Part 19 teror bulan purnama

44 14 0
                                    

Keadaan semakin menakutkan sekarang, sebab angin yang tiba-tiba berhembus kencang disusul oleh suara-suara brisik seperti keributan saat mengadakan pesta

"Woi suara apa itu? Apa pernikahannya sudah mau mulai?" Tanya Arga

"Udah fokus aja sama jalanan, kita lagi buru waktu" balas Kevin

"Ayo buruan Nay, bentar lagi nyampe" seru Ratih

//////

"Aku cuma bisa ngantar kalian sampai sini, pintu keluar itu ada dibalik pohon besar yang terikat kain merah ... Tempatnya ngga jauh dari sini kalian cari aja" jelas Ratih

"Kenapa kamu ngga ikut keluar bersama kami? Dan mayatmu sekarang ...."

"Udah, kamu ngga usah mikirin aku dan sekarang cepatlah pergi" balasnya

"Udah Nay, kita pergi sekarang ... Btw makasih ya Lo udah bantuin kami" seru Arthur yang langsung menarikku pergi

Apa yang sebenarnya terjadi dengan Ratih, kenapa dari wajahnya aku melihat kalau dia tengah merasa terpaksa, tersiksa dan ada sesuatu yang ingin dia sampaikan padaku namun tak bisa sebab aku harus cepat-cepat keluar dari tempat ini.

"Aku akan menemui mu dirumah kakek Nay!" Serunya yang membuatku meneteskan air mata.

Akhirnya kami menemukan pohon itu juga dan segera kami masuk kedalamnya ...

"Haa ... Apa ini? Rasanya seperti mimpi, kenapa tiba-tiba bisa ada dirumah kakek?" Gumanku

"Alhamdulillah akhirnya kita bebas" seru Kevin

"Jadi, sekarang kita mau ngapain?" Sahut Arga

"Rasanya kita belum benar-benar bebas dari hantu hitam itu, tapi kalian tenang aja ... Berhubung sekarang sudah malam, kita nginep dulu dirumah ini" jelas Arthur

///// Didalam kamar ....

Rasanya sedikit tenang saat melihat teman-teman ku akhirnya bisa bersama lagi

"Pi, Nopi ..." Seru Adel mencoba membangunkan Nopi dari pingsannya dengan menyipratkan air kewajarannya

Tak berlangsung lama, akhirnya Nopi sadar juga tapi ... "Kenapa dia?" Tatapannya kosong dan wajahnya berubah pucat, membuat kami yang berada didalam kamar sangat terkejut dan kebingungan

"Nay, Nopi ... Kok kayak mayat sih, apa Nopi udah meninggal?" Seru Adel terkejut saat melihat Nopi

"Husst, ngawur kamu" ketus Yani

Ada apa sebenarnya sama Nopi dan kenapa dia sangat pucat bak mayat. Saat hendak melihat lebih dekat, tiba-tiba dia bangkit dan mendorong ku hingga terbentur oleh dinding kayu rumah ini

"Arrghh ... Nopi, Lo kenapa? Sadar Pi" seruku

Melihat hal ini, Yani dan Adel segera menarik Nopi sedang Nia, dia masih terbaring lemah.

"Biarkan aku membunuhnya ... Haaarggggg ..." Seru Nopi yang membuat Yani dan Adel terlempar

"Kau sudah menggagalkan rencanaku! Jadi, aku ingin kau membalasnya dengan kematianmu ... Ahahahaha"

Ucapannya membuatku terbelalak saat kulihat bayangan hitam dibelakangnya
"Nopi ... Sadar"

"Hahahaha ... Biarkan dia pergi bersamaku atau ku ganti dengan nyawamu!!"

Ucapan itu, aku teringat akan ucapan Ratih yang sama tentang sebuah pergantian. Apakah ini tentang pergantian nyawa dibalas nyawa? ...

"Woiii, kalian kenapa lagi? Buka pintunya!" Seru Arthur dari luar yang mengetuk-ngetuk pintu kamar, lalu Yani mencoba membukanya

"Ngga, gue ngga akan mati dan ngebiarin Lo ambil Nopi" ketusku yang membuatnya marah dan mencekikku dengan kuat ...

"Nayla ..." Seru Arthur panik yang melihatku dicekik oleh Nopi alias iblis hitam itu

"Darah! Apa aku akan mati ditangan sahabat ku sendiri?" Tangisku pecah saat menatap Nopi yang dikendalikan oleh setan dan membuat luka dileherku kembali mengeluarkan darah, itu sangat menyakitkan.

Tak lama kemudian masuklah Syam dengan bacaan doa-doa, seketika Nopi teriak histeris dan semakin kuat mencekikku sampai aku tak bisa berkutik.

Syam tidak menyerah dan semakin keras melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Tak lama setelah itu, bayangan hitam itu lenyap dan membuat Nopi juga aku terjatuh lemah dengan darah dileherku







HUTAN BELAKANG SEKOLAH (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang