Karena sudah malam, Nia memutuskan untuk menjenguk Maska besok, lagipula besok Maska sudah pulang. Nia pun pulang ke rumah setelah menjemput Cleirin yang tampak kesal dengannya.
"Kesel? Kesel di jemput?" Nia melirik Cleirin yang terus saja mengarah pada jendela mobil.
"Iya lah! Clei juga gak ke mana-mana, di kafe doang sama Tian, ngapain juga di jemput?"
"Gak usah sering-sering keluar sama Tian,"
Cleirin menoleh dengan raut terkejut.
"Gak usah terlalu deket juga sama dia, perasaan Mami gak enak kalo kakak sama dia."
"Apaan sih," Cleirin kembali memalingkan wajah ke jendela mobil.
"Dengerin apa kata Mami. Lebih bagus urusin tuh masalah kakak sama Maska kalo emang masalahnya berat banget. Baru kali ini kalian berantem sampe lama,"
"Karena emang Maska salah!"
"Salah apa?" Nia menoleh sejenak seraya menyetir.
"Maska gak suka liat Clei sama Tian tapi dia deket sama cewek lain, apaan ngatur-ngatur kayak gitu. Emang dia siapa,"
"Jadi saling cemburu?"
"Enggak lah!" Sanggah Cleirin dengan cepat.
"Gak ada cemburu-cemburuan, Clei gak suka di atur-atur." Lanjut Cleirin lagi.
"Kakak gak suka di atur tapi ngatur mau, tetep aja itu gak adil." Nia menghentikan mobil karena mereka sudah tiba di rumah.
Cleirin masih berada di dalam mobil saat Nia sudah keluar karena apa yang Nia katakan sedang memenuhi pikiran Cleirin.
-temenzone-
Nia mendengus kesal karena di pukul 11:00 WIB siang Cleirin masih memejamkan mata atau mungkin sengaja berpura-pura tidur setelah tahu jika dirinya akan mengajak anak gadisnya pergi ke rumah tetangga mereka untuk menjenguk Maska.
"Cleirin!" Nia berdiri di ambang pintu kamar Cleirin memperhatikan anaknya yang tidur sambil memeluk guling.
"Awas ya kalo Mami pulang dari rumah Maska kamu bangun, keliatan banget kamu gak pengen ketemu Maska!" Nia menutup pintu kamar Cleirin untuk pergi sendirian menjenguk Maska.
Mendengar pintu kamar tertutup, Cleirin menoleh ke arah pintu kamarnya dan merubah posisi baringnya menjadi terlengang. Apa yang Nia katakan barusan tidak mengusik pikiran Cleirin dan gadis itu merasa lega karena Nia sudah pergi.
-temenzone-
"Ya ampun ngapain bawa beginian segala, kayak lagi jenguk siapa aja." Kinan tertawa melihat Nia membawa keranjang yang berisi berbagai macam buah-buahan.
Nia ikut tertawa dan duduk tidak jauh dari Maska yang sedang duduk bersandar di tempat tidur.
"Ceritanya gimana sih kok bisa sampe kayak gini kamu?" Nia memperhatikan tangan Maska yang dibungkus oleh kain berwarna biru untuk menyangga tangan kanan laki-laki itu.
"Ya karena berantem," jawab Maska seraya menatap sejenak Kinan di mana ibunya itu sudah tahu penyebab dirinya bisa sampai luka hingga menyebabkan tulang rusuk dan tangan kanannya patah.
"Berantem sama siapa? Emang ya anak zaman sekarang, disenggol dikit langsung berantem,"
"Cleirin kok gak ikut, Ni? Kemaren itu Maska nyariin lho," Kinan duduk di sebelah Maska yang membulatkan mata karena kalimat terakhirnya.
"Nah, itu dia. Kamu sama Clei ada masalah apa?" Tanya Nia.
Maska diam menatap tangannya yang dibungkus arm sling yang menyebabkan ia susah untuk melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Zone? [COMPLETED]
Teen FictionCleirin dan Maska adalah tetangga, karena hal itu mereka menjadi berteman. Pertemanan mereka terus berlanjut sampai keduanya duduk di bangku sekolah menengah atas atau SMA. Kebersamaan mereka terus tercipta hingga salah satu di antara mereka mulai...