Cleirin mengedarkan pandangannya ke tiap meja dan kursi yang ada di kantin untuk mencari keberadaan Maska yang pada akhirnya tidak dapat ia temukan.
"Eh, jadi makan apa gimana sih? Kok bengong lo?" Feby menyikut Cleirin di mana yang pergi ke kantin hanya mereka berdua sedangkan teman-teman mereka yang lain memilih untuk berada di kelas.
"Jadi, ya jadi dong." Cleirin berjalan lebih dulu dan memilih untuk duduk di dekat dinding kaca agar bisa memperhatikan keadaan luar.
"Pesenan gue samain aja deh sama lo,"
"Ya udah uang lo sini, uang gue pas-pasan." Feby mengeluarkan uang lima puluh ribu dari sakunya.
Cleirin memberikan uang seratus ribu dan Feby pun pergi memesan makanan.
Cleirin menoleh ke arah dinding kaca memperhatikan murid-murid yang sedang berlalu lalang dan duduk di kursi yang ada di bawah pohon sambil bercerita.
Cleirin lebih merapatkan tubuhnya ke dinding yang terasa panas karena matahari ketika ia menangkap sosok Maska tengah berada di parkiran, duduk di atas motor yang tidak ia ketahui siapa pemiliknya. Maska tidak sendiri, ada teman-teman laki-laki itu dan juga... Seorang gadis!
Cleirin tidak tahu siapa gadis itu namun ia yakin jika gadis tersebut berasal dari kelas sepuluh yang sepertinya sedang digoda.
Kedua mata Cleirin menyipit melihat gadis tersebut menunjuk Maska dan langsung mengudang gelak tawa di sana. Cleirin meradang ketika Maska mengambil ponsel yang gadis itu sodorkan di mana Cleirin yakin jika Maska akan memberikan nomor ponselnya.
Cleirin mengambil ponsel yang terletak di meja untuk menghubungi Maska, "ke kantin lo sekarang!"
Mata Cleirin terus tertuju pada Maska di mana jarak mereka cukup jauh ditambah kantin berada di lantai atas sehingga Maska tidak menyadari keberadaannya dan Maskata tampan beranjak dan langsung pergi dari parkiran.
"Lo balik ke kelas gih, tadi Salsa nelfon gue nyuruh gue bilang ke lo balik ke kelas, makan bareng dia." Cleirin mengambil makanan dan minumannya dari nampan yang Feby bawa.
"Serius? Kok dia gak nelfon gue?" Feby pergi dengan membawa nampan meminta pada ibu kantin untuk membungkus makannya.
"Kenapa? Lo kok sendirian?" Maska menarik kursi yang ada di hadapan Cleirin dan meraih gelas jus jeruk lalu meminum isinya.
"Aakh!" Maska meringis karena kakinya diinjak.
"Dari mana lo?" Cleirin sengaja bertanya untuk mengetahui apakah Maska akan jujur atau tidak, jika tidak Cleirin akan mengeraskan suara di kantin yang sedang ramai-ramainya, apalagi seisi kantin pasti tahu jika mereka berpacaran.
"Maska!"
"Dari parkiran, kenapa sih?" Maska menaikkan satu kakinya ke kursi yang ada di sebelahnya untuk mengecek apakah sepatunya kotor atau tidak.
"Sama siapa?"
"Temen-temen gue,"
"Terus?"
"Ya udah sama temen-temen gue doang,"
"BOHONG!" Teriak Cleirin membuat seisi kantin langsung menoleh, berhenti makan, bahkan terkejut.
Mata Maska melebar mendengar teriakan Cleirin sekaligus melirik orang-orang yang ada di sekitarnya yang sedang memperhatikan mereka, namun ada juga yang memilih untuk acuh.
"Bohong apa? Gue gak bo... Clei!" Maska beranjak karena Cleirin pergi lebih dulu dari kantin.
-temenzone-
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Zone? [COMPLETED]
Teen FictionCleirin dan Maska adalah tetangga, karena hal itu mereka menjadi berteman. Pertemanan mereka terus berlanjut sampai keduanya duduk di bangku sekolah menengah atas atau SMA. Kebersamaan mereka terus tercipta hingga salah satu di antara mereka mulai...