🍃Enam belas

862 43 5
                                    

FOLLOW SEBELUM BACA
(user32566954)

Sienna masih belum sepenuhnya sadar dengan apa yang ia alami sekarang, itu tadi? Apa benar Renio yang berkata?

"Ren lo..." Sienna tidak melanjutkan kalimatnya, ia yakin Renio hanya bercanda.

"Ha-ha-ha, lo bercanda kan?" Sienna tertawa garing, ia tidak tahu harus berbuat apa.

Renio mengalihkan pandangannya ke arah samping kaca mobilnya, mengindari bertatap muka dengan Sienna.

"Ren?"

Renio hanya diam, diamnya dia justru membuat Sienna sadar sekarang, Renio serius.

Sienna mengangguk, ia sadar Renio serius.

"Ya udah, gue turun sini aja" Sienna membuka pintu mobil lalu keluar dari mobil Renio.

Sienna berjalan menjauh dari mobil Renio, ia akan mencari taksi, tidak mungkin ia berjalan untuk melanjutkan ke sekolahnya, jaraknya masih jauh.

Secara tiba-tiba, tangan Sienna ditarik ke belakang hingga wajahnya menyentuh dada bidang milik seseorang yang belum Sienna sadari itu siapa, bahkan ia sangat terkejut ketika tangannya tiba-tiba ditarik ke belakang.

Sepasang tangan milik lelaki tersebut mendekap Sienna di dalam pelukannya, mengunci tubuh kecil Sienna agar tetap menempel di tubuhnya.

"Enak dikerjain? Hmm? Mau lagi?" Sienna sadar, siapa lagi pemilik suara ini kalau bukan...

"Njir, Ren! Lo bohongin gue ya?! Aishhh, kampret lu" Sienna meronta di dalam pelukan Renio, tangannya berusaha memukul dada lelaki di hadapannya sekarang.

"Eh eh, jangan dipukul Sien, ntar kalo gue mati ditempat gimana?"

"Bodoamat, kalo lo mati ditempat ya gue ngakak ditempat" sahut Sienna begitu pelukan sudah terlepas.

"Helehhh, sosoan mau ngakak kalo gue mati, gue ngomong kayak tadi aja udah panik kan lo tadi? Ciee, takut kehilangan gue ya? Uluh uluhh,, anak babi ini melas beut mukanya tadi, tau gitu gue foto tadi, nyiahahah"

"Ishhh, lo nyebelin banget sih, sana sana lo! Ke tengah jalan aja, biar ketabrak truk aja mampus" Sienna berbalik badan lalu berjalan ke mobil Renio dengan senyum yang tertahan.

Renio ikut berjalan ke mobilnya lalu masuk dan duduk di bangku kemudi.

"Nggak enak kan dikerjain? Makanya jangan suka ngerjain orang!"

Sienna tetap diam, ia harus menerapkan ngambek mode on sekarang.

"Lo ngambek coi?" Tanya Renio melempar tissue di dashboard mobil ke arah Sienna.

Sienna hanya diam, Renio semakin bersemangat untuk menggoda Sienna, sampai nangis kalau perlu.

"Eh lo ngambek? Gue jadi ngeri anj*ng" canda Renio.

"Kok masih diem? Lo masih idup kan?" Sienna tetap tidak mau menjawab candaan Renio.

"Beliin seblak mau?" Tawar Renio mencoba membujuk Sienna.

Sienna tetap diam, pandangannya lurus ke depan, sedikitpun tidak mau menoleh, ia meyakinkan diri untuk tidak tergiur dengan bujukan Renio.

"Batagor? Mie ayam? Bakso? Martabak? Kebab? Uhhh, itu bikin ngiler sumpah, yakin lo gak mau?" Goda Renio tetap berusaha membujuk cewek ngambekan di sampingnya ini.

"Gue hitung sampai ke-tiga kalau nggak mau ngomong hangus semua loh penawaran gue, yakin mbaknya gak mau? Tidak didapatkan di tempat lain loh mbak, penawaran menarik ini datang hanya sekali"

Sahabat (Musuh/Cinta?) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang