Sebelumnya maaf ya kalo ceritanya ngawur😅 pengen up tapi ga ada ide...Pagi hari menyapa, Ryujin membuka matanya saat mendengar langkah kaki di sekitarnya.
Kedua lengannya terasa kebas sesaat setelah dia menyadari dimana ia tidur. Masih tetap di ruang tengah di samping sofa.
Yang tidak sama , kemarin posisinya tidak seperti ini. Yang ada sekarang Ryujin ada di tengah, Joe dan Luna tidur di lengan kirinya dan Haechan di lengan kanannya lengkap sambil memeluk pinggangnya.
Sesak, kebas dan gerah yang dirasakan Ryujin tapi entah mengapa semua ini membuatnya nyaman dan hatinya terenyuh. Dia sangat menyayangi tiga orang ini.
"Ah Ryujin-ssi kau sudah bangun? " Ryujin mengalihkan pandangannya dari Luna yang tadi ia usap lembut surainya."Ah iya sudah! Maaf kami membuat ruang tengah jadi berantakan! " Ujar Ryujin tersenyum tak enak hati.
"Tidak apa Ryujin-ssi! Sekarang lebih baik kau mandi lalu makan! Ajak juga Haechan dan Luna! " Titah ibundanya Joe yang diangguki Ryujin.
Ryujin perlahan menarik lengan kirinya yang digunakan sebagai bantal oleh Luna dan Joe. Ryujin menepuk pelan bokong Joe yang sedikit terganggu tidurnya.
Lalu Ryujin beralih ke samping kanannya. Ia menarik pelan lengan kanannya. Sedikit lagi, namun Haechan malah menggeliat dan membenarkan kembali posisi kepalanya di lengan Ryujin.
Ryujin menghela nafasnya kemudian mencoba menarik lengannya kembali dan lagi-lagi Haechan mengulangi perbuatannya. Bukannya mencoba lagi, Ryujin malah diam. Ia sudah menyerah.
Ryujin memandangi wajah polos Haechan yang tengah tertidur. Sejujurnya Ryujin gelisah sedari tadi, bagaimana tidak? Nafas Haechan terasa panas di lehernya, bahkan bibir pria itu sedikit lagi sudah membentur kulit lehernya membuat Ryujin berusaha keras menjauhkan lehernya.
Belum cukup itu saja, tangan kekar Haechan sekarang bukan melingkar di pinggang tapi maaf-ekhem di DADA Ryujin. Ryujin bahkan kesusahan mengontrol nafasnya sekarang.
Di pelukan Haechan , Ryujin benar-benar seperti sebuah boneka pasalnya Haechan memeluk Ryujin hampir seluruh badan hanya dengan satu tangan.
Karena jika ia menarik lengannya lagi pasti akan sia-sia, Ryujin memilih memainkan handphonenya yang memang tadi malam ia letakan di bawah bantal.
Kebetulan sekali Lia mengiriminya permintaan video call. Tanpa babibu lagi dengan semangat Ryujin menekan icon hijau dan tampaklah bareface empat membernya.
"Eonniiii! " Pekik Yuna semangat namun rautnya masih terlihat mengantuk.
Ryujin yang panik mendengar suara Yuna terlalu keras cepat-cepat meletakan telunjuk di bibirnya. Yang otomatis menekuk lengan kanannya dan tentunya kepala Haechan juga 👀 sehingga jarak leher dan bibir yang tadi ia khawatirkan kini terjadi tanpa aba-aba 😙🤭
Para member melotot kaget begitupula Ryujin. "Ryujin-ah! Kau? " Lia melempar tatapan malasnya ke Yeji. "Eonni tolong jangan! " Potong Chaeryeong yang tau apa isi kepala Yeji. Sang pelaku malah cekikikan melihat reaksi teman-temannya.
"Aku kira tidak ada Haechan sunbae disana! " Bisik Yeji. Haechan memang tidak terlihat dalam frame tadi karena Ryujin memegang handphonenya sedikit dekat dengan wajahnya.
"Sekarang kau tau kan perkiraanmu salah! " Balas Lia.
"Ya namanya juga perkiraan! " Balas Yeji lagi.
"Ya ya ya yaaaaaa! " Yuna berteriak brutal melerai pertengkaran Lia dan Yeji yang tidak ada gunanya.
Alhasil Haechan bangun dengan cara tersentak mungkin kaget. "Aishh Doyoungie diam!" Gumam Haechan yang malah tidur lagi dan pelukannya sedikit lebih erat. Ryujin pasrah saja toh juga dia suka eh bukan maksudnya ah siapa sih yang tidak akan senang dipeluk pujaan hati?
"Yuna! " Lia menyikut Yuna yang mempoutkan bibirnya setelah Ryujin juga memelototinya.
"Bukan aku! Tapi Doyoungie! " Sanggah Yuna memfitnah nama yang di sebut Haechan tadi.
Chaeryeong memukul pelan kepala Yuna "bodoh! Itu Doyoung sunbae! Tidak sopan sekali! "
"Mandi sana! Makan! Lalu pulang! " Suruh Chaeryeong pada Ryujin.
"Tapi aku masih rinduuuu! " Rengek Ryujin yang di hadiahi reaksi muntah oleh para member .
"Sudah sana-sana! " Lia mengibaskan telapak tangannya! Lalu menutup panggilan mereka.
"Ada jadwal? "
"Tida- eh? " Ryujin menoleh kesamping kanan, Haechan masih terpejam tapi kenapa-
"Mau pulang jam berapa? " Ryujin melotot saat Haechan kembali mengeratkan pelukannya sambil ngedusel di leher Ryujin.
"Oppa! " Bisik Ryujin.
"Hm? " Yatuhaaannn selamatkan Ryujin.
We Got Married
"Hati-hati ya! " Ibu Joe mengecup kening sang anak . "Jangan rewel! " Ingatnya lagi yang diangguki Joe.
"Saya titip Joe ya! " Ayah Joe menepuk pundak Haechan yang otomatis membuat Haechan mengangguk patuh.
"Yasudah kalau begitu kami pamit dulu! " Pamit Haechan yang diikuti oleh Ryujin.
Jam 10 pagi, Ryujin, Haechan, Luna dan Joe akan pulang ke dorm.
Luna bersama Ryujin dan Joe bersama Haechan. "Joe mau mampir dulu? " Tanya Ryujin sesaat setelah dia mengangkat semua barangnya di depan asrama.
Joe menggeleng "eomma hati-hati ya! " Pesannya lalu merentangkan tangannya untuk menerima pelukan dari Ryujin.
"Kau juga sayang! "
"Byeee! "
Sekitar 20 menit, mobil hitam Haechan sampai di parkiran gedung asrama. "Ayo! "
Joe memeluk leher Haechan yang menggendongnya. "Appa aku jalan saja! "
"Tapi jauh Joe! Kau yakin? " Haechan menunggu jawaban Joe yang terlihat masih menimang pertanyaan Haechan.
"Eum" Kepala kecilnya menggeleng "ani! Lebih baik aku digendong saja! " Ujarnya yang dihadiahi tawa oleh Haechan.
"Aigoo anak appa lucu sekali! " Haechan menciumi pipi Joe gemas, sang empunya kewalahan karna geli yang ia rasakan sebab balu halus di bibir Haechan.
"Appa! Ini apa? " Tanya Joe menyentuh atas bibir Haechan dengan telunjuk kecilnya.
"Kenapa tajam sekali? Pipi Joe perih! " Sontak Haechan memeriksa pipi Joe dan benar saja ada sedikit goresan di sana.
"Aigoo! Mian Joe-yaa! Appa lupa cukuran! "
TBC
Dikit bgt.. Tapi yg penting up lah ya😂
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married [Haechan X Ryujin]
FanficPengen baca cerita kayak gini, tapi belum ada . Ya buat sendiri 😆 Biar makin halu aja.. Kalo ga nyambung maklumlah namanya juga halu..