Keinginan terbesar Cleirin untuk saat ini adalah pergi ke Paris bersama dengan kekasihnya, Maska. Dan sekarang keinginan tersebut terkabul membuat Cleirin begitu antusias dan repot sendiri untuk segala keperluannya di negara yang diberi julukan City of Light.
Nia menghela napas melihat Cleirin memasukkan segala keperluan anaknya itu ke koper yang ketiga, entah apa saja yang dimasukkan Cleirin sampai gadis itu membutuhkan tiga koper untuk keperluan kurang lebih tiga hari di Paris.
"Sekalian rice cooker, wajan, panci, piring, gelas, isi-isi kulkas dimasukin aja ke koper." Nia duduk di tepi tempat seraya memperhatikan isi koper.
Cleirin menoleh dan tersenyum, "maksud mami ngomong kayak gitu mau Clei tinggal berdua sama Maska di sana? Oke."
"Iya biar jangan pulang sekalian,"
Cleirin terkekeh lalu menatap ke arah pintu di mana ayahnya baru saja masuk ke kamarnya.
"Udah kayak mau bulan madu," Ansel berjalan mendekati Cleirin.
"Apaan sih, orang cuma mau liburan kok. Papi norak deh kayak baru tau aja pasangan yang bisa pergi berdua keluar negeri cuma pasangan yang udah nikah, banyak banget pasangan yang masih pacaran liburan berdua, termasuk Clei sama Maska. Inget ya, cuma liburan."
"Iya cuma liburan, pas di sana yang tau kan cuma kakak sama Maska." Ansel duduk di sebelah Nia di mana ucapan Ansel barusan membuat tatapan intens Nia langsung tertuju pada Cleirin.
"Kira-kira besok bisa gak mobil masuk ke bandara? Clei mau yang sistem otomatis dan praktis, Clei mau mobilnya masuk ke bandara ke landasannya terus pintunya dibukain sama orang-orang yang pake jas, terus nanti Clei mau keluar pake kacamata item baru deh masuk ke private jet papi, bisa kan?" Cleirin menatap bergantian kedua orang tuanya.
"Dih, anak sapa lu? Anak presiden? Halu!" Nia memukul lengan Cleirin dengan baju yang belum Cleirin masukan ke koper.
"Udah kak, manual aja." Ansel beranjak dan pergi dari kamar Cleirin.
"GAK SERU PAPI!"
-temenzone-
"Ka, fotoin dong." Cleirin memberikan ponselnya saat mereka berdua sudah berada di private jet dan bahkan sudah duduk saling berhadapan.
"Lo kayak orang kaya baru tau gak, minta difotoin di private jet, duduk kaki ngilang terus pake kacamata abis itu di post, te..."
"Heh! Ini juga private jet nya punya bokap gue bebas dong mau ngapain, kalo gak mau fotoin ya udah sini!"
Maska terkejut mendengar suara keras Cleirin bersamaan dengan Cleirin merampas paksa ponsel yang sedang ia genggam. Melihat wajah Cleirin berubah kesal karena dirinya, tentu Maska tidak akan tinggal diam.
Maska beralih duduk di sebelah Cleirin dengan maksud ingin membujuk gadis itu, "masa gitu aja ngambek."
Cleirin menepis tangan Maska yang menyentuh dagu sambil memainkan ponselnya.
"Jangan ngambek dong, gue emang gak mau fotoin lo."
Cleirin menatap tajam Maska, sangat tajam.
"Tapi gue mau kita foto berdua," Maska menunjukkan senyum terbaiknya untuk Cleirin dan Maska yakin jika Cleirin akan langsung luluh, terbukti dari sorot mata gadis itu yang berubah lemah.
"Let's take a photo, in a romantic style." Maska menjatuhkan dagunya di bahu dan melingkarkan tangannya di pinggang Cleirin.
Cleirin yang sudah lemah dan luluh mulai tersenyum kemudian mengambil posisi yang pas sebelum memotret dirinya bersama Maska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Zone? [COMPLETED]
Teen FictionCleirin dan Maska adalah tetangga, karena hal itu mereka menjadi berteman. Pertemanan mereka terus berlanjut sampai keduanya duduk di bangku sekolah menengah atas atau SMA. Kebersamaan mereka terus tercipta hingga salah satu di antara mereka mulai...