🍃Dua puluh empat

972 42 1
                                    

FOLLOW SEBELUM BACA
(user32566954)

"Ren? Tumben nggak sama Sien?" Leon dan Candra menghampiri Renio yang tengah duduk di kursi samping lapangan basket.

"Nggak usah bahas dia!"

"Lah kenapa? Biasanya juga nempel lu berdua?" Deno yang baru datang mengambil bola basket ikut duduk.

"Gue sama dia udah nggak ada hubungan lagi"

"Hah?!" kompak mereka bertiga terkejut, bagaimana bisa persahabatan yang mereka jalin bertahun tahun bisa selesai begitu saja.

"Lah kok bisa?" tanya Candra masih terkejut.

"Udah deh, nggak usah bahas dia lagi!"

"Ungg, eh, ntar malam nge club yok, udah lama kita nggak kesana" Candra mengganti topik pembicaraan, percuma saja bertanya hal tadi pada Renio, jika ia sudah malas membahas, maka akan susah mengorek informasi darinya.

"Nahh, setuju tuh gue,, pinter lo can" komentar Deno menoyor kepala Candra.

"Gue juga yok lah, suntuk gue"

"Leon?" kini hanya Leon yang belum memberi jawaban.

"Gue ya ayo" sahut Leon.

"Nahh, gitu dong"

"Ren! Lo apain Sienna? Hah?!"

"Maksud lo apaan?" Renio terlihat tidak suka dengan kedatangan Nadia dengan Alya.

"Seharian, Sienna cuman diem di kelas, lo apain dia? Hah?"

"Itu bukan urusan gue!" Tekan Renio.

"Kalian berantem ya? Lo apain Sienna? Hah?!" Nadia mulai tidak tenang, yang gadis itu tahu, Sienna anak yang ramah, ceria, lalu ada apa dengannya yang tiba tiba menjadi diam di sekolah, ia yakin, itu ada hubungannya dengan Renio.

"Ck, gue udah bilang kan, gue nggak tahu!" Renio mulai kehabisan kesabaran, ia ikut berdiri menghadapi tantangan Nadia.

"Ingat ya Ren! Sampai terjadi sesuatu sama Sienna dan itu gara gara lo, gue bales lo" Nadia mendelik menatap tajam sepasang mata di hadapannya.

"Berani lo sama gue?"

"Siapapun gue hadapi kalau itu menyangkut sahabat sahabat gue!" Tukas Nadia.

"Nana, Renio, kok malah ribut, kita selesaikan baik baik" lerai Leon menarik lengan Renio agar kembali duduk.

"Nana, Sasha, cabut!" Alya menarik tangan Sasha lalu pergi meninggalkan keempat cowok itu.

"Lo ada masalah sama Sien?" Leon ikut penasaran dengan apa yang dikatakan Nadia barusan.

"Bukan urusan lo" Renio langsung berdiri meninggalkan lapangan basket, ia tidak suka membahas hal itu, ia semakin merasa bersalah mendengar cerita Nadia tadi, ia bilang Sienna seharian diam? Itu pasti karena dia, ingin, ia ingin mendekati Sienna lalu meminta maaf padanya, namun ia tak punya cukup nyali untuk melakukan itu setelah apa yang ia lakukan terhadap Sienna malam itu.

***

Sienna masih saja diam, ia masih tidak menyangka, bahkan setelah kejadian malam itu, Renio tidak mau berhubungan lagi dengannya, berbicara sepatah kata pun seperti enggan, bahkan jika Renio datang kepadanya sekarang, ia akan berusaha memaafkan, namun sepertinya itu hanya ada di angannya saja, itu tidak mungkin terjadi, sudahlah, Sienna harus mulai terbiasa tanpa kehadiran Renio.

"Sien,, lo gapapa kan? Kita ke UKS aja ya,, kita istirahat di sana, ntar kita temenin, ya?" Sasha masih terus membujuk Sienna yang masih diam dengan pandangan kosong ke depan.

Sahabat (Musuh/Cinta?) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang