
Huaaaaaa ngejeeerrrrrrrrrrr sebelom kedai kopi rameeee,,,

Happy readyng guys,,,
Jangan lupa vote dan koment yes??

Love In AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang