FOLLOW SEBELUM BACA
(user32566954)RENIO meletakkan sebuket bunga lily putih yang ia beli, setiap hari sepulang sekolah, ia akan mampir ke toko bunga yang ia lewati lalu membeli bunga untuk dijadikan hiasan ruangan Sienna, ia letakkan bunga itu di nakas.
Setiap hari, bunga yang ia bawa selalu berbeda jenis, berbeda warna.
"Selamat siang istriku, kamu kapan bangun sih? Nggak kangen sama aku? Hmm?"
Renio duduk di samping brankar Sienna, mengusap punggung tangan Sienna dengan sayang, "Udah tiga bulan kamu berbaring di sini, sayang, anak kita bentar lagi udah dibolehin dibawa pulang, kamu kapan? Hmm? Kamu nggak mau pulang bareng aku? Sama anak kita juga,"
Tiga bulan lamanya, Renio menunggu dengan sabar, menemani setiap hari Sienna yang masih terbaring lemah di brankar, tak sadarkan diri.
"Kamu bilang, dulu kamu mau barengan terus sama aku 'kan? Jangan tinggalin aku ya ... Kita bakal barengan terus kan? Kita besarin anak kita sama-sama, iya 'kan?"
Ia mencium punggung tangan Sienna berkali-kali, menggenggam erat, mengusap dengan penuh sayang.
Drrtt drrrttt
HP Renio yang ia letakkan di nakas berdering, ia meraih HP-nya, terpampang nama Leon yang memanggilnya via WA.
Ia menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan.
"Ren, lo bisa ke sini? Ke rumah gue, ada hal penting yang harus kita omongin."
"Lo nggak perlu tanya pasti udah tau jawabannya kan? Gitu aja? Gue tutup,"
"Tunggu dulu Ren, jangan tutup dulu,"
"Ren, gue mau ngomongin hal serius, ini menyangkut Sienna, sama Rania, kalau lo nggak mau datang terserah lo, yang penting gue-"
"Gue otw sekarang!" Potong Renio lalu berdiri.
Ia mengecup kening dan pipi Sienna, "Sayang aku pergi dulu ya, ntar aku balik lagi, ada mama sama mami kok yang jagain kamu, bentar dulu ya,"
Renio bergegas pergi menemui Leon, ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi, ia rasa, Leon tahu sesuatu.
Begitu sampai di rumah Leon, ia langsung memarkir mobilnya lalu masuk tanpa mengetuk pintu, bertingkah seolah-olah rumah ini adalah miliknya.
"Ren? Lo udah-"
"Apa yang mau lo omongin? Cepet, gue nggak bisa tinggalin Sienna lama-lama,"
Leon mendengus kesal, belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Renio main memotong.
"Duduk dulu, jangan emosi, gue nggak bakal cerita kalau lo nggak bisa tenang."
Renio menghela nafas, ia lalu duduk, nampaknya ia harus mencoba bersabar sedikit.
"Lo tau apa yang buat Sienna marah banget waktu dia lihat lo ciuman sama Nada?"
Renio nampak terkejut, seingatnya ia belum pernah bercerita tentang ia yang berciuman dengan Nada waktu itu.
"Lo nggak usah bingung, gue tahu semuanya, termasuk foto yang seseorang kirim ke Sienna sampe buat dia tahu kalau lo lagi sama Nada di cafe itu,"
Renio seperti mendapat kejutan secara tiba-tiba, ia baru kepikiran, Sienna datang tepat di waktu ketika ia dan Nada dalam posisi berciuman, ia juga baru sadar, bagaimana Sienna tahu ia ada di sana? Sedangkan posisinya waktu itu berada di toilet laki-laki. Seolah kedatangannya ke caffe dan memergokinya itu sudah sangat terencana, bukan hal yang terjadi karena ketidaksengajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat (Musuh/Cinta?) || END
Genç KurguTemen? Bukan, sahabat mungkin lebih tepat buat julukan dia. Iya dia, sahabat gue dari kecil. Sahabat yang selalu jagain gue, dia lebih dari sosok sahabat bagi gue, dan ketika gue mulai berani naruh perasaan sama dia, gue harus berani ambil resiko. ...