🍃Dua puluh delapan

1K 40 10
                                    

FOLLOW SEBELUM BACA
(user32566954)

Sudah satu bulan berlalu, semenjak hal itu terjadi, begitu banyak perubahan yang terjadi, Sienna yang sekarang lebih banyak diam, Renio yang selalu ketus dan pemarah, Alya yang berjuang untuk mendapatkan hati Deno, juga kesibukan Nadia mempelajari ilmu bela diri.

Selama satu bulan itu pula ia berusaha melupakan apa yang menimpanya, sulit, itu sulit, namun Sienna tetap berusaha, tidak ada seorangpun yang ia beri tahu tentang apa yang terjadi padanya, bahkan ia tidak berani berkata jujur kepada orang tuanya, tentu ia akan sangat mengecewakan mereka, Sienna tidak ingin mengecewakan orang yang ia sayang.

Terlihat Nadia, Sasha, Alya dan juga Sienna tengah duduk di kursi kantin sembari menikmati makanan masing-masing.

"Emang sotonya mbak may nggak ada tandingannya" puji Sienna yang tengah makan soto dengan sangat nikmat.

"Nahh, gini dong, kayak netijen lagi, kang komen, jangan diem diem bae, kayak kemarin-kemarin tuh" ujar Nadia merasa puas melihat Sienna mulai seperti biasanya, mengomentari apapun yang ada di sekitarnya.

Sienna tersenyum lebar, ia meraih tissue untuk mengelap bibirnya yang belepotan kuah soto.

"Bentar ah, gue mau pesen lagi" ujar Sienna yang membuat ketiga temannya terkejut, sudah dua mangkuk soto yang Sienna habiskan, masih ingin pesan lagi?

"Lo laper apa cacingan?" Cibir Alya.

Sienna melanjutkan niatnya untuk membeli soto lagi, ia sama sekali tidak mempedulikan cibiran Alya, yang ia inginkan hanya satu, makan soto!

Sekembalinya Sienna dengan semangkuk soto, ia meraih botol cuka untuk menambah rasa nikmat di sotonya.

"Lo kalau gue lihat kok kayak gendutan ya? Lo lagi program nambah berat badan Sien? Bukannya berat badan lo udah nauzubillah ya?" Ucap Nadia yang membuat Sienna melotot, ia sangat sensitif jika seseorang membahas perihal berat badannya.

"Bener deh, gue ga boong, tanya aja coba sama mereka, ya gak sih?" Ujar Nadia meminta dukungan dari Alya dan Sasha.

Alya meminum jus melonnya lalu menanggapi pertanyaan Nadia "Iya ya, terus nih ya, gue liat tuh, jangan geer lo ya, lo kayak lebih cantikan gitu, lo perawatan kecantikan?"

Sienna hanya diam menanggapi pertanyaan teman-temannya, sotonya lebih nikmat dibanding ia harus menanggapi obrolan temannya.

"Bener deh, lo kayak beda deh Sien,"

"Sienna hamil kali," celetuk Sasha santai yang membuat Alya dan Nadia tersedak minumannya, dari tadi hanya diam, sekali bicara efeknya warbiyasah.

"Lo kalau ngomong jangan ngawur dong Sha, ini tempat umum" ujar Alya menggeplak lengan Sasha dengan keras.

"Ya emang kenapa?" Tanya Sasha santai.

"Ya ngomongnya jangan ceplas-ceplos, kalau ada yang denger terus salah paham gimana?"

"Ya gapapa"

"Bodoamat Sha!" Ucap Alya ngegas, kesal sekali dia.

Nadia ikut geleng-geleng kepala "Bego dan polos dalam waktu yang bersamaan, salut saia"

Sementara Sienna hanya tetap diam, candaan teman-temannya sama sekali tidak menarik baginya, justru otaknya memikirkan apa yang baru saja Sasha katakan, ia tahu Sasha hanya bercanda, seharusnya ia tidak sepanik ini, tapi tidak dapat dipungkiri, perasaannya sungguh tidak tenang sekarang.

"Lo kenapa cuy? Diem lagi? Sasha cuman bercanda kali"

Sienna tersentak kaget ketika Nadia menyentuh pundaknya, ia menggelengkan kepalanya dan mengangkat tangannya, ia baik-baik saja maksudnya.

Sahabat (Musuh/Cinta?) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang