Episode 14

520 60 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

selama waktu istirahat kedua berjalan hatiku terasa gundah, entah kenapa, aku juga tidak tahu, tapi aku merasa kesal dan sangat tidak ingin bicara, termasuk Rose, selama makan siang gadis itu sibuk menceritakan sesuatu yang bahkan tidak kudengar, dan aku hanya diam saja tanpa sepatah katapun, Rose sempat bertanya sesekali tapi aku mengelak, rasanya benar-benar aku tidak ingin memberi tahu siapa-siapa bahwa aku sedang marah kecuali pada Taeyong, rasanya aku ingin menyerapahi dia, dan lagi-lagi, aku tidak tahu mengapa, perasaan seperti ini datang begitu cepat tepat saat Taeyong berbicara tentang gadis lain bernama Seulgi tadi.

selama pelajaran terakhir seusai istirahat kedua juga aku hanya terdiam, Jisso dan Jennie juga beberapa kali menanyakan keadaanku namun aku tetap mengelak, bukannya aku mau merahasiakan sesuatu dari mereka tapi aku bahkan tak bisa menjelaskan kepada mereka mengapa mood-ku bisa sangat drop, aku hanya beralasan datang bulan sedari tadi pada mereka dan bersyukur mereka memercayaiku.

"Lis, pokoknya kalo mood lu nambah parah lu bisa kapan aja bilang sama kita ko" ujar Jennie sesaat kami berempat tiba di depan gerbang sekolah.

"kalo butuh moodbaster, kita bisa ajak lu hangout aja keluar biar lu ga mumet" sambung Rose.

aku hanya tersenyum pada mereka.
"tenang aja guys, gua gapapa ko"

"oke oke, kita cuma make sure aja, gua balik duluan ya guys" Balas jennie

"gua juga"
"dahh"
"byee"

ketiga temanku memisahkan diri menuju rumahnya masing-masing begitu juga denganku yang berjalan sendirian walau aku masih ingat bahwa Taeyong dan aku sepakat untuk selalu berangkat dan pulang bareng dari sekolah, aku melangkahkan kakiku cepat agar cepat tiba dirumah, walau amarahku lumayan berkurang tapi aku tetap kesal pada Taeyong, sepanjang jalan juga aku tak berhenti memikirkan Taeyong, mengapa anak itu bisa dengan mudah bersarang di pikiranku ? sial!

setibanya dirumahku aku bergegas membuka pagar rumahku.

GREB!!!
"Lisaa!"

seseorang menarik tanganku dengan cepat dan membuat ku terkejut.

PLAK!!!

"aww!! - lagi?" Siapa lagi kalau bukan Taeyong dan yap, lagi-lagi dia kena pukulanku karena membuatku terkejut.

aku terkesiap dan memalingkan wajahku untuk segera masuk kedalam rumahku tapi Taeyong menarik tanganku lagi.

"Lisaa"

"apa sih?" suaraku spontan membentak.

"lu kenapa sih ? gua tungguin di parkiran sepeda ga nongol-nongol gataunya pulang duluan, pas istirahat kedua tadi malah ninggalin gua gitu aja, terus sekarang kasar banget" cerocosnya.

"yakan emang gua kasar, udah ah gua mau masuk" aku menyepak tangan Taeyong yang menggenggam tanganku

"Gak Lisa, lu kenapa ? gua ada salah" Taeyong menarik lagi tanganku dan menggengam kedua bahuku kali ini.

Keep you mine {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang