🍃 Dua puluh sembilan

1K 43 8
                                    

FOLLOW SEBELUM BACA
(user32566954)

MALAM ini dengan jeans hitam dan hoodie hitamnya, Sienna keluar dari dari rumahnya, tak lupa topi hitam juga masker ia kenakan.

"Astaghfirullah, Sienna! Ngagetin mami aja sih, mami kira maling tadi, ngapain sih? Pake item-item gini, pake masker sama topi segala lagi, mau kemana kamu? Hah?" Sienna terlonjak kaget ketika langkahnya yang hendak keluar dari rumah terpergok ibunya yang hendak ke kamar mandi.

Sienna menoleh lalu membuka maskernya, ia menyengir menatap ibunya "Mau keluar bentar mi, dadah mami"

"Eh, Sienna! ck, main pergi aja tuh anak"

Begitu sampai di mobilnya, Sienna meyakinkan diri untuk pergi ke suatu tempat, untuk memastikan apakah kekhawatirannya akhir-akhir ini benar atau tidak.

Sampai di tempat tujuan, ia menghirup nafas dalam-dalam, lalu turun dari mobil, mengenakan masker dan topinya untuk berjaga-jaga, takut jika ada yang memergokinya.

APOTEK

Tulisan besar yang terpampang di atas bangunan, ia lalu melangkah masuk untuk membeli sesuatu.

"Mbak, saya beli, alat tes kehamilan ya"

Petugas Apotek lalu memperlihatkan beberapa test pack, tanpa basa-basi Sienna mengambil lima test pack yang apoteker tadi berikan.

"Saya ambil semua" ujar Sienna lalu membayar pembeliannya, ia segera keluar dari apotek lalu masuk ke dalam mobilnya.

Mobil melaju membelah jalanan ke arah menuju komplek tempat Sienna tinggal, perasaannya tidak tenang, dari kemarin ia terus memikirkan apa yang Renio katakan padanya, untuk membuktikan benar atau tidak, ia harus mengecek sendiri.

Begitu mobil masuk ke garasi, Sienna turun dari mobil lalu masuk ke rumah, kantung plastik yang berisi sekitar tujuh macam test pack ia sembunyikan di dalam jaketnya.

"Sienna!" Suara yang cukup keras membuatnya terlonjak kaget, buru-buru ia mengatur ekspresinya agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Itu apa?" Tanya Ningrum dengan raut wajah penuh kecurigaan, Sienna menggeleng sambil tersenyum, ia bergegas berlari menaiki anak tangga ke kamarnya.

Begitu sampai di kamar, ia mengunci kamar untuk memastikan tidak akan ada orang yang bisa masuk ke kamarnya.

"Coba satu dulu deh" gumam Sienna lalu mengambil salah satu test pack dari kantung plastik lalu membawanya ke kamar mandi.

Begitu sampai di kamar mandi, ia segera mencoba test pack yang ia pegang.

Jantungnya berdetak menunggu hasil yang keluar dari test pack yang ia pegang, cukup lama setelah akhirnya ia membuka kedua matanya yang terpejam menunggu hasilnya.

Kepalanya menggeleng kuat-kuat, matanya melotot, melihat hasil dari test pack yang ia pegang, ia menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan pikirannya.

"Tenang, ini nggak mungkin kok, ini pasti salah test pack.nya" gumam Sienna menyemangati diri.

"Iya, ini salah test pack nya, nggak akurat nih pasti, lagi pula kan waktu terbaik pakai test pack itu waktu pagi, ini kan malam, iya ini salah"

Sienna membungkus test pack yang baru saja ia pakai dengan plastik hitam lalu membuangnya ke tempat sampah, ia menyesal mencoba test pack itu malam ini, karena ia yakin, setelah ini, ia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak, walaupun sebisa mungkin ia meyakinkan bahwa test pack tersebut salah.

"Tenang... Test pack itu salah," gumam Sienna lalu merebahkan tubuhnya ke ranjang, mencoba memejamkan matanya agar cepat tertidur, walaupun ia masih belum bisa terima dengan hasil test pack yang barusan ia pakai.

Sahabat (Musuh/Cinta?) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang