FOLLOW SEBELUM BACA
(user32566954)SUARA pintu yang diketuk membuat Bi Ami, ART di rumah Sienna langsung berlari untuk membukakan pintu.
"Loh bibi? Kok masih disini? Belum pulang? Oh atau anak bibi udah pulang kampung makanya bibi sudah bisa nginep disini lagi ya? Loh Sienna mana? Biasanya dia langsung dateng?" Pertanyaan terus keluar dari mulut majikan, membuat Bi Ami harus sabar dulu mendengar ucapan Ningrum sampai selesai.
"Itu dia nyonya, non Sienna dari tadi pagi nggak mau keluar kamar, makan aja cuman tadi pagi, itu pun cuma sepotong apel, sudah saya masakin nggak dimakan, saya bawakan makan siang ke kamar juga kayaknya nggak dimakan, makanya saya disini dulu nungguin nyonya pulang, takutnya ntar non Sienna ada apa-apa tapi nggak ada orang di rumah" jelas bibi panjang lebar.
Ningrum terkejut mendengar penjelasan bibi, ia pikir bukankah anaknya itu sejenis omnivora? Apapun bisa dimakan, kenapa sekarang mendadak tidak mau makan?
"Kok gitu ya bi? Kenapa ya tuh anak?"
"Saya nggak tahu nya, oh iya, mau disiapkan makan malam sekarang? Biar saya siapkan"
"Enggak bi, nanti saya siapin sendiri, ya sudah, bibi kalau mau pulang sekarang nggak apa-apa kok, ini udah malam, kasian anak bibi harus nungguin sampe malam, maaf ya bi gara-gara nunggu saya pulang"
"Nggak apa-apa nyonya, kalau begitu saya pamit pulang dulu nya, besok saya datang lagi"
"Iya iya"
Ningrum meletakkan kopernya di samping sofa di ruang keluarga, lalu bergegas naik ke lantai dua menemui putrinya di kamarnya.
Tok tok tok
"Sienna...? Kamu di dalam?"
Tok tok tok
"Buka pintunya?! Mami mau bicara"
Pintu masih belum dibuka, namun terdengar sahutan dari dalam.
"Buka aja mi, nggak dikunci"
Cklek
Ningrum masuk ke kamar Sienna, nampak terkejut melihat penampilan putrinya yang terlihat sangat acak-acakan, ia menutup pintu lalu menghampiri putrinya dan duduk di sisi ranjang.
"Kamu belum mandi? Kenapa? Kamu sakit ya? Bibi bilang dari pagi kamu nggak mau makan ya?"
Sienna menggeleng lemah, tatapan matanya kosong, terus menatap ke arah balkon kamarnya yang tertutup pembatas pintu kaca.
"Badan kamu lumayan anget, mami kompres ya? Atau mau ke rumah sakit?"
Sienna tetap menggeleng, bukan itu yang ia mau, ia mau semuanya kembali seperti dulu, ia ingin ia bisa memutar waktu hingga ketika kejadian tadi menimpanya, ia akan segera berlari sebisa mungkin menghindari hal itu terjadi, namun ia tahu, itu tidak mungkin.
"Kamu kenapa sih? Mami jadi bingung, kamu kan biasanya petakilan, kenapa jadi anteng gini? Kesambet kamu?" Ujar Ningrum berusaha mencairkan suasana agar Sienna kembali mau membalas candaannya.
Namun tidak, Sienna tetap diam, duduk dengan pandangan mata yang kosong menatap balkon kamarnya.
"Papi mana mi?" Setelah sebelumnya memilih, Sienna akhirnya memilih bertanya kepada maminya, namun tetap, ia seperti enggan mengalihkan pandangannya dari balkon yang dari tadi ia lihat.
"Masih di luar, angkat koper koper yang dibawa, keluar yuk, kita makan malam, kamu belum makan kan?"
"Sienna nggak laper mi, mami keluar dulu ya, aku ngantuk, mau istirahat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat (Musuh/Cinta?) || END
Roman pour AdolescentsTemen? Bukan, sahabat mungkin lebih tepat buat julukan dia. Iya dia, sahabat gue dari kecil. Sahabat yang selalu jagain gue, dia lebih dari sosok sahabat bagi gue, dan ketika gue mulai berani naruh perasaan sama dia, gue harus berani ambil resiko. ...