(20) Perpisahan

4.7K 529 19
                                    



Hari sudah sore bahkan akan segera malam, Haechan dan Ryujin baru saja terlepas dari pekerjaan memindahkan barang-barang mereka kembali ke dorm masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah sore bahkan akan segera malam, Haechan dan Ryujin baru saja terlepas dari pekerjaan memindahkan barang-barang mereka kembali ke dorm masing-masing.

Hari ini mereka berencana menghabiskan beberapa jam yang tersisa untuk makan bersama. Ada member Dream dan Itzy juga.

Ryujin, Luna dan Joe yang duduk di pangkuan Haechan duduk berdampingan. Makanan mereka sudah datang sedari tadi, bahkan mereka sudah menyantap setidaknya setengah dari makanan yang tersedia.

"Appa!" Joe menepuk-nepuk lengan Haechan yang melingkar di sekitar perut Joe supaya tubuh bocah itu tidak terjatuh kedepan disaat ia mencondongkan tubuh ketika menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Hm" Jawab Haechan masih mengunyah makanannya sembari sibuk menyendok makanan lagi yang akan ia berikan pada Joe.

"Itu apa? " Joe menunjuk jeruk nipis yang sudah di iris di atas meja. Semua atensi sekarang mengarah ke arah Joe "aku ingin makan itu!

Ryujin menampakan ekspresi aneh miliknya yang seolah berkata "tidak boleh!"

Haechan yang melihat ekspresi Ryujin
malah dengan santainya mengambil seiris jeruk nipis dari mangkuk di depannya. Ryujin melotot menatap tangan Haechan yang sudah mengarahkan jeruk nipis ke mulut Joe.

"Oppa! " Haechan tidak menggubris sama sekali, ia benar-benar menyuapi Joe jeruk nipis.

Beberapa saat kemudian, ekspresi wajah Joe terlihat begitu lucu ketika merasakan rasa masam dari buah berwarna kuning yang ia sesap tadi. Semua orang disana otomatis menampilkan ekspresi yang sama , seolah juga merasakan rasa masam yang Joe rasakan.

"Appa! A-ssaamm! " Ujar Joe menepuk-nepuk pipinya yang mungkin sakit karena rasa jeruk nipis terlalu masam.

Sembari tertawa Haechan menyodorkan susu milik Joe pada sang empu.

"Masih mau makan ini? " Haechan mengangkat jeruk nipis yang masih ia pegang, dengan cepat Joe menggelengkan kepalanya seraya menutup mulutnya dengan dua tangan yang sukses mengundang tawa gemas semua orang.

"Joe! Appa jahat! Sini dengan eomma! " Ryujin mengulurkan tangannya meraih tubuh Joe yang otomatis membuat Luna yang duduk di tengah harus sedikit mundur supaya Joe bisa lewat.

Luna kembali fokus pada mie miliknya sembari sesekali menghempaskan helaian rambut yang menutupi wajahnya bahkan sampai masuk ke dalam mangkuk mie-nya, sesekali juga ia akan mengibaskan telapak tangannya karena gerah.

Haechan masih tertawa ketika tangannya merapikan rambut Luna yang terlihat mengganggu acara menyantap mie kesukaannya. Jeno dan Renjun saling lirik saat menyadari Haechan menarik sebuah ikat rambut dari balik lengan hoodienya untuk mengikat rambut Luna lalu kemudian Ryujin.

"Haechan-ah! Dimana kau mendapatkan benda itu? " Tanya Renjun.

"Hm? " Haechan kembali menaruh sumpitnya lalu menarik lengan hoodienya, bisa dilihat masih ada 3 ikat rambut dengan warna yang berbeda di pergelangan tangan Haechan.

"Aku selalu membawanya belakangan ini! Karena Luna cepat kegerahan tapi dia selalu lupa ikat rambutnya! Ibunya juga begitu! Menyusahkan memang!" Bukan hanya Renjun, member Dream dan Itzy sama-sama menahan tawa mereka.

" Aku bahkan hanya punya 2 pilihan warna! " Celetuk Chaeryeong iri.

Haechan kembali mendongak mendengar pernyataan Chaeryeong "aku membawakan banyak warna karena selera warna mereka berbeda! Ryujin lebih ke warna soft dan Luna warna cerah! "

Jisung menutup mulutnya dengan tangan "romantis sekali! " Jisung mengalihkan atensinya pada Yuna di depannya yang lebih dulu mengutarakan apa yang ia pikirkan.

"Sudahlah! Cepat makan! "















We Got Married














Sedari tadi Haechan dan beberapa member Itzy hanya menatap Ryujin yang menyibukan dirinya memindahkan piring-piring bekas mereka tadi ke pinggir meja.

Sesekali Ryujin terlihat mengusap wajahnya menggunakan lengan baju atasnya, terlihat sekali bahwa dia sedang menangis.

"Ryu! " Yuna yang hendak memanggil Haechan melirik Haechan yang lebih dulu melancarkan niatnya.

"Eo? " Jawab Ryujin namun tanpa mengalihkan wajahnya tetap membelakangi Haechan sembari berpura-pura sibuk dengan tas nya.

Haechan menghela nafas lalu melirik para member kemudian menarik bahu Ryujin. Ryujin otomatis menutup wajahnya yang sembab dengan kedua tangan saat dirinya sudah berhadapan dengan Haechan.

"Aigoo.. Kenapa kau menangis? " Haechan mengusap ubun-ubun Ryujin yang malah semakin terisak.

Luna dan Joe baru saja di jemput oleh orang tua mereka masing-masing, tadinya Ryujin sudah bersemangat karena rencananya ia dan Haechanlah yang akan mengantar dua bocah itu pulang tapi malah mereka harus berpisah sekarang.

"Ryujin-ah! Jangan seperti itu! Ayolah! " Bujuk Yeji.

"Aku hanya se-dih! " Ujar Ryujin terisak.

"Jangan terlalu keras Ryu!" Haechan mengusap punggung Ryujin yang menurutnya terisak terlalu keras.

Selanjutnya hening, hanya isakan Ryujin yang terdengar. Haechan membiarkan Ryujin terisak, ia hanya diam tak berniat menenangkan Ryujin lagi. Karena itu percuma, malah Ryujin bisa saja akan terisak lebih keras.

Setelah beberapa saat, isakan Ryujin mulai reda. Haechan menarik Ryujin ke dalam pelukannya "ssstttt! Nanti kita bertemu lagi dengan mereka ya! Sudah! " Haechan mengusap punggung Ryujin.

Para member yang melihat turut memasang wajah sedih mereka, semua orang pasti tidak ada yang menginginkan sebuah perpisahan.

"Pasti sakit sekali! " Celetuk Chaeryeong yang diangguki Yeji.




TBC

We Got Married [Haechan X Ryujin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang