Semenjak Kinan meminta pada Maska untuk menjaga jarak dengan Cleirin, Maska merasa bersalah pada ibunya karena sempat kesal bahkan mendiamkan sang ibu. Maska pun memutuskan untuk bersikap seperti biasanya karena dirinya merasa tidak tenang jika terus-terusan mendiamkan Kinan.
Maska datang ke ruang makan untuk makan malam di mana sudah ada ayah dan ibunya. Mata Maska fokus pada Kinan yang sedang menata piring-piring yang berisi lauk.
"Duduk," ujar Kinan ketika melihat Maska sudah datang ke ruang makan.
Maska duduk di kursi biasa yang ia tempati sambil sesekali melirik Kinan yang tampak seperti tidak biasanya.
Maska menatap Randi yang tertangkap oleh matanya tengah memberi isyarat pada Kinan yang tentunya tidak Maska mengerti apa maksudnya.
Kinan duduk di berhadapan dengan Maska karena memang biasanya posisi mereka seperti itu.
Maska yang sudah berniat mengajak ibunya berbicara merasa nyalinya menciut setelah melihat wajah Kinan dan isyarat Randi tadi.
"Ke mana kamu tadi? Kenapa sore banget pulangnya?" Tanya Kinan tanpa mempedulikan Randi yang langsung menatapnya dan juga tidak lagi menyebut nama Maska melainkan memakai kata 'kamu'.
"Dari rumah temen, Ma."
"Sama siapa?"
Maska diam melirik sejenak Kinan, "sama temen-temen yang lain."
"Bener?"
Maska kembali diam dan bersuara, "sama Clei."
"Kamu pacaran kan sama Cleirin?"
Maska menatap Kinan di mana dari tadi pandangannya tertuju pada makanannya.
Maska dan Kinan saling tatap dalam diam. Hati Maska terasa sakit melihat raut dan tatapan tidak suka ibunya.
"Iya, Maska sama Clei pacaran."
"Udah lama?"
Maska menggeleng, "baru aja."
Melihat ketegangan di antara Maska dan Kinan, selera makan Randi langsung hilang. Kini tidak ada yang makan di antara mereka bertiga.
Kinan menghela napas dan diam. Diamnya Kinan langsung dimanfaatkan oleh Maska untuk berbicara baik-baik dengan ibunya.
"Mama suruh Maska jangan terlalu deket sama Clei pas udah pacaran, ya Maska gak bisa dong." Ucap Maska dengan jujur.
"Terus kalo kamu kenapa-napa lagi gimana? Kamu mau tau, setiap kamu gak ada di rumah dan tiba-tiba ada yang nelfon Mama pake nomor yang gak Mama kenal atau temen kamu nelfon Mama, Mama takut buat angkat telfon itu karena Mama takut denger kamu masuk rumah sakit, takut denger kamu kenapa-napa, Maska."
"Maska janji, Maska gak akan bikin Mama khawatir lagi."
"Astaga," Kinan tertawa kecil seraya memegang kepalanya.
"Ma, Maska udah terlanjur pacaran sama Clei. Soal Mama khawatir kalo Maska kenapa-napa itu gak lagi, Maska gak bakal cari masalah sama siapapun, Maska bakal jaga Clei untuk mastiin kalo Clei juga gak punya masalah sama siapapun."
Kinan meletak sendok dan garpu yang ia pegang, "terserah kamu." Dan beranjak dari kursi bahkan pergi dari ruang makan.
Maska menghela napas, kedua bahunya merosot turun seraya memejamkan mata ketika melihat Kinan pergi dari ruang makan di mana itu baru kali ini terjadi.
"Gak usah pikirin apa kata Mama, setiap hubungan pasti ada halangannya dan anggap kejadian barusan sebagai penghalang hubungan kamu sama Cleirin. Tugas kamu ya harus buktiin ke Mama, buktiin kalo apa yang kamu bilang dari tadi emang bener-bener bisa dipegang." Kata Randi mulai makan walaupun ia sedikit khawatir dengan istrinya yang baru saja meninggalkan ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Zone? [COMPLETED]
Teen FictionCleirin dan Maska adalah tetangga, karena hal itu mereka menjadi berteman. Pertemanan mereka terus berlanjut sampai keduanya duduk di bangku sekolah menengah atas atau SMA. Kebersamaan mereka terus tercipta hingga salah satu di antara mereka mulai...