FOLLOW SEBELUM BACA
(user32566954)SORE hari setelah Sienna dan Nadia pulang dari tempat les privat, mereka berdua berjalan berdua, es campur berada dalam genggaman Sienna, menghilangkan rasa hausnya yang berjalan dari tempat les ke rumahnya.
"Gue nggak sabar Na, ntar kalau gue bener bener lanjut kuliah ke Korea, yuhuu, ketemu suami-suami gue cuy, yahaha"
Nadia memutar bola matanya jengah, "Iya deh iya, ketemu suami lo, hmm, semuanya aja lo akuin punya lo"
"Halo... Wihh, cantik bener bro, siapa namanya?" Goda segerombolan anak laki-laki yang tengah nongkrong di pinggir jalan, Sienna dan Nadia sangat malas meladeni mereka.
"Iya, cantik sih, tapi sayang, suka Korea" timpal salah satu dari mereka.
"Dih, najong, dipikir situ ganteng" gumam Nadia kesal.
Sienna yang mendengar itu, berhenti sebentar, ia tersenyum lebar, berusaha menunjukkan senyum terbaiknya "Iya... Situ juga ganteng, tapi sayang, mulutnya busuk" Semprot Sienna lalu melanjutkan jalannya, jika umumnya cewek yang melihat banyak laki-laki nongkrong, maka mereka akan putar balik karena malu, Sienna tidak, untuk apa menghindari mereka, memangnya mereka siapa.
Ia juga sangat sensitif jika menyangkut hal kesukaannya, ia seorang fangirl, sangat tidak suka jika ada yang menjelekkan hal favoritnya, apalagi jika itu menyangkut biasnya.
"Gue duluan ya, hati-hati lo" ucap Nadia begitu mereka sampai di pertigaan jalan, Nadia belok ke kanan, sementara Sienna ke kiri.
"Iya, lo juga"
Dengan semangat, Sienna terus menyeruput es campurnya yang tinggal setengah, terasa sangat segar begitu es melewati tenggorokannya yang terasa kering.
"Heh, tumben lo jalan kaki?" Tegur Renio melihat Sienna yang berjalan santai ke rumahnya.
Sienna menoleh "Gue mah kalau pulang les emang jalan kaki kali, nggak jauh-jauh amat"
Renio meletakkan selangnya yang ia gunakan untuk menyiram tanaman, mematikan kran air, lalu menghampiri Sienna.
"Nggak capek?"
Sienna mengusap keringat di dahinya "Capek sih, tapi lebih suka jalan, lagian nggak sendirian, sama Nana"
"Ohhhh, Sien, ntar malam mau keluar?" Pertanyaan Renio membuat Sienna mengangguk antusias.
"Iya iya mau, kemana?"
"Dinner"
"Sip, samperin loh gue"
Renio tampak berpikir "Gue harus jemput Luna tapi"
Ekspresi Sienna berubah, jika tadi ia sangat antusias, maka sekarang ia murung, apa boleh ia kecewa sekarang?
"Iya udah, lo pergi berdua aja ya sama dia, gue baru inget, ntar malam gue harus pergi"
Renio langsung terlihat kecewa, karena sebenarnya ia ingin mempertemukan Sienna dan Luna agar mereka bisa lebih dekat.
"Mau kemana sih?"
"Gue mau ke rumah Berliana, kan mau ultah dia, gue di suruh ke rumahnya ntar malam" ucap Sienna berbohong, sebenarnya malam ini ia berencana akan di rumah saja, tapi ia bisa mengunjungi rumah temannya nanti malam, lagi pula memang akan ada acara di rumah Berliana, tidak ada salahnya ia main-main ke sana.
"Ohhh, ulang tahun tuh anak? Ya udah deh, lain kali bisa kan?"
Sienna mengangguk lalu pamit pulang ke rumahnya, seharian ini ia sangat lelah, padahal ini hari Minggu, walaupun begitu, ia ada kegiatan les yang membuat jam istirahatnya berkurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat (Musuh/Cinta?) || END
Teen FictionTemen? Bukan, sahabat mungkin lebih tepat buat julukan dia. Iya dia, sahabat gue dari kecil. Sahabat yang selalu jagain gue, dia lebih dari sosok sahabat bagi gue, dan ketika gue mulai berani naruh perasaan sama dia, gue harus berani ambil resiko. ...