07;SheAlan✔

SA;45

LavenderWriters Project III Present

She Alan © Group 7

Part 45 — Created by MaharaniAraa__ SalsabillaAyumaulidy merikla_manuella Azzarisma_16

▪▪▪

45. [ A K H I R ]

"Hidup atau mati semua adalah takdir Ilahi. Ada banyak skenario tak terduga yang akan kita temui selama nafas masih ada."

***

Cittt

"Rupanya lo udah bosen hidup." Angakasa turun dari motornya dan menatap Alan dengan pandangan remeh.

"Gue gak ada waktu ngeladenin lo." Alan mengacuhkan Angkasa.

Angkasa menghadang Alan yang ingin menyebrang dari trotoar.

"Gue cuma mau bilang, selamat lo udah ketemu sama Adik yang selalu lo cari-cari," ujar Angkasa yang membuat Alan menahan nafas.

"Diem lo!" Alan menatap tajam Angkasa.

Angkasa tersenyum remeh. "Calm down, harusnya kita bisa berhubungan baik."

"Buang-buang waktu!"

"Ohh, ya? Tapi, lo harus mulai belajar nerima gue sebagai calon adik ipar lo." Angkasa menekankan kata adik ipar.

Alan mengepalkan tangannya.

"Gimana, Lan rasanya macarin adek sendiri?"

Bugh

"Lebih baik lo diem!"

Angkasa memegangi pipinya yang terkena bogeman Alan.

"Gue fikir lo beruntung tapi, nyatanya lo lebih menyedihkan dari gue dan Leon," sinis Angkasa.

Bugh

"Jujur, Lan. Gue turut sedih denger Shea adalah adek lo, pasti sakit banget, kan?"

"Lo lagi mancing gue?" tanya Alan tajam.

Angkasa akui meskipun dengan baju pasien aura Alan masih sangat dominan.

"Gue cuma ngomong jujur."

Alan yang kesal karena, Angkasa terus berbicara kembali ingim maju kearah Angkasa namun, ditahan oleh Rio yang tiba-tiba berada diantara mereka.

"Lan, lo mau mati?" Alan menatap Rio horror.

"Gue gak selemah itu!" tegas Alan.

"Terus lo ngapain disini? Berantem dipinggir jalan kalau lo berdua mau, gue sediain ring sekarang juga!"

"Gak perlu repot, Yo. Emang lo yakin bos lo ini kuat lawan gue," cecar Angkasa.

"Takut, huh!" cibir Alan, "bahkan gue bisa lawan lo sekarang!" lanjutnya.

"Udah, Sa. Mending lo pergi dari sini, atau perlu gue panggil anak Alaskar. Lo bisa liat sekeliling lo mereka semua tersebar disini," kata Rio dengan suara rendah agar tak terdengar oleh Alan.

Angkasa menjalarkan penglihatannya dan benar saja banyak anggota Alaskar disekitaran mereka.

Angkasa mengangkat tangannya seolah menyerah. "Ok, gue pergi. Semoga lo cepat sembuh dan gue doain hati lo kuat ngadepin takdir yang indah ini," ujar Angkasa sebelum akhirnya pergi.