2. Ai

5.9K 383 8
                                    

Awal mula sakit hati itu karena terlalu percaya diri.

🍧🍧🍧

Mencintai dalam diam itu tidaklah mudah. Seperti Ali bin Abi Thalib yang dua kali merasakan sakit ketika mengetahui kedua sahabat Rasulullah, yaitu Umar bin Khatab dan Abu bakar As Sidiq yang sangat dekat Rasulullah dan agamnya kuat meminang Fatimah Az-Zahra, putri tersayang Rasulullah. Saat itu Ali sudah pasrah terhadap cintanya, karena ia merasa tak pantas dan jauh bila di bandingkan dengan kedua sahabat Rasulullah itu. Namun, kekuatan doa yang selalu ia panjatkan pada Allah Aza wa jalla yang akhirnya menyatukannya dengan Fatimah Az-zahra dalam sebuah ikatan halal bernama pernikahan. Kisah mereka adalah kisah cinta paling mulia di mata Allah, kisah cinta bertali doa.

Aku pun merasakan baper yang luar biasa ketika mengetahui kisah cinta dalam diam itu.

Kisah yang tak kalah mengagumkan juga di miliki Rasulullah SAW bersama Aisyah Ra, meskipun berbeda usia cukup jauh tapi rasa cinta dan keromantisan dalam rumah tangga selalu mewarnai kisah cinta keduanya. Bahkan Rasulullah memiliki panggilan khusus untuk Aisyah Ra yakni Humairah yang artinya kemerah-merahan.

Sangat sweet dan membuatku menginginkan kisah cinta penuh keromantisan. Cinta yang di landasi oleh kecintaan kita pada Allah.

Apakah masih ada kaum ada seperti keduanya? Yang memuliakan wanita dan memperlakukannya dengan begitu romantis. Bahkan kisah cinta Romeo and Juliet atau Jack and Rose tak akan mampu menandinginya.

Aku selalu memimpikan agar dapat di pertemukan dengan kaum ada yang memiliki sedikit sifat dari keduanya. Walaupun kecil kemungkinannya di jaman seperti ini, tapi aku yakin entah di belahan bumi mana pasti ada satu saja kaum ada yang memiliki sifat seperti itu. Dan semoga saja kaum adam itu adalah jodohku, imam yang akan memimpinku dalam ibadah terlama yang bernama pernikahan.

Hingga ... doaku terwujud aku di pertemukan dengan sosok pemuda tampan dengan kepribadian yang begitu lembut dan tutur katanya sopan serta sangat menyayangi wanita yang telah melahirkannya-ibunya.

Dia adalah Gibran Abiyyu Dirgantara, anak pertama Om Ken yang sangat rajin, baik hati dan ibadahnya Masya Allah. Setiap hari aku memerhatikannya tak pernah bolong sholat berjama'ah di masjid dekat rumah saat libur dari pesantren. Pernah sekali aku mengikuti Baba dan Bang Azka untuk sholat di masjid, meskipun sebenarnya Baba agak berat mengizinkannya waktu itu.

Ketika aku sampai di halaman masjid kala itu, aku memelankan langkahku saat suara azan yang biasa kudengar samar-samar dari rumah kini jelas terdengar di indera pendengaranku. Masya Allah, aku terhanyut dalam lantunan azan itu sembari menjawabnya dengan air mata yang berlinang. Suaranya menggetarkan jiwa sampai menyentuh kalbuku.

Waktu itu aku yang tengah libur dari pesantren, berjalan-jalan di sekitar rumah hingga melewati sebuah sekolah SMA yang berada di komplek seberang jalan dekat kedai es krim. Siang itu aku yang pulang agak terlambat sehabis membeli es krim, memutuskan untuk berhenti di dekat masjid Al-Huda yang berada di dekat sekolah itu lalu menunaikan sholat dzuhur. Masjid itu masih bagian dari gedung sekolah, namun masjid itu juga terbuka untuk umum.

Bersamaan dengan masuknya aku ke pelataran masjid, beberapa anak berseragam SMA pun masuk. Alangkah terkejutnya aku ketika mendapati, Kak Gibran juga ada di antara mereka. Dia terlihat paling menonjol di antara yang lainnya, wajahnya sangat menawan. Dengan semangat aku mengambil air wudhu, lalu mengambil shaf bagian depan bersama para siswi SMA dan juga beberapa guru. Dari balik satir, aku memerhatikannya dalam diam. Mengamati setiap gerak geriknya tanpa dia ketahui.

Dia adalah lelaki yang kuharapkan akan menjadi imam dalam sholat ku nantinya. Berharap dapat merajut masa depan yang indah dalam mahligai rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warahmah.

Imam Rahasiaku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang