(33) 👨‍👩‍👧‍👦

4.8K 444 36
                                    






.
.
.
.
.

"Luna! " Luna yang tengah bermain di ruang tengah bersama Yuna seketika menoleh ke arah Ryujin yang berjalan menuju pintu utama dengan pakaian rapinya.

"Eomma mau kemana? " Luna berlari menghampiri Ryujin yang sedang memakai sepatunya meninggalkan Yuna dan mainan Luna yang berserakan di karpet.

"Berbelanja! Bahan makanan habis, Luna tunggu disini ya? Dengan Yuna eonni! " Ucap Ryujin lembut.

Luna malah menggeleng lengkap dengan bibir yang di poutkan lucu. "Aku ikut! "

"Eomma hanya pergi sebentar Luna! " Tidak berhasil, Luna masih memasang ekspresi cemberut andalannya.

"Yasudah! Kita pergi bersama, pakai sepatumu! " Ryujin membukakan tali sepatu Luna lalu meletakannya tepat di depan kaki sang anak.

"Eomma! Nanti aku mau beli ice cream!"

"Oke! "

"Appa cerewet sekali! " Celoteh Ryujin sembari kakinya tetap melangkah dan tangan kirinya menggandeng tangan mungil Luna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Appa cerewet sekali! " Celoteh Ryujin sembari kakinya tetap melangkah dan tangan kirinya menggandeng tangan mungil Luna.

"Appa bilang apa? "

"Biasanya appa akan bilang apa pada Luna? " Luna menatap Ryujin lamat lalu terkekeh sebentar sebelum menjawab.

"Ingat makan yang benar! Jangan nakal! " Luna melepas tautan tangannya menirukan pose tubuh Haechan. Ryujin tertawa kecil melihat kelakuan Luna.

"Luna-ya! Putri appa yang paling cantik! Ayo bangun! " Lanjut Luna yang kembali melanjutkan jalannya.

"Tidak! Lebih baik kita meniru appa saat pergi keluar denganku! Aku adalah appa! Dan eomma adalah aku! "

"Luna-ya! Perhatikan jalanmu! "

"Luna-ya! Jangan lain-lain! "

"Apakah Luna suka? "

"Wah itu cantik seperti Luna! Appa bilang pohon yang sudah gugur itu cantik sepertiku! " Ryujin benar-benar tak kuasa menahan tawanya.

"Eomma tau? Appa benar-benar memenuhi galeri ponselnya dengan fotoku , Joe, Taeil samchon, Doyoung Samchon, Renjun Samchon dan Winwin Samchon tapi fotonya hanya DUA! " Luna menunjukan dua jarinya.

"Dan posenya selalu begini" Luna menghentikan langkahnya lagi lalu meniru pose selfie Haechan yang selalu sama, kalau tidak ini 👍 ya ini✌.

"Tapi appa tetap tampan! "

"Aku menyayanginya! "

"Dia adalah orang pertama yang akan aku mintai izin saat pernikahanku nanti! " Ryujin memandang sendu Luna yang kembali menggandeng tangannya lalu berjalan mendahului.

"Luna! Jika nanti Luna sudah besar, Luna mau jadi apa? " Tanya Ryujin mengalihkan. Luna menengok sekilas lalu kembali fokus pada langkahnya.

"Apapun itu yang penting tidak di dunia hiburan! " Jawaban Luna membuat Ryujin bingung. Kenapa? Padahal anak ini sudah lumayan setengah jalan dalam dunia hiburan.

"Kenapa? "

"Appa bilang, lebih baik menikmati hidup yang benar-benar aku rancang dengan kemuanku sendiri! Jangan menyianyiakan kesempatan berharga dari tuhan yang memberi kita kesempatan di dunia! Bahagia saja sudah cukup! " Ryujin benar-benar terdiam. Apa memang Luna yang pandai menghafal kalimat Haechan atau memang anak itu mengambil poin penting dari apa yang disampaikan oleh Haechan?

"Aku terjun ke dunia hiburan karena kemauan orang tuaku! Aku tidak suka saat aku dijauhkan dengan teman-teman, mau makan di luar saja tidak tenang. Menjadi berbeda di kalangan teman-teman sekolahku membuatku risih! " Benar, menjadi orang yang di kenal banyak orang memang sesulit itu.

"Eomma juga mengalami itu, tapi karena ini mimpi eomma! Jadi eomma dengan senang hati menjalaninya! " Luna tersenyum tipis.

"Eomma tau? Appa juga bilang begitu! Tapi ini bukan mimpiku! Jadi aku tidak punya kewajiban untuk menjalaninya sepenuh hati."














.
.
.
.
.






"Eomma membalas? " Haechan mengalihkan pandangannya dari ponsel ke arah Joe yang rebahan di sampingnya lalu menggeleng.

"Kenapa ya? " Gumam Haechan lalu mencoba memanggil Ryujin lagi.

Pesannya hanya di baca tapi saat dia mengirim permintaan panggilan video malah tidak di jawab.

"Aish eomma kemana? " Kesal Joe, masalahnya dia ingin sekali melihat Ryujin sedang apa dengan Luna. Joe tidak rela jika eomma-nya di rebut.

Haechan yang menyadari kekesalan Joe yang tak biasa akhirnya mengalihkan atensinya pada sang putra.

Haechan ini peka, Haechan tau apa yang Joe takutkan. "Yasudahlah! Kita hubungi nant-"

"Andwae!  Aku rindu eomma! " Joe menatap Haechan dengan tatapan memohonnya.

"Joe rindu eomma? " Joe mengangguk.

"Dengan appa? " Joe diam, ia tidak tau mau bereaksi seperti apa.

"Joe tidak rindu appa? Kita baru saja bertemu! " Joe masih diam.

"Kemari!" Haechan mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk di atas kasur lalu menarik Joe ke atas pangkuannya.

"Appa sayang Joe! " Joe masih diam, Haechan tersenyum hangat.

"Joe sayang appa? " Dan Joe masih diam, Haechan menghela nafasnya lalu merengkuh tubuh kecil Joe.

"Noona sedang punya masalah! Orang tuanya sedang pergi! Jadi appa harus menjaga noona! Maaf jika appa tidak memerhatikanmu! " Ujar Haechan lembut hampir berbisik.

"Tapi appa lupa denganku! " Akhirnya, kalimat itu keluar.

"Appa selalu menanyakan noona! Appa selalu bermain dengan noona!" Ujarnya lagi.

"Joe adalah anak appa yang paling berani dan kuat! Appa bahkan mempercayakan eomma dan noona pada Joe! Eomma saja tidak pernah memeluk appa! Tapi Joe sering di peluk! " Keluh Haechan memanyunkan bibirnya yang bisa di lihat oleh Joe karena tepat di depan ranjang Haechan terdapat kaca yang ukurannya lumayan besar.

"Joe sering di cium eomma! Tapi appa tidak"

"Appa cemburu juga? " Tanya Joe polos yang dibalas anggukan oleh Haechan.

"Tapi karena appa lelaki sejati! Appa tidak akan membiarkan rasa cemburu itu bertumbuh kembang! "

"Lalu? "

"Bunuh dia! Pukul dan jambak rambutnya! "

"Memang cemburu punya rambut? "

"Tidak tapi-eee eum. Ah Joe mau susu? "

Berakhirlah percakapan ngelantur itu dengan dua kotak susu vanila.









TBC

We Got Married [Haechan X Ryujin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang