FOLLOW SEBELUM BACA
(user32566954)Vote komen jangan lupa yaa
MEJA makan kini sudah dipenuhi oleh anggota keluarga Sienna, saudara jauhnya akan pulang sore ini, maka pagi ini di meja makan masih ramai dengan saudara-saudaranya.
"Jadi? Kalian memutuskan tinggal dimana?" Tanya Ningrum, sebenarnya disini dia yang sangat sensitif jika Sienna ikut dengan Renio, tapi juga mereka tidak bisa terus tinggal di rumah Sienna, ibu Renio pun merasa kesepian jika tidak ada Renio di rumah.
"Yang pasti di rumah ya Sien? Nggak mungkin dong di hutan?" Canda mbak ekhem yang mendapat pelototan mata dari Ningrum.
"Bingung Mi, kalau disini terus, kasian Mama Rani, kalau di sana terus, Mami-nya yang nggak mau" sahut Sienna disela-sela mengunyah makanannya.
"Gimana kalau satu minggu disini, satu minggu disana?" Usul Andri.
Renio dan Sienna mengangguk, betul juga usulan Andri, dengan begitu, kedua ibu-ibu itu tidak akan adu argumen lagi hanya karena rebutan usulan untuk tempat tinggal mereka.
"Kamu berangkat sekolah? Perasaan Mami kok nggak enak ya" ucap Ningrum.
Sienna menyendokkan suapan terakhirnya lalu meneguk air mineralnya "Berangkat dong Mi, kan mau ujian, harus dipersiapkan dari sekarang, orang udah pake seragam gini masa nggak berangkat"
Mbak ekhem yang tengah ngupil ikut menyuarakan suara "Basa-basi dong Sienna, kayak nggak tau mak kamu aja"
Lagi, Ningrum memberikan pelototan mematikan untuk mbak ekhem yang dari tadi main sambar obrolan mereka.
"Perasaan Mami aja kali," ujar Sienna.
Renio yang dari tadi hanya diam akhirnya ikut bersuara "Tenang aja Mami, kan ada aku, nggak usah khawatir"
Renio meneguk air minumnya lalu berdiri, setengah jam lagi sekolah masuk, jangan sampai mereka telat.
"Kita berangkat dulu ya semua, assalamu'alaikum"
***
Terlalu santai menyetir membuat Sienna dan Renio sampai sekolah tepat waktu, sebenarnya hanya membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit untuk sampai di gedung sekolah.
"Jangan lari-lari, baru aja bel" larang Renio menahan tangan Sienna yang hendak berlari.
Sienna tertawa lepas, harapannya hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan, semoga tidak ada masalah yang mengunjunginya sekarang.
"Ren Ren, ntar pulang sekolah mau lari keliling lapangan di taman deket komplek ya, mau cariin semut pacaran jugak!" Usul Sienna begitu semangat sambil melompat-lompat di tempatnya berdiri.
Renio menghela nafas jengah, kalau sekarang Sienna tidak sedang menjadi istrinya dan tidak tengah mengandung anaknya, mungkin ia akan menendang pantatnya.
Mereka berbelok memasuki kelasnya yang sudah ramai, dengan senyum mengembang, Sienna duduk di tempat duduknya lalu mengeluarkan bukunya untuk pelajaran hari ini.
"Ngapain lu cengar-cengir?" Tegur Alya yang bergidik ngeri melihat Sienna senyam-senyum sendiri di bangku belakangnya.
Sienna hanya tetap senyum membalas pertanyaan Alya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat (Musuh/Cinta?) || END
Roman pour AdolescentsTemen? Bukan, sahabat mungkin lebih tepat buat julukan dia. Iya dia, sahabat gue dari kecil. Sahabat yang selalu jagain gue, dia lebih dari sosok sahabat bagi gue, dan ketika gue mulai berani naruh perasaan sama dia, gue harus berani ambil resiko. ...