🍃Tiga belas

784 45 1
                                    

FOLLOW SEBELUM BACA
(user32566954)

"RENIO... main yuk!" teriak Sienna di depan rumah Renio.

Tak berselang lama, Renio datang dengan penampilan acak adul, rambut berantakan muka bantal.

"Apa sih, kayak anak kecil." cibir Renio.

Sienna langsung masuk begitu saja mendahului sang pemilik rumah.

"Lo abis ngapain coy?" Tanya Sienna heran melihat penampilan Renio.

"Tidur."

"Kebo lo." ejek Sienna yang tengah menaiki anak tangga ke lantai dua kamar Renio.

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore, tapi masih saja tidur.

Sienna berdecak heran, geleng-geleng kepala melihat keadaan kamar Renio yang jauh dari kata rapih, mirip kapal pecah.

"Lo gak bisa gitu Ren? Tidur dengan tenang gitu." ucap Sienna pada Renio yang tengah duduk di tepi ranjangnya.

"Mati gue kalau tidur dengan tenang." jawab Renio sekenanya.

Ia mengambil HP-nya di nakas lalu memainkannya.

Sienna yang merasa diabaikan di sana main lempar tubuh Renio dengan jam beker di nakas.

"Aw, sakit tulul!"

Sienna mengerucutkan bibirnya, menyebalkan sekali pikirnya.

Sienna ikut duduk lalu merampas HP Renio dan memainkan HP-nya.

"Ren ini caranya gimana?" Tanya Sienna begitu ia membuka game ML di HP Renio, game yang selalu Renio ributkan dengan teman-temannya.

Renio merampas HP-nya dari tangan Sienna lalu melemparnya ke belakang.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Renio, sontak membuat Sienna memasang wajah ala-ala kecewa, sedih, helehh.

"Kamu tega banget ngomong gitu sama aku, jahat tau gak kamu!" Ratap Sienna dramatis, tangannya menarik selembar tissue di nakas lalu menggunakan tissue tersebut untuk berakting menyerot ingusnya.

"Drama queen emang" cibir Renio.

"Ren gue di rumah gada temen tauk! Aku butuh temen bang!" Curhat Sienna.

"Ren, lo nggak ke sana sore ini?" Tanya Sienna.

Renio menoleh, paham dengan pertanyaan Sienna, "Kemarin udah," sahut Renio lalu berdiri mengambil air minum di kulkasnya.

Sienna masih duduk di ranjang Renio, matanya menatap sudut-sudut ruangan kamar milik pria di hadapannya itu, bagus sekali kamarnya, sayang, pemiliknya tidak bisa rapih.

Matanya terus menelusuri objek di kamar Renio, sampai matanya menangkap sesuatu yang bergerak gerak di bawah meja belajar.

Matanya semakin melotot begitu menyadari apa benda yang bergerak-gerak di bawah meja.

"Kyaaa, tikuss,," jerit Sienna lalu melompat ke tubuh Renio dan memeluknya.

"Sien-"

"Ren... tikus, anjir lo jorok banget sih, usirr!" omel Sienna yang masih menempel di tubuh Renio, kedua kakinya mengangkang mengapit pinggang Renio, tangannya ia kalungkan di leher Renio.

"Siapa yang diusir? Lo?" Canda Renio.

Sienna semakin mengeratkan pelukannya "Tikusnya anjir, cantik-cantik gini diusir, eh eh, tikusnya mendekat, lari Ren! Lari... ngebut!!" Sienna makin berteriak heboh ketika tikus tadi mendekat ke arahnya, tangannya sibuk memukuli punggung Renio agar segera mau menuruti perintahnya.

Sahabat (Musuh/Cinta?) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang