Kupikir memiliki seorang kekasih yang sesuai dengan kriteriaku akan sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Namun ternyata tidak, selama ini orang yang aku cintai ada disampingku.
#39 dasha ( 22 feb 21)
#720 friends (8 maret 21)
#185 btsjungkook (14...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sehun-ah?!"
Ohiya, Kenalkan nama temanku ini. Sehun. Dia juga sudah lama bekerja denganku di Perusahaan ini. Namun, posisinya cuma sebagai pegawai biasa. Aku berteman dengannya sejak awal masuk Perusahaan karena saat tahap wawancara ia juga mendaftarkan diri sebagai Asisten. Namun, aku yang dapatnya.
"Baiklah, aku kembali lagi ya." ucapnya lalu meninggalkanku.
Setelah itu Jungkook keluar dari ruangannya. Ia mendekat ke arahku. Awalnya ia celingak celinguk ke setiap sudut arah.
"Apa kau mencari sesuatu, Tuan?" tanyaku.
Lalu tiba tiba saja ia mendekatkan diri ke arahku, Wajahnya tepat disampingku dan berbisik di telingaku.
"Kau membicarakan apa dengan pegawai pria yang tadi?" tanyanya.
Aku sedikit memundurkan badanku. "A-Ah, tidak. Itu hanya obrolan biasa saja. Tuan."
Ia kembali bertanya, "Benarkah?"
Aku gugup setengah mati, takut ada yang melihat. Meskipun ada CCTV disana, Jungkook tetap berani berbisik.
"Baiklah. Mari pulang." ajaknya.
Lalu, akupun mengikutinya di belakangnya. Sepanjang jalan orang orang menghormati Jungkook, dan bertegur sapa. Jungkook juga sangat ramah membalas setiap orang yang menghormatinya. Kadang ada beberapa dari kalangan pegawai yang sering membicarakanku. Karena aku telah dipekerjakan lebih dari satu tahun oleh Jungkook. Aku juga tak paham mengapa Jungkook tak mengganti asisten yang baru. Aku juga belum pernah bertanya soal itu. Aku hanya bekerja saja disana. Tak memikirkan apapun. Niatnya, saat liburan nanti aku akan bertanya padanya. Eh, tapi apa dia akan mengajakku atau partnernya? Aku tak tahu. Intinya semisalnya Jungkook cuti. aku tetap bekerja.
Setelah sampai di rumahnya aku segera menuju dapur dan benar saja. Bahkan dengan keresek kereseknya masih sama. Tak ada satupun yang ia bereskan. Tidak, tunggu.
"Aku sudah menyimpan susu banana ku."
Memang, hanya susu banana saja yang ia simpan. Aku mendengus kesal.
"Kau marah padaku? barusan?" tanyanya.
Aku menggeleng dan tersenyum. "Ah, tidak. Tuan."
"Tuan? Kau pikir kita masih bekerja?" ucapnya lagi.