FOLLOW SEBELUM BACA
(user32566954)"KAKAK!"
Alea dengan pakaian renangnya menghampiri Alvian, Dean dan Sendy yang tengah berenang di kolam.
"Alea stop jangan—"
Byurrr
Terlambat. Belum sempat Alvian melarang Alea untuk terjun, bocah itu lebih dulu mencebur ke dalam kolam yang dalamnya dua meter, terlalu dalam untuk bocah seumuran Alea.
Melihat sang adik tenggelam, atas inisiatif sendiri Dean berenang menghampiri Alea.
"Alea!"
Uhukk uhukk
"Kakak, dingin, hiks," Alea menangis dalam dekapan Dean, tangan mungilnya memeluk leher sang kakak dengan erat.
Alvian dan Sendy yang panik pun ikut menghampiri Alea dan Dean.
"Ya ampun Alea, kamu nggak papa? Hmm?"
Dean menghujani ciuman di wajah Alea yang ketakutan, ia membawa Alea ke tepi kolam lalu menundukkan di sana.
"Kak basah, hidung Ale ada ailnya, hiks," Alea memegangi hidung mungilnya dengan ketakutan.
"Alea kamu nyedot air?" Panik Dean.
Alea mengangguk masih terisak, "Alea hidungnya kemasukan ail, hiks, upilnya Alea jadi basah kak,"
Sendy, Alvian, dan Dean saling pandang, menahan tawa mendengar penuturan Alea yang sedikit, umm, bego.
"Ya ampun kasihan upilnya!!" Teriak Sendy histeris, hanya bercanda sebenarnya.
"Hayoloh Ale, kamu udah siksa upilnya, kasihan upilnya kedinginan," Dean ikut-ikutan gila pemirsa. Pecinta upil dia sepertinya, terlihat sangat tidak rela terjadi sesuatu dengan benda kecil itu.
"Alea, kalau di air ya jangan nafas dong, jadinya kemasukan air, sakit kamu nanti," ucap Alvian mengelus rambut panjang Alea, hanya dia di sini yang waras, ini yang bener, adiknya ditenangin, dikhawatirin, bukan malah upilnya.
"Ya ampun adek gue .... Gobloknya natural," greget Dean, sontak ucapannya membuat Alvian menatapnya sinis.
"Sekarang, kamu ke dalam, minta tolong sama mama gantiin baju kamu, okey?"
Alea mengangguk paham, ia berdiri lalu berlari ke dalam.
"Mamaa! Hidungnya Alea ada ailnyaa!" Teriak Alea histeris sambil menangis.
Sendy, Alvian dan Dean saling pandang, lalu mengusap wajahnya masing-masing, gemas sendiri mereka.
***
"Mama, kok masak banyak? Mau buat apa?"
"Temennya papa, mau pada dateng," sahut Sienna masih fokus ke masakannya.
Belum menyadari anaknya sudah basah kuyup, Sienna mematikan kompornya lalu berbalik badan.
"Ya ampun Alea? Kamu kenapa? Kok menggigil? Basah semua,"
Alea mengusap-usap hidungnya yang memerah karena menangis, "mama Alea kena ail, jadinya basah, tadi mau ikut Kak Dean belenang, tapi Alea malah basah,"
Sienna gemas sendiri, ingin mencubit ginjal anak ini, yang namanya berenang ya basah.
"Ya udah, sekarang ganti baju, nanti kamu kedinginan, yuk sama mama,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat (Musuh/Cinta?) || END
Teen FictionTemen? Bukan, sahabat mungkin lebih tepat buat julukan dia. Iya dia, sahabat gue dari kecil. Sahabat yang selalu jagain gue, dia lebih dari sosok sahabat bagi gue, dan ketika gue mulai berani naruh perasaan sama dia, gue harus berani ambil resiko. ...