Dia bukan Nia

56 21 0
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul empat sore tapi, rumah kakek belum juga terlihat apa iya masih jauh? ... Tiba-tiba suasana sangat dingin dan "whusstt ...." Ada sesuatu yang menyambar ku

"Apa itu?" Gumanku

"Nay, Nayla"

"Ha, suara siapa itu? Kenapa parau sekali?" Gumanku merinding

Sontak aku teriak waktu kulihat ada sosok pucat yang muncul secara tiba-tiba didepanku "haaarrggghhhh" akupun terkejut dan langsung menutup wajahku

"Nay, Nayla Lo kenapa?" Tanya Adel dan lainnya yang langsung berjalan mendekati ku

"Ha, apa? Kok ngga ada?" Sahutku ketika membuka mata

"Apa sih Nay? Apanya yang ngga ada?" Tanya Yani penasaran

Tiba-tiba Nia teriak memberontak "aarrghhh ... " Dengan sigap Kevin, Arga dan Syam segera menenangkannya ... Tak lama kemudian Niapun pingsan dan segera Adel menolongnya.

"Nia kenapa kak?" Tanya Adel

"Kayaknya dia kesurupan, menurut Lo gimana Ar?" Tanya Kevin

"Iya dia kesurupan dan sepertinya dia masih saja diganggu sama makhluk itu" jelasnya

"Maksudnya?" Tanya Adel

"Semacam bayangan hitam" jawabnya

"Apa? Bayangan hitam? Gue kira Ratih yang ngrasukin dia" gumanku dalam hati

"Jadi, ini kita harus gimana? Rumah kakek masih jauh ngga sih kak? Ini udah mau magrib loh" sahut Yani

"Emm Arga berhubung lo kayaknya lagi fit nih, Lo gendong Nia ya? Rumahnya kakek ngga jauh kok bentar lagi kita nyampe" jawabnya

"Ha, apa Lo bilang gue harus gendong dia? Gendong tas aja gue udah pegel Ar " ucapnya

"Udah deh gue aja yang gendong ni anak tapi, Lo yang bawain tas gue ya Ga?" Sahut Kevin

"Ciee pahlawan kesorean, ahahaha" sahut Arga

"Bukannya gitu,cuma sekarang itu kita harus cepet-cepet nyampe rumahnya sikakek. Keburu malem ntar" jelasnya

Kamipun kembali melanjutkan perjalanan dengan Kevin yang menggendong Nia dan Arga yang membawakan tasnya serta aku yang masih berjalan pincang karna kakiku masih sakit.

/////#/////

Setelah sekian lama menempuh perjalanan, akhirnya kami sampai juga dirumah kakek yang entah aku sendiri tidak tau siapa kakek ini.

"Alhamdulillah, akhirnya nyampe juga" keluh Kevin ngos-ngosan dan segera meletakkan Nia ditangga depan rumah ini.

Rumah kakek nampak seperti tak ada penghuninya, dengan nuansa rumah panggung namun tidak terlalu tinggi dan nampaknya sudah berumur lama jadi terlihat ngeri bagiku.

"Assalammualaikum ... Mana orangnya Ar?" Ucap Arga dan Arthur hanya membalas gelengan kepala lalu pergi mengetuk pintu ...

Tak lama kemudian keluarlah sesosok pria tua yang menurutku berumuran 80an keatas dengan tongkat dan tasbih yang melekat ditangannya serta jubah putih yang ia kenakan.

"Assalammualaikum kek ... " Ucap kami bersamaan

"Waalaikumssalam mari masuk" jawabnya dan segera kami beranjak masuk kedalam rumahnya

Rumah ini, iya rumah ini persis sekali dengan pendopo ... Tidak banyak ruangan dan tidak ada kursi alias kami hanya duduk ditikar seadanya. Tapi, menurutku itu wajar sih karna beliau hanya sendirian didalam hutan ini dan kalaupun ada kursi siapa juga yang mau bertamu kemari serem abis.

Baru saja Arthur ingin menjelaskan maksud kedatangan kami kemari eh, ternyata sikakek sudah tau duluan
"Bagus deh, ngga usah repot-repot buat ngejelasin lagi hehehe" pikirku.

Ketika kami selesai beristirahat dan bercakap-cakap sebentar dengan kakek, kamipun para cewek-cewek dipersilahkan untuk masuk kedalam kamar sedangkan untuk cowoknya istirahat diluar.

Ketika tersadar bahwa Nia belum juga sadar, alias masih pingsan akupun berniat bertanya pada kakek. Tapi, belum sempat aku bertanya Adel sudah bertanya duluan

"Maaf kek, ini temen saya kenapa ya kok dari tadi belum sadar-sadar juga dari pingsannya?" Tanyanya

"Iya kek, tadi sebelum dia pingsan sempat kesurupan dihutan sana" sahut Yani mengangkat tangannya menunjukkan arah tempat kejadian.

"Owww dia sudah tidak apa-apa, tenang saja nanti juga sadar sendiri" jawab kakek santai dan langsung beranjak pergi entah kemana meninggalkan kami.

///////

Nb: Thanks ya buat yang udah baca
Jangan lupa vote dan suport terus cerita ini🤗🙂















HUTAN BELAKANG SEKOLAH (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang