Cleirin memutuskan atau lebih tepatnya diminta untuk tidur bersama kedua orang tuanya karena Cleirin masih suka menangis jika gadis itu sedang sendirian.
Nia lah yang mengajak Cleirin untuk tidur bersama dirinya dan Ansel.
Cleirin menjadi lebih mudah ketakutan, khawatir dan menangis membuat Nia dan Ansel berbincang mengenai kesehatan mental Cleirin yang menurut mereka sedikit terganggu.
Ansel dan Nia berbincang di ruang makan, hanya ada mereka berdua sementara Cleirin sedang bersama Argri yang berusaha menghibur kakaknya.
"Aku pikir kita harus bawa Clei ke dokter umum dulu untuk periksa seberapa terganggunya kesehatan mental Clei. Psikolog atau psikiater, kalo ke psikiater aku yakin Clei belum separah itu." Ucap Nia dengan mata yang tertuju pada teh yang tersisa setengah.
Ansel mengangguk setuju dengan Nia, "besok abis Clei Maska diinterogasi kita langsung bawa Clei periksa ke dokter umum."
Nia mengangguk dan tidak berbicara apa-apa lagi.
Ansel menghela napas panjang seraya menyandarkan tubuh dan mengusap wajahnya, pria itu ikut terpukul atas apa yang hampir menimpa anak gadisnya.
-temenzone-
"Tolong jujur, ungkapin semuanya. Status kalian berdua di sini sebagai saksi dan korban jadi jangan takut."
Maska dan Cleirin yang duduk bersebelahan di sofa mengangguk dengan kompak.
"Kita mulai. Di mulai dari kamu." Pria yang akan menginterogasi Maska dan Cleirin lebih dulu meminta Cleirin untuk bercerita dan menjawab semua pertanyaan yang akan ia lontarkan.
Cleirin sempat diam lalu membuka mulut ketika dua orang pria yang duduk di hadapannya dan Maska diam seolah menunggu cerita darinya.
"Kamu bisa cerita dulu dan setelah itu saya akan memberikan beberapa pertanyaan."
Cleirin mengangguk, kedua tangan Cleirin mulai meremas ujung dress nya yang menutupi lutut karena harus mengingat kejadian mengerikan itu.
"Eng..."
Maska menoleh karena suara Cleirin terdengar sedikit serak dan bergetar, terlihat jelas gadis itu mulai ketakutan.
Cleirin melirik tangannya yang digenggam oleh Maska, seketika hati Cleirin terasa mulai menghangat dan tenang.
"Saya sama dia pacaran, jadi waktu itu saya pergi ke apartemen dia..." Cleirin mulai bercerita dengan tangan Maska terus menggenggam tangannya yang perlahan menghangat setelah sebelumnya terasa begitu dingin.
-temenzone-
Setelah bertemu dengan dokter, Cleirin pergi sendiri meninggalkan kedua orang tuanya yang masih berbincang dengan dokter.
Cleirin pergi menemui Maska karena Cleirin tidak mempunyai tujuan lain selain bertemu dengan Maska yang kondisinya sudah semakin membaik.
Saat membuka pintu Cleirin terkejut melihat kamar inap Maska dipenuhi oleh beberapa orang laki-laki yang merupakan teman Maska, Cleirin kenal dengan semua laki-laki itu.
Cleirin merasa tidak enak hati ketika teman-teman Maska menatapnya dengan sedikit malas dan tidak suka, padahal teman Maska adalah temannya juga.
Cleirin sedikit menyingkir ketika teman-teman Maska beranjak dan pergi menyisakan Maska yang sedang duduk di ranjang.
"Mereka udah lama di sini?" Cleirin berjalan masuk seraya melupakan reaksi dan ekspresi teman-teman Maska saat menatapnya.
Maska mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Zone? [COMPLETED]
Teen FictionCleirin dan Maska adalah tetangga, karena hal itu mereka menjadi berteman. Pertemanan mereka terus berlanjut sampai keduanya duduk di bangku sekolah menengah atas atau SMA. Kebersamaan mereka terus tercipta hingga salah satu di antara mereka mulai...