Part 17

45 16 0
                                    

Kami sedikit tenang saat hantu itu telah hilang, segera aku mencoba membuka pintu dan Kevin mencoba mengeluarkan Arga dari dalam lemari sedang Adel membantu Yani dan Nia yang tengah pingsan

"Guys pintunya ngga bisa kebuka ni gimana?" Tanyaku bingung

"Udah, itu nanti aja sekarang lu cari Nopi dikamar itu" ucap Kevin menunjuk kesebuah kamar sembari berusaha mengeluarkan Arga dari dalam lemari

"Serem banget sih kamarnya" gumanku merinding sembari mencari Nopi kesegalah ruangan kamar ini sampai mataku berhenti pada seorang yang terbaring disamping meja kayu tua, ya itu Nopi segera aku berlari mendekatinya

Belum sempat mendekat, tiba-tiba aku dikejutkan dengan sosok hantu tadi yang muncul dari bawah meja ...

Aku terdiam sejenak saat hantu itu mendekat dan tepat berada didepan wajahku, karna mukanya yang busuk dan dipenuhi ulat-ulat dengan bau busuk itu membuatku muntah namun, aku mencoba menahannya.

Sepertinya usahaku untuk tidak muntah sia-sia sebab, aku tidak tahan dengan baunya dan memuntahkan seluruh isi perutku ... Sontak saja itu membuatnya marah dan melemparku hingga terbaring lemah disudut kamar

Rasanya aku sudah tak lagi berdaya tapi, aku tetap mencoba untuk melawan rasa takutku dan teriak meminta pertolongan sebisaku

"Ttoolong ... " Seruku lemah

Tak lama kemudian, muncul seorang pria yang membuatku sedikit tenang ... Ya siapa lagi kalau bukan Arthur

"Nay, Lo ngga papakan?" Tanyanya yang kubalas anggukan lemah

Entah apa yang Arthur lakukan dengan hantu itu yang terpenting, sekarang hantu itu sudah hilang dan segera dia mendekati ku

"Lo ngga papakan?" Tanyanya panik melihatku terduduk lemah

"Iya, tolongin Nopi kak" balasku

Tak lama kemudian Syam masuk dan segera menyuruh kami untuk keluar kamar

"Kak Nopi!" Seruku

"Sekarang Lo keluar dulu, biar gue yang nolongin Nopi ... Arthur Lo bawa dia pergi sekarang" balasnya dan segera Arthur membawaku keluar kamar

"Ada apasih kak?" Tanyaku pada Arthur

"Nopi itu masih dikendalikan oleh sosok hitam yang selalu merasuki Nia, makannya Syam mencoba melepas ikatan itu" jelasnya yang membuat ku paham

Tak berlangsung lama setelahnya terdengar suara teriakan Nia
"Nia kenapa kak?" Tanyaku

"Udah Lo tenang aja ya" jawab Arthur

Akhirnya Syam berhasil menolong Nopi dan keluar bersamanya
"Sekarang kita harus cepat keluar dari rumah ini" pintanya yang membuat ku bingung

Saat tengah berjalan keluar, tiba-tiba saja pintu tertutup keras
"Astaga gimana ini, ngga bisa dibuka Bray" seru Kevin dan Arga yang mencoba membuka pintu

Angin berhembus kencang disusul dengan suara hantu tadi
"Ahahaha ... Beraninya kau mengambil calon pengantin ku" serunya yang membuatku begidik ngeri

Syam yang melihatnya segera menurunkan Nopi dari gendongannya dan segera membacakan doa-doa dibantu dengan Arthur

Lagi-lagi Nia selalu saja kerasukan dan segera Adel dibantu oleh Kevin dan Arga mencoba menyadarkannya sedangkan aku dan Yani bersama Nopi yang tengah tak sadarkan diri

"Astaghfirullah Nia!" Seru Adel terkejut saat melihat Nia mengeluarkan gumpalan darah segar dari mulutnya

"Ha, Yan Lo tolong jagain Nopi bentar gue mau coba buka pintu ini"

Seperti sebelumnya, usahaku gagal lagi ... Saat tengah menyandarkan dirikepintu tiba-tiba muncul tangan tepat dileher ku dengan kuku hitam panjangnya itu sontak membuat ku takut dan bingung

"Astaghfirullah, yaallah tolonglah kami ..." Gumanku ketakutan

Yani yang melihat keadaanku tidak bisa berkutik, seolah dia dibuat tak berdaya

"Ttooloooongg" teriakku, sontak aku terlempar mengenai dinding kayu rumah ini

"Nayla ...." Teriak Arthur yang melihatku terjatuh

Tiba-tiba tangan itu muncul mencekikku lagi dan membuat ku melayang

"Arrghhhh ...!" Seruku yang hampir tak bisa bernapas

"Kevin, Lo bantuin Syam gue mau nylametin Nayla" seru Arthur

Aku semakin tak berdaya karna cekikannya, rasanya sia-sia walau aku sudah mencoba sekuat tenaga untuk melepaskan tangannya dari leherku.

Kulihat Arthur tengah mencoba menolong ku dan entah apa yang dia lakukan tiba-tiba tangan tadi menghilang namun, ... "Argghh" aku terjatuh dan "apa ini darah?" Pikirku

Arthur yang melihatku langsung mendekat dan menolongku

"Darah! Lehermu berdarah" serunya sembari memangku ku dan hanya kubalas anggukan lemah

Arthur mencoba mencari kain yang nantinya diikatkan pada leherku agar darah ini tidak mengalir terus.

"Lo harus kuat ya Nay, gue selalu ada buat lu" serunya khawatir dan sempat menjatuhkan air matanya

"Apa ini, seorang Arthur yang dingin dan sok cool kini tengah nangis?" Gumanku dalam hati yang membuatku sedikit tenang dan terharu karna melihatnya peduli denganku

"Gue ngga papa kok, don't be sad ... Sekarang you bantu kak Syam ya" pintaku lemah padanya

///////

HUTAN BELAKANG SEKOLAH (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang