FOLLOW SEBELUM BACA
(user32566954)"SIEN!, kamu masih ngambek?" Sepulang sekolah Renio langsung mampir ke rumah Sienna.
"Gak"
"Ngapain kamu ke sini?" Sienna menatap sinis Renio yang duduk berseberangan di sofa dengannya.
"Gak boleh?"
"Gak"
"Kok gitu?"
"Ya emang gitu"
"Gue aduin mama gue" ancam Renio.
"Dih, kang ngadu, dasar anak Mama"
"Biarin"
"Kamu masih marah?" Renio terus mencoba membujuk Sienna agar mau berbicara dengannya, dari tadi bicara hanya singkat singkat, membuat Renio kesal sendiri.
"Pake nanya lagi! Ya iya lah!!"
"Ya sante aja dong, gak usah ngegas"
"Ya kamu, coba, marah sama aku kenapa?" Renio berdiri lalu mengambil posisinya duduk di sebelah Sienna.
"Kamu masih nanya? Udah berapa kali sih aku bilang, gak usah nyari masalah Ren"
"Nggak nyari masalah kok, emang masalah siapa yang harus di cari cari" elak Renio tidak mau disalahkan.
"Kamu tuh kebiasaan ya, serius Ren, lo itu harus di apain sih biar nyadar? Gue pikir dengan lo di jadiin ketua OSIS di sekolah, lo bisa nyadar, sama tanggung jawab lo" Sienna masih terus saja mengomel.
"Udahlah Ren" Sienna menghela nafas, percuma saja ia menceramahi Renio seperti apapun, percuma.
"Udah gimana Sienna?"
"Nggak, gapapa, itu udah diobatin?" Sienna menunjuk lutut Renio yang masih di balut celana seragamnya.
"Belum"
"Tunggu bentar" Sienna masuk ke dalam mengambil perlengkapan untuk mengobati luka Renio.
Ia kembali dengan kotak P3K dan baskom yang berisi air dingin untuk membersihkan lukanya.
"Sien, kamu beneran mau kuliah ke luar?"
"Hmm"
"Kamu nggak takut kalau Om Andri sama Tante Ningrum kesepian di rumah? Coba deh, kamu itu kan anak only wan " Renio mulai mempengaruhi Sienna agar melanjutkan sekolah di sini saja.
"Setan lo Ren" ujar Sienna terkekeh
"Terus nih ya Sien, ntar kalau lo udah di sana kan ntar--"
"Udah deh Ren, lo gak usah ngehasut gue, udah kayak setan tau gak lo"
"Ntar gue disini sama siapa?"
Sienna menahan tawanya, Renio sekarang bertingkah seperti anak kecil yang tidak mau di tinggal ibunya arisan, pikir Sienna "Lah kok sama siapa? Ya sama temen-temen lo itu lah,,"
"Gue pengen ikut, tapi gak bisa"
"Lo di sini aja deh Ren, kasian Tante Rani"
"Terus? Lo gak kasihan sama gue?" Balas Renio tajam.
"Ya ngapain kasihan? Emang lo siapa yang harus dikasihani?"
"Enggak, maksud gue, lo gak kasihan sama Papi Mami lo?"
"Bahas yang lain aja deh Ren" elak Sienna yang terlihat enggan membahas masalah tersebut.
"Ntar malem lo mau kemana?" Tanya Renio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat (Musuh/Cinta?) || END
Ficção AdolescenteTemen? Bukan, sahabat mungkin lebih tepat buat julukan dia. Iya dia, sahabat gue dari kecil. Sahabat yang selalu jagain gue, dia lebih dari sosok sahabat bagi gue, dan ketika gue mulai berani naruh perasaan sama dia, gue harus berani ambil resiko. ...