Teror

44 13 0
                                    

Sama seperti perjalanan sebelumnya, perjalanan kali ini terasa berat dan dingin apalagi sekarang ditambah dengan luka dileherku ... Itu sangat membuatku kesulitan.

Lagi-lagi aku dibuat bingung dan heran dengan keadaan disini sebab, munculnya kabut secara tiba-tiba.

Hal ini sangat membuat perjalanan kami terganggu karna pandangan yang tertutup oleh kabut

"Guys, tetap ikutin jalan gue sama Syam karna kita sekarang masih dialam ghaib" seru Arthur.

"Astaga Nia ..." Seru Kevin terkejut saat melihat Nia yang tiba-tiba memuntahkan darah dari mulutnya

Segera kami berlari menuju keNia kecuali Arga karna tengah menggendong Nopi dan aku yang tak bisa berlari sebab luka dileherku

"Yaampun Nia, Lo kenapa lagi sih" seru Adel sedih melihat keadaan Nia saat ini yang terbaring lemah dipangkuan Kevin

"Gimana nih, bentar lagi udah mau gelap dan waktu kita tinggal tiga jam lagi sebelum bulan purnama" sahut Arga yang menyandarkan tubuh Nopi dipohon

"Duh, jangan bikin tambah panik deh kak ..." Ketus Adel kesal

"Ya ngga gitu Del, Lo juga harus mikir sama keadaan Nopi ... Ya lu kan tau kalau sampai bulan purnama tiba maka Nopi bakalan dinikahin sama anak setan kalau kita ngga segera pergi dari sini" sahut Yani

"Udah-udah, kalian kenapa malah berantem lagi sih? Sekarang Lo bersihin dulu darah dimulutnya Nia, lalu kita segera keluar dari tempat ini dan Kevin nanti Lo gendong Nia ya?" Balas Arthur kesal.

//////

Akhirnya kami kembali melanjutkan perjalanan, sejujurnya aku sangat tidak enak dengan Arthur dan teman-temannya ... Karna aku dan teman-temanku sudah banyak menyusahkan mereka.

Rasanya sedikit tenang saat melihat kabut mulai menghilang tapi, "apa itu? Kak Syam, kenapa dia berjalan beda arah dengan kami?" Gumanku

Segera aku mengejar Syam yang kupikir dia tidak sadar dan terpisah dengan kami namun, belum sempat mengejarnya Arthur sudah menarik lenganku duluan

"Udah gue bilangkan tadi, jangan kemana-mana" serunya

"Iya tapi ..." Belum sempat bicara dia memotong pembicaraanku

"Syam? Lihat, dia selalu berjalan didepan dan selalu bersama kita ... Sadar Nay, jangan mudah terkecoh dengan hantu" jelasnya yang membuat ku terkejut dan bingung saat melihat Syam tengah berjalan didepanku

"Ha, ttaapi tadi ..."

"Udah ngga usah dipikir, sekarang tetap disamping ku dan fokus melihat kedepan" serunya yang ku balas anggukan pasrah.

///////

"Kita jalannya bener ngga sih kak? Perasaan dari tadi ketemu terus sama ni pohon tua, kita tu kayak muter-muter disini doang deh perasaan" ketus Yani yang membuat kami sadar akan ucapannya adalah benar

"Sepertinya jalan kita ditutup oleh hantu itu" balas Syam

"Jadi, sekarang kita harus gimana?" Sahut Arga

Hari mulai semakin gelap dan sekarang kami terjebak didalam hutan

"Nay ..." Seru Ratih yang tiba-tiba muncul didepanku dan sontak membuatku terkejut melihatnya

"Astaghfirullah ..." Teriakku terkejut dan membuat teman-teman ku bingung melihat tingkahku, kecuali Syam dan Arthur tentunya

"Nay, sekarang kalian harus cepat-cepat pergi dari tempat ini karna hantu hitam itu sudah mengetahui kalau kalian mau membawa Nopi pergi dan akan menggagalkan acara pernikahan anaknya" seru Ratih yang membuatku terkejut dan bingung

"Ya tapi gimana? Kami ngga tau jalan keluar dari sini" ketusku yang membuat lainnya menatap kearahku

"Lo ngomong ama siapa Nay?" Tanya Adel kebingungan

"Ha ... Duh gue harus ngomong apa nih sama mereka" gumanku

"Sekarang Lo tunjukkin jalan keluar dari tempat ini, Lo pasti taukan?" Sahur Arthur yang semakin membuat lainnya menatap keheranan

"Ini, kalian berdua Ngomong sama siapa sih?" Tanya Yani heran

"Nanti aja gue jelasin, sekarang ngga ada waktu dan kita harus segera pergi dari tempat ini sebelum hantu hitam itu datang lagi" jelas Arthur dan segera kami beranjak pergi dari tempat ini.

HUTAN BELAKANG SEKOLAH (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang