(38) iya

3.9K 542 89
                                    



Rame ya ternyata 😄

.

.

.


"Kau yakin akan pergi sendiri? " Yeji menyibak rambutnya kemudian mengusap wajahnya yang masih suntuk.

Ryujin yang tadi menerima pesan dari Haechan untuk menemui pria itu di parkir bawah tanah gedung dormnya, kini mengikat rambutnya tergesa.

"Jaga Joe eonni! Aku pergi seben-"

"Eomma! " Pergerakan Ryujin yang hendak memakai jacket hitamnya terhenti. Ryujin diam sebentar lalu menghembuskan nafasnya pelan.

Ia tidak boleh melakukan ini pada Joe,  ia takut anak itu akan sedih jika tau kalau dia akan pergi menemui Haechan dan Luna tanpa kehadirannya.

Ryujin berbalik "Joe ikut? " Joe mengucek matanya kemudian mengerjap pelan "kemana? "

"Ikut tidak? " Tanya Ryujin lagi, tak lama kemudian Joe merentangkan kedua lengannya meminta Ryujin untuk menggendongnya.

Ryujin tersenyum manis lalu menggendong Joe "eonni! Aku pergi! " Izinnya lalu keluar kamar seraya menaikan masker hitamnya hingga menutupi setengah wajahnya.

.


.



Haechan baru saja memarkir mobilnya dengan sempurna, ia tidak mematikan mesin mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haechan baru saja memarkir mobilnya dengan sempurna, ia tidak mematikan mesin mobilnya.

Ia tak bergeming, memandang cahaya kuning dari lampu mobil yang masih terang benderang. Luna diam sembari mengerjapkan matanya takut, demi apapun dia sangat takut jika Haechan memarahinya.

Haechan menoleh melihat Luna yang menunduk memainkan jemarinya, hatinya berdesir seketika. Apa ia terlalu menyeramkan? Namun amarahnya kembali membutakannya saat ini berakhir ia yang memukul stir sebelum keluar dari mobil.

Luna mencebikan bibirnya menahan tangis, rematan pada jemarinya semakin kuat. "Eomma! " Lirihnya terisak.

Isakannya teredam oleh suara mesin mobil yang masih setia menderu diiringi dengan suara lampu sein yang masih berkedip beraturan.

Sunyi, Luna membenci suasana ini.

'Cklek'

Luna mengalihkan pandangannya ke arah pintu di sampingnya, ada Ryujin yang tersenyum hangat membuat air matanya semakin deras. "Eommaa! " Ucapnya mengeluarkan pekikan bercampur tangis seraya berhambur memeluk Ryujin .

Ryujin mengusap lembut punggung kecil Luna "tenang, kenapa menangis hm? " Ryujin berjongkok yang otomatis menampakan Haechan yang menatap mereka tajam sembari menyandarkan punggungnya di pilar parkir dan jangan lupakan Joe yang di gendong oleh Haechan.

"Eommaa" Hanya itu yang bisa Luna ucapkan, ia ingin bilang kalau ia takut melihat Haechan tapi ia lebih takut untuk mengatakan hal itu karena manik kelam ayahnya itu memandanginya lekat.

We Got Married [Haechan X Ryujin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang