Maska dan Cleirin berjalan sama-sama menuju kantor guru karena ada sesuatu yang ingin mereka lakukan di sana.
"Pak Edo, minta minum ya." Cleirin langsung berdiri di depan dispenser dengan botol minum yang sudah ia bawa-bawa.
"Kalian ini, kalo mau minum ya di beli dong."
"Tanggung, Pak, bentar lagi pulang." Balas Maska.
"Lagian cuma dikit tau, Pak. Ukuran botol minum saya seberapa sih, galon airnya juga masih penuh nih." Cleirin menoleh dan tertawa geli melihat pak Edo kesusahan dalam mengambil cangkir yang berada bagian rak lemari paling atas.
"Bapak sih pendek, nih saya bantu ambilin." Cleirin mengambil gelas incaran pak Edo.
"Kamu ini, mentang-mentang tinggi."
Cleirin menyamakan bahunya dengan bahu pak Edo di mana Cleirin memang memiliki tubuh yang tinggi semampai.
Melihat botol minum Cleirin hampir penuh, Maska langsung merebutnya karena ia sudah sangat haus.
"Di antara orang tua kamu siapa emangnya yang tinggi? Ayah kamu?" Tanya pak Edo.
"Mohon maap, Mami saya juga tinggi. Papi seratus delapan puluhan, Mami saya seratus tujuh puluhan. Jelas dong saya tinggi, banyak noh yang iri sama badan saya. Termasuk bapak, bapak iri kan sama tinggi badan saya?" Cleirin tampak begitu bangga pada dirinya sendiri.
"Lho kok tinggal dikit!" Cleirin kesal lantaran air minum yang ia ambil tinggal sedikit, bahkan setengahnya pun tidak ada.
"Ya namanya haus, bego." Maska tampak mencari-cari sesuatu di sekitarnya.
"Gak ada gorengan, Pak?" Tanya Maska.
"Kalian ini, sekolah rasa rumah. Semoga kalian gak berjodoh ya, gak bisa saya bayangin gimana anak kalian nanti." Pak Edo menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Maska dan Cleirin.
-temenzone-
Cleirin menghela napas karena Maska tidak kunjung mendekat padahal Cleirin sudah cukup lama berdiri di dekat motor laki-laki itu.
Maska sendiri sedang berbicara dengan Luna dari jarak yang tidak terlalu jauh dengan Clelrin.
"MASKA!" Teriak Cleirin hingga membuat orang-orang yang sedang sibuk mengeluarkan kendaraan dari parkirkan langsung menoleh, bahkan orang yang ada di dekat Cleirin sampai terkejut saat mendengar suara Cleirin.
Tak lama Cleirin berteriak, Maska langsung mendekat namun kepalanya menoleh ke belakang dan masih terus berbicara pada Luna.
Cleirin menatap tajam Luna di mana Luna juga melakukan hal yang sama sepertinya.
"Sabar napa!" Maska naik ke motor dan memakai helm nya.
"Pala lu sabar, panas!" Cleirin memukul lengan Maska dan ikut naik.
"Panas karena matahari apa panas karena liat gue sama Luna?" Maska tertawa saat kembali mendapat pukulan lebih keras dari Cleirin.
Cleirin melingkarkan kedua tangannya di pinggang Maska dan sedikit menunggingkan bagian bokongnya ketika motor yang Maska bawa melewati Luna.
-temenzone-
Karena Cleirin ingin membeli sesuatu perihal kebutuhan bagian wajahnya, Maska terpaksa menemani Cleirin membeli beberapa produk kosmetik, padahal Maska sudah sangat lapar.
"Clei, cepet napa."
"Ih sabar! Baru aja dapet lipstiknya. Gue masih harus cari blush on, eye shadow, concealer, contour, dan lain-lain!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Zone? [COMPLETED]
Teen FictionCleirin dan Maska adalah tetangga, karena hal itu mereka menjadi berteman. Pertemanan mereka terus berlanjut sampai keduanya duduk di bangku sekolah menengah atas atau SMA. Kebersamaan mereka terus tercipta hingga salah satu di antara mereka mulai...