Episode 29

393 46 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Lisa, maaf ya, maaf banget, gua tau gua salah, gua tau lis, tapi tolong maafin gua, kalo lu mau benci sama gua gapapa tapi seenggaknya maafin gua" Taeyong berlutut di hadapanku.

Air mataku mengalir keluar, aku tampak tak sanggup menatap Taeyong kali ini, bahkan menatap wajahnya saja begitu menyakitkan bagiku.

"Maaf Lis, gua tau ternyata gua salah, ternyata Rose yang lebih gua sayang dan dia yang lebih pantes gua sayang, maaf Lis kalo selama ini gua terlalu banyak ngasih harapan sama lu" ujarnya lagi dan aku masih tidak mengatakan apa-apa.

aku menggelengkan kepalaku tak percaya atas apa yang telah Taeyong katakan, terasa seperti banyak batu yang mengujani tubuhku hingga aku remuk dan sangat hancur, terasa seperti hidupku akan berakhir. 

Roseanne Park menghampiri aku dan Taeyong, sahabatku itu manarik tubuh Taeyong untuk berdiri dan memeluknya dihadapanku, air mataku terus mengalir seperti tak akan berhenti, bahkan mereka berciuman setelah berpelukan dihadapanku. aku sudah merasa sangat hancur, aku sakit, sangat sakit, aku pun memalingkan pandanganku dan pergi menjauh dari hadapan mereka, para manusia keji yang tega mencampakkanku.

tangisku pecah, aku sungguh sangat sedih, kecewa dan marah didalam waktu yang bersamaan.

"Lee Taeyong!!!!!" aku berteriak dan seketika bangun dari tidurku dan langsung terduduk di ranjangku.

apa ?

jadi ...

yang tadi itu, hanya mimpi ? kenapa mimpinya sangat menyakitkan ?

aku menyentuh dadaku yang masih berdegub sangat cepat, aku menyentuh pipiku yang basah, dan bahkan aku menangis sungguhan, ini gila! aku mendapatkan mimpi yang gila. 

DUKK!! DUUKK!!

"Lisa, lu kenapa woy" suara Johnny sambil menggedor pintu kamarku.

"baru bangun" jawabku cepat.

"turun cepetan siap-siap, mau kesiangan lu ?"

"iyaa"

Pagi itu tampaknya wajahku terlihat muram sejak bangun tidur, dan karena mimpi bodoh itu. apa alasan aku mendapat mimpi seperti itu ? aku masih ingat rasa sakit yang kurasakan dimimpi itu saat Taeyong meninggalkanku, apa ini karena aku telah terlalu lama memikirkan hubunganku dengan Taeyong yang belum jelas ?

Kringgg!!! Kriinngggg!!!!

aku yang sedari tadi berdiri di depan pagar rumahku tersentak kaget dengan bunyi lonceng sepeda Taeyong yang datang menjemputku, aku menoleh kearahnya.

"naek kanjeng" ujarnya.

aku hanya terdiam tanpa berkata apa-apa dan naik ke boncengan sepeda Taeyong. Bahkan ketika sudah setengah perjalanan aku maupun Taeyong tak saling berbicara, rasanya mimpi itu benar-benar berpengaruh terhadapku.

Keep you mine {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang