"Makannya jangan nglamun Mulu, kita ini dihutan bukan ditaman yang jalannya mulus" sahut Arthur menatapku dengan pandangan kesal dan aku hanya mengeri kesakitan
Setelah Arthur selesai mengurut kakiku, kamipun melanjutkan perjalanan walaupun kakiku masih terasa sakit dan berjalan sedikit pincang
"Lo masih kuatkan Nay? Kalau nggak nanti gue bantu bawain tas Lo" sahut Yani yang berjalan di sampingku sedangkan Adel dan Nia, mereka jalan duluan karna mereka sedang marahan dengan Yani
"Iya in syaa Allah masih kuat gue mah tenang aja" jawabku yang tak ingin merepotkannya
"Kalau nggak kuat jangan dipaksa dek, bilang aja sama kami tenang ada kakak Arthur yang siap membantumu ... Iyakan mas bro?" Sahut Arga yang asal ceplos sembari menggoda Arthur yang berjalan tepat didepanku
"Apaan sih kalau Lo mau ya gendong aja noh sendiri" jawab Arthur yang memukul kepala Arga dan membuat kami tertawa
Mereka ternyata lucu juga dan kini kami mulai akrab terutama dengan Arga dan Arthur.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore tapi, kami masih belum sampai ditempat tujuan. Bahkan, aku tidak melihat tanda adanya kehidupan disini tapi kenapa tadi kak Arthur bilang kalau "kemungkinan kita bakalan sore nyampe dirumahnya kakek" dan sekarang mana rumahnya kakek ....
"Udah masuk ashar nih Ar, kita shalat dulu atau gimana?" Tanya Syam pada Arthur
"Oh iy kita shalat aja dulu takutnya nanti nyampe dirumahnya kakek kemalaman" jawabnya sambil melihat arloji ditangannya. Kamipun meletekkan tas dan bersiap untuk shalat
"Kayaknya disini nggak ada sumber mata air Ar, gue udah coba cari tapi ngga nemu" sahut Kevin yang tadi pergi dengan Arga untuk nyari sumber mata air
"Tayamum aja" jawab Arthur.
/////
Setelah semuanya selesai melaksanakan shalat, kamipun segera melanjutkan perjalanan
"Masih kuat jalankan?" Tanya Arthur padaku dan ku jawab dengan anggukan
"Ekhmmm masa yang ditanya cuma Nayla kak?" Ketus Yani sambil menyenggol ku
"Ekhm kode keras itu mah dek, ahahaha" sahut Kevin tertawa lepas
"Apaan sih, gue tadi cuma mastiin aja kakinya masih sakit apa ngga" jawab Arthur
"Udah deh gendong aja kasian tu Nayla jalannya pincang ahahaha" sahut Arga menggoda
"Apaan sih kak, kaki ku udah ngga sakit udah ayok buruan jalan nanti keburu malam" jawabku mengalihkan pembicaraan Dan kamipun melanjutkan perjalan
////
Perjalanan kali ini sangat beda dengan perjalanan sebelumnya yang hanya ada keheningan, perjalanan kali ini penuh senda gurau dan canda tawa.
Tapi, tetap saja membuatku kembali bertanya-tanya karna kain merah yang terikat pada setiap pohon besar ... Ya, aku melihatnya kembali tapi kali ini aku sudah tidak kuat menahannya dan memberanikan diri untuk bertanya kepada Arthur.
"Kak Arthur!" Panggilku padanya yang berjalan tepat didepanku, dia berjalan selangkah dariku dan kami berjalan dibelakang sedangkan teman-teman yang lain berjalan duluan jadinya, mereka tidak mendengar percakapan kami.
"Iya kenapa dek?" Jawabnya sembari menoleh kearahku dan aku berjalan mendekatinya.
"Kak aku mau nanya, boleh?" Ucapku dan dibalas anggukan
"Kenapa setiap pohon besar disini diikat pake kain warna merah ya kak?" Tanyaku penasaran
"Kain merah? Maksud kamu?" Jawabnya dengan wajah terkejut
"Iya kain merah, kenapa sih kak kok kayak kaget gitu?" Tanyaku memastikan
"Emm engga, kita jalan pelan-pelan aja ya biar nggak kedengaran sama yang lainnya" sanggahnya
"Iya tapi kenapa?" Sahutku
"Maksud kamu kain merah yang terikat dipohon besar itu ... Kamu bisa ngliat itu?" Tanyanya memastikan
"Aduh kak, ngga mungkinkan aku nanya kalau ngga bisa liat lagian ya kain itu jelas banget kok pasti yang lain juga bisa liat" jelasku
"Ngga, mereka ngga bisa liat kain itu" jawabnya
"Maksudnya?" Tanyaku penasaran
"Ceritanya tu panjang tapi, aku ceritain keinntinya ya ... Jadi kain itu memang sengaja dipasang sama kakek agar tidak ada orang yang tersesat didalam hutan ini tapi, sayangnya semua kain itu telah ditutupi oleh makhluk tak kasat mata jadi hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihatnya. Apabila ada orang yang tersesat di hutan ini, mereka tidak akan pernah bisa kembali kecuali jika nasib mereka beruntung maka akan dapat petunjuk atau bisa melihat kain merah itu dan merekan bisa keluar dari hutan ini ..." Jelasnya
"Tapi kalau ngga ada petunjuk?" Tanyaku
"Ya apalagi kalau bukan mati dan dijadikan budak oleh bangsa setan" jawabnya santai
"Kok gitu? Memang sikakek ngga bisa nolong mereka yang tersesat disini?" Tanyaku
"Ngga tau juga sih tapi, beliau hanya bisa memberi petunjuk dan selebihnya dari diri masing-masing" jelasnya yang semakin membuat ku penasaran
"Kok kakak bisa tau?" Tanyaku penasaran
"Beliau adalah guruku dan dulu aku sering kesini mengunjunginya tapi semenjak aku kuliah, jadi jarang kesini" jelasnya
"Oww gitu, tapi kenapa aku bisa ngeliat kain itu? Padahal bukan indigo?" balasku
"Aku juga bingung dan ngga nyangka kalau kamu bisa ngliat itu, tapi firasat ku mengatakan kalau ada yang coba membantu mu masuk kedalam hutan ini dengan mudah" jelasnya
"Maksudnya dibantu sama hantu gitu?" Tanyaku penasaran dan hanya dibalas senyuman olehnya
Hantu, hantu lagi dan hantu aja seterusnya. Aneh deh hantu seperti apa sih yang ngebantu gue buat buka mata batin? Emang ada ya istilah kayak gitu, hantu yang membantu manusia buat membuka mata batinnya? ....
#######
Next-next ....😉
KAMU SEDANG MEMBACA
HUTAN BELAKANG SEKOLAH (End)
HorrorHoror_Petualangan🏕️👻 Sebuah cerita yang menggambarkan tentang misteri hutan belakang sekolah "Jangan ganggu rencanaku, atau nyawamu yang akan menjadi gantinya"😸seruan iblis yang membuat siapapun yang mendengarnya merinding. Diantara mereka harus...