Part 20

47 15 0
                                    

Dengan sigap Yani dan Adel juga Arthur menolong kami
"Astaga Nay, luka dilehermu semakin parah" seru Yani sembari mengobati lukaku.

///////

"Nay ... Nayla ... Nay, tolong aku ...."

Sontak aku terbangun dari tidurku dan ..."ternyata hanya mimpi" ku lihat jam diponselku ternyata masih pukul empat malam

Ketika hendak melanjutkan tidur, tiba-tiba suara itu terdengar lagi. Aku mencoba bangun dan mencari sumber suara itu

Kulihat teman-teman ku semuanya tertidur pulas, begitu juga dengan Arthur dan lainnya. Saat hendak masuk kedalam kamar, terdengar suara tangisan dari luar

Saat ku buka pintu, terlihat gadis dengan baju SMAnya tengah duduk di teras
"Ratih? Ngapain dia nangis disini?" Gumanku

Aku mencoba mendekatinya, jujur saja masih ada rasa takut yang terselip dihatiku sebab, dia adalah hantu.

"Aku tau kamu menemui ku Nay" serunya

"Kkkkaamu kenapa?" Tanyaku ragu

"Kamu dan teman-temanmu akan pulang besokkan? Aku datang kemari ingin menemui dan menceritakan semuanya apa yang telah terjadi" jawabnya

"Iya, apa itu?" Balasku

"Jadi, sebenarnya hantu hitam itu ... Adalah Simbok Nay" jawabnya yang membuat ku terbelalak terkejut mendengarnya

"Apa? Maksudnya ..." Seruku memastikan

"Iya, jadi ceritanya dulu Simbok itu punya anak cowok satu-satunya namanya Aldo. Dia dulu satu sekolah denganku dan menyukaiku, seiring berjalannya waktu Simbok mengetahuinya lalu menemui ibuku dan berniat meminang ku untuk anaknya Aldo. Tapi, aku menolaknya karna alasan tidak menyukainya dan mungkin karna perkataanku yang membuatnya jadi sakit hati sehingga ketika aku baru pulang sekolah, ibu memberitahu ku kalau Aldo bunuh diri dan menyuruhku datang kerumah Simbok untuk memastikan apakah itu benar dan aku menurutinya ... Sesampainya disana, kupikir Aldo hanya bercanda tapi nyatanya dia memang bunuh diri dan membuat simbok marah padaku lalu, menarikku masuk kedalam rumahnya dan membunuhku. Aku sendiri masih tidak percaya kalau aku mati lantaran menolak untuk menikah ... Simbok sempat ketakutan waktu itu dan segera membuang jasadku kedalam hutan ini, sejak saat itu dia sangat marah karna melihat kematian anaknya lalu mencoba bersengkokol dengan iblis ... Sebagai bayarnya dia mengorbankan nyawanya dan kini bangkit dengan sosok hantu hitam yang selalu meneror kalian. Dia mencoba mengurungku dihutan ini dan tetap bersikeras untuk menikahkan kami ... Tapi, suatu ketika aku ditolong oleh kakek pemilik rumah ini dan dengan bantuan kakek Simbok tidak bisa menggangguku lagi ..." Jelasnya yang membuat ku terharu mendengarnya

"Tapi, kenapa dia menginginkan Nopi? Dan selalu mengganggu Nia? Tanyaku memastikan

"Karna Nopi dan Nia dulu waktu mereka pergi pas dirumahnya pak Bardi telah mengambil kalung pernikahan milik Aldo yang aku buang dan mereka temukan dihalaman rumahku ... Kalung itu dipakai oleh Nopi dan masih disimpan olehnya" jelasnya yang membuat ku merinding dan mengerti akan maksudnya

"Jadi, hantu itu akan terus bersama Nopi sampai dia membuang benda itu?" Tanyaku memastikan

"Iya Nay, sebelum kamu pergi, pastikan Nopi membuang kalung itu dan ..." Jawabnya menggantung

"Dan apa?" Tanyaku penasaran

"Apa aku masih bisa meminta bantuanmu untuk terakhir kalinya?" Balasnya membuatku tercengang

"Apa itu, katakan saja?" Seruku

"Tolong bawa jasadku pulang agar aku bisa dimakamkan dengan tenang Nay, dan satu lagi ... Tolong berikan surat ini kepada ibuku" pintanya sembari menyerahkan sebuah kertas terlipat rapi kepadaku

"Tapi, jasad mu ada dimana?" Tanyaku mengambil surat darinya

"Ikuti aku ...."pintanya dan tanpa berpikir panjang, aku segera mengikutinya dengan bantuan senter ponselku ini.

Meski aku sudah tau dan sadar kalau kini tengah jalan dihutan malam-malam dengan hantu, tetap saja membuatku sedikit takut tapi tetap berpikir positif dan yakin saja.

"Tapi, tempat apa ini?" Gumanku saat sadar kalau tempat ini terasa asing oleh ku sebab, baru tau kalau didalam hutan ini ternyata ada dua bangunan yang menyerupai candi

"Bangunan apa ini Ratih?" Tanyaku penasaran

"Ini adalah sebuah tugu dan dulunya dijadikan sebagai tanda kalau kita akan memasuki desa Sirep" jelasnya berhenti sejenak

"Desa? Tapi kenapa tampak seperti hutan biasa dan tidak ada rumah satupun disini" tanyaku memastikan

"Desa itu sudah hilang ratusan tahun lalu dan yang tersisa kini hanya tugu ini saja ... Tapi, kamu tak bisa masuk kedalam" jelasnya

"Kenapa? Bukannya kita mau menemukan jasad mu didalam?" Tanyaku penasaran

"Sebab, siapapun manusia yang masih hidup melewati tugu ini pada malam hari atau dalam keadaan gelap gulita alias tidak ada mata hari, maka dia tidak akan pernah kembali lagi" jelasnya

"Tapi kenapa?" Tanyaku lagi

"Entahlah, aku juga tidak tau soalnya hanya seperti itu yang dikatakan kakek" jawabnya

"Kakek? Apa kamu sering bertemu dengan dia?" Tanyaku memastikan

"Iya, jika aku dalam bahaya pasti kakek selalu menemuiku apalagi jika bertemu hantu hitam, pasti dia selalu menolong ku" jawabnya

"Sebenarnya kakek itu siapa?" Tanyaku penasaran

"Dia dulu adalah pemilik padepokan disini tapi, karna tempatnya yang didalam hutan ... Banyak warga yang takut belajar dengannya dan hanya sedikit muridnya termasuk Arthur dan Syam" jawabnya

"Jadi Syam juga muridnya kakek, aku pikir hanya Arthur saja" gumanku

"Iya, makannya mereka tau seluk beluk hutan ini dan semenjak kakek meninggal, para muridnya telah melupakannya dan pergi entah kemana ... Yang ku tau hanya tersisa Syam dan Arthur" balasnya

"Memangnya apa saja yang dipelajari mereka?" Tanyaku

"Banyak, termasuk ilmu bela diri dan kebatinan" jelasnya yang membuat ku paham

"Owh iya, apa kamu tau sebenarnya yang dibelakang rumah kakek itu apa? Semacam gapura gitu dan aku sering lihat Arthur juga Syam selalu duduk disana tapi, anehnya ketika aku bertanya sama temanku, Kevin dan yang lainnya ... Mereka tidak melihat adanya gapura disana" balasku

"Jadi, kamu bisa liat gapura itu?" Tanyanya menatapku

"Iiyaa ... Aku sendiri juga bingung Ra, kenapa teman-temanku yang lain ngga bisa liat itu dan sekarang aku merasa kalau punya ilmu kebatinan gitu" jelasku

"Itu makam kakek, sebenarnya aneh sih denger kalau kamu bisa liat gapura itu ... Sebab makam itu memang sengaja disembunyikan dan yang bisa ngliat hanya murid-muridnya" ketusnya

"Hmm, kenapa disembunyikan?" Tanyaku penasaran

"Karna dulu, makam itu sering dikunjungi oleh orang-orang yang tidak berakal. Masa ziarah kubur sambil minta-minta kekayaan dan tak sedikit juga yang membawa sesajen, makannya kakek merasa terusik dan meminta murid-muridnya untuk menyembunyikan makannya" jelasnya yang membuat ku paham.

"Oh iya, kalau tentang kain merah yang diikatkan disetiap pohon besar itu ... Apa kamu tau sebenarnya kenapa?" Tanyaku penasaran

"Itu dulunya dibuat agar jika ada orang yang masuk kehutan tidak tersesat namun, kini semuanya hilang dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihatnya sebab hantu hitam itu" jelasnya

Sangking asiknya kami bercerita, aku sampai tidak sadar kalau sekarang sudah pukul 05.30 pagi.
"Sudah hampir pagi, tolong antar aku kembali kerumah kakek" pintaku.

////////

HUTAN BELAKANG SEKOLAH (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang