LavenderWriters Project III Present
She Alan © Group 7
Part 46 — Created by MaharaniAraa__
▪▪▪
46. [ E P I L O G ]
***
2 tahun kemudian
Shea melangkah memasuki lokasi pemakaman umum dengan senyum yang selalu terukir.
Shea berhenti didepan makam orang yang sangat dicintainya.
"Selamat sore, Shea datang lagi. Maaf, kalau kemarin-kemarin Shea gak kesini soalnya Shea sibuk belajar. Ohh ya, Shea mau cerita kalau aku udah lulus loh dan nilaiku paling tinggi seangkatan aku bahagia banget. Sayang dihari bahagia ini semuanya gak terasa lengkap Shea ngerasa ada yang kurang. Pasti disana indah banget deh Shea boleh ikut gak? Pasti gak boleh, kan?" Shea terkekeh sendiri.
Shea kembali menangis sambil mengusap nisan yang hampir setiap hari ia datangi. Masih dengan perasaan yang sama seperti 2 tahun yang lalu sejak kejadian mengerikan itu terjadi, selalu ada kesedihan meski sekarang Shea terlihat lebih ceria.
"Shea akan selalu ingat semua cinta dan kasih sayang itu. Maaf, karena kita belum sempat bahagia sebagai keluarga yang utuh," ucap Shea tulus.
Rintik hujan perlahan turun membasahi bumi. Shea mengehela nafas dan menatap rintik hujan dan merasakan seragamnya mulai basah.
"Tuhh, kan kebiasaan banget sih gak bilang-bilang dulu kalau mau kesini! Clarita sama Gracia rewel tuh nyariin kamu."
Shea mendongak dan menunjukkan cengirannya pada laki-laki berwajah dingin yang sedang mengomel dengan payung ditangannya.
"Maaf, Abang. Habisnya kamu lama pake nunggu Kevin sama Renald pacaran dulu. Apalagi kamu kan, mesti nganterin Ririn pacar kamu itu," sahut Shea sambil mengambil alih payung yang digenggam laki-laki itu.
Laki-laki itu mendengus. "Tapi, apa susahnya ngomong, Shea. Kamu itu lebih penting masa aku lebih milih pacar daripada Adik sendiri," ungkapnya.
"Iya, iya maaf! Sana salam dulu sama Mama Meisya, kamu kan udah lama gak kesini gara-gara harus ngurus bimbel." Shea memberi instruksi dan Alan ikut berjongkok disamping Shea.
Shea mengelus nisan yang tertera nama Meisya, Mama tiri yang Shea kira adalah ibu kandungnya.
"Hai, Ma. Alan mau terimakasih lagi, kalau bukan karena Mama Alan pasti gak akan ada disini seperti sekarang." Shea melirik Alan. Kembarannya itu tidak pernah absen mengucapkan terimakasih setiap berkunjung ke makam Meisya.
"Berdoa yuk, buat Mama Meisya. Kamu yang pimpin," ujar Shea.
Alan mengangguk dan mulai berdoa bersama Shea.
***
Flashback on!
"Sial!" umpat Alan saat pintu bangunan itu tertutup dari luar.
Alan mengedarkan pandangannya ke seisi bangunan.
"Gue harus cari jalan keluar karena waktunya mepet." Alan melihat jendela dilantai dua dan bergegas naik secepat yang dia bisa.
Tak lama pintu terbuka paksa muncul sosok Meisya dibalik pintu.
"Alan!" panggil Meisya yang sudah melangkah masuk menuju ke arah Alan.
"Tante, ngapain disini? disini bahaya! Sebentar lagi bomnya meledak, Tan."
Meisya menggeleng. "Kamu jangan banyak tanya, waktu kita gak banyak. Sekarang cepat kamu lompat dari jendela ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
07;SheAlan✔
Подростковая литература#LavenderWriters Project Season 3 ;Ketua: @MaharaniAraa__ ;Asisten: - | S h e A l a n | Alan Kendrick Johnson. Laki-laki tampan yang di juluki King of race yang juga seorang most wanted di Xavier Star's High School. Selain tampan, dia juga pintar me...