Part 10

57 22 0
                                    

Setelah kami semua selesai membersihkan diri dan shalat Magrib berjamaah, aku dan temanku kembali masuk kedalam kamar berniat untuk beristirahat sejenak sambil menunggu waktu isya. Tapi, itu semua hanya ekspetasi saja karna tiba-tiba ada suara ketukan dari luar
"Tok ... Tok tok ..."

"Siapa?" Tanyaku

"Ini gue Arga, kalian keluar gih kita mau rapat bentar diluar ... Buruan lama gue dobrak nih" sahutnya

"Iya iya sabar napa" sahut Yani dan kamipun beranjak keluar lalu duduk diatas tikar.

Seperti biasa, Arthur memulai agenda rapat pertama kali ini ... Sebut saja begitu. Diapun menjelaskan apa-apa saja yang akan kita lakukan disana dan apa-apa saja yang tidak boleh dilakukan serta caranya agar Nopi cepat ketemu dan kami bisa melaksanakan tugas sejarah dengan lancar ....

////

Percakapan kami akhirnya selesai dan memutuskan untuk berangkat besok pagi, semuanya kembali kegiatan masing-masing termasuk Yani,Nia,dan Adel yang kembali masuk kedalam kamar, Kevin dan Syam yang nampak asik cerita, Arga yang tengah sibuk membaca buku ditangannya dan Arthur yang entah pergi kemana sedangkan aku yang lebih memilih untuk duduk di teras rumah cari-cari angin ....

Malam ini sangat dingin, terlebih sekarang tengah berada ditengah hutan yang rimbun dan gelap untungnya rumah ini dikelilingi obor oleh kakek jadi, khusus area rumah lumayan terang.

"Tapi, daritadi aku belum melihat kakek apa mungkin dia sudah tidur?" Gumanku diluar merasakan angin yang berhembus seolah menembus tulangku

"Nay, Nayla" sapa seorang yang tengah duduk di sampingku dengan baju SMA lusuh dan wajah pucatnya yang khas, ya siapa lagi kalau bukan Ratih

"Ha, Ratih? Kok kkaamu?" Tanyaku terkejut karna tak percaya bisa ketemu sama dia lagi

"Syukur deh kamu sekarang udah ngga takut nglihat aku lagi" ucapnya dengan senyuman

Sebenarnya aku masih takut dan ngga percaya aja, aku bisa ngeliat dan Ngomong sama orang yang udah meninggal itukan aneh.

"Kamu masih khawatir soal hari esok ya?" Tanyanya

"Ha, emm aku bingung aja dan jujur sekarang aku takut banget kalau sampai kami ngga selamat dan ngga bisa keluar dari hutan ini" jawabku sembari merenungi nasib

"Udah kamu tenang aja, ngga usah khawatir Nopi disana aman kok ... Dia udah dijaga sama kakek" ucapnya dengan senyuman khasnya itu yang semakin membuat ku merinding

"Kakek? Kakek pemilik rumah ini maksudnya?" Tanyaku dan dibalas anggukan lemahnya

"Tapi, kamu tau darimana? Terus kenapa kamu atau kakek ngga nolongin Nopi atau bawa Nopi kerumah ini?" Tanyaku dengan rasa penasaran

"Hmmm, ngga semudah itu Nay ... Semuanya harus ada pertukaran" jelasnya yang semakin membuat ku penasaran

"Maksud kamu?" Tanyaku melirik kearahnya

"Ngapain dek sendirian disini malam-malam?" Tanya seorang pria yang tiba-tiba muncul dari balik pintu dan sentak membuatku sedikit terkejut lalu melirik kearahnya. Ya, dia lagi dia lagi ... Siapa lagi kalau bukan Arthur pastinya.

"Duh, kirain siapa ngagetin aja" jawabku kesal

"Ya habisnya daritadi gue liatin nglamun aja kenapa ha?" Sahutnya

"Ha, ini tadi lagi bii ... " Belum sempat bicara tenyata Ratih udah ngilang gitu aja dan sekarang ngga mungkinkan bilang sama Arthur kalau aku habis Ngomong sama orang yang udah meninggal.

"Kenapa?" Tanyanya yang beranjak duduk disamping ku

"Owhh ahahaha, ngga itu apa anu aja mau nyari angin gitu soalnya didalam pengap" jawabku sedikit gugup

"Udah ngomong aja ngapa sih? Lo itu ngga bisa bohongin gue, siapa tadi perempuan yang Lo ajak bicara?" Ketusnya yang semakin membuat ku bingung harus menjawab apa

"Duh, kenapa ngga kepikiran daritadi sih kalau diakan indigo ... Yaelah bego amat sih Lo Nay" gumanku dalam hati

"Kok malah nglamun?" Tanyanya yang semakin membuat ku bingung

"Ha, owww ngga kak itu loh ... Btw sekarang udah pake bahasa nonformal ya hehehe cepet amat akrabnya biasanya juga adek kakak atau aku kamu" jawabku mencoba mengalihkan pembicaraan

"Ha, masa sih? Perasaan sama aja deh" jawabnya

"Emm ngga lah tapi, ngga papa sih kak biar tambah akrab dan ngga canggung gitu kan?" Ucapku

"Iya sih, lagian juga lebih enakan kalau bicara pake bahasa sehari-hari ya" jawabnya

"Iya, owh iya kak sikakek mana ya kok dari tadi ngga kelihatan?" Tanyaku penasaran

"Oww kakek, mungkin lagi pergi ya biasalah ... Udah malam nih, kamu masuk gih tidur kan besok kita mau masuk hutan lagi jadi besok harus fit" jawabnya dan kamipun beranjak masuk kedalam rumah

Arga yang melihat kami masuk bersama kembali meledek seperti biasanya
"Cieeee ... Wah malam-malam darimana aja nih" sahutnya yang sedikit membuatku geram

"Napa lagi sih, ha? Dah tidur sana besok kita harus bangun pagi" seru Arthur

Tiba-tiba terdengar suara jeritan dari dalam kamar dan nampak Adel yang berlari keluar kamar

"Guys tttolong ... Gawat siNia dia ... Mau bunuh Yani" ucapnya dengan nada ketakutan dan segera kami semua masuk kedalam kamar ... Dan benar saja saat ini Nia tengah mencekik leher Yani

HUTAN BELAKANG SEKOLAH (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang