Karena tidak bisa tidur dan menyadari jika ayahnya masih berada di ruang kerja, Cleirin pergi ke sana sekaligus ingin memberitahu tentang liburannya bersama Maska nanti, atau mungkin Ansel sudah mengetahuinya dari Nia.
Cleirin membuka pintu yang tertutup namun bukannya menutup kembali pintu tersebut, mata Cleirin lah yang tertutup.
"Ih papi mami ih!!!" Seru Cleirin karena baru saja ia melihat adegan ayah dan ibunya berciuman di sofa.
"Heh! Makanya ketok dulu pintu!" Nia kesal karena aktivitas nya terganggu.
"Kebiasaan tau gak ciuman di mana-mana! Di kamar gak bisa apa?" Cleirin sudah membuka matanya dan duduk di sofa lain yang berhadapan dengan Ansel dan Nia.
Dari raut wajah, Nia terlihat kesal kepada Cleirin sedangkan Ansel biasa saja namun pria itu sudah membatin.
"Biasakan ketok pintu!" Nia menunjuk ke arah pintu yang belum Cleirin tutup.
"Gak mau! Sumpah ya dari kecil Clei udah sering liat dan karena masih kecil belom ngerti, eh pas gede sering liat juga, kan jadi pengen nyoba." Kata Cleirin dengan santainya di mana gadis itu langsung mendapat tatapan tajam penuh peringatkan dari ibunya.
"Jangan-jangan udah nyoba lagi," celetuk Ansel dengan sayu alis terangkat.
Tatapan Nia semakin tajam pada Cleirin.
"Ih belom kok! Clei sama Maska kalo cium ya cuma pipi sama kening, bibir Clei masih suci walaupun mata sering ternodai karena ulah papi sama mami!"
"Udah-udah! Jadi ke sini mau apa?" Tanya Nia.
"Papi udah tau Clei sama Maska mau liburan ke Paris?"
Ansel mengangguk, "mami udah cerita."
"Clei sama Maska mau pake private jet papi dong, rencananya mau pergi pas libur ujian." Cleirin beralih duduk di tangan sofa agar dapat memeluk leher ayahnya.
"Kenapa cuma berdua sama Maska?" Tanya Ansel.
"Karena pengen lah, emang dulu pas pacaran mami sama papi gak ada liburan berdua?"
"Papi sama mami gak pake pacaran, langsung nikah." Jawab Ansel seraya mengingat yang dulu-dulu.
"Oh, gitu. Ya udah deh, pokoknya Clei sama Maska mau pake punya papi, good night!" Cleirin mencium pipi Ansel lalu pergi keluar.
Cleirin yang sudah berada di luar dan tengah berjalan menuju kamar membalikkan badan dengan mata dan mulut yang terbuka lebar ketika mendengar suara pintu terkunci, dan itu berasal dari ruang kerja ayahnya.
Cleirin berlari mendekati pintu ruang kerja Ansel dan menempelkan kupingnya di pintu tersebut berharap ia dapat menemukan suara yang terdengar 'sesuatu'.
"Papi! Mami! Clei gak mau punya adek lho!" Seru Cleirin dengan jarak mulut dan pintu yang berdekatan.
"Balik ke kamar, Cleirin!" Nia ikut berseru dari dalam.
Cleirin mendengus kesal dan berjalan menuju kamar, "ih! Jadi pengen cepet-cepet nikah! MASKA MAU NIKAH!"
"CLEIRIN!" Mendengar teriakan Cleirin, Nia ikut berteriak karena selain mengganggu pendengarannya juga mengganggu kegiatannya bersama sang suami.
-temenzone-
"Kenapa lo gak pernah cium bibir gue?"
Maska yang sedang minum sambil menyetir langsung tersedak dan menoleh, "hah?"
Cleirin mengetuk-ngetuk bibirnya.
"Kenapa juga harus gue cium?" Tanya Maska balik.
"Lo gak pengen?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Zone? [COMPLETED]
Teen FictionCleirin dan Maska adalah tetangga, karena hal itu mereka menjadi berteman. Pertemanan mereka terus berlanjut sampai keduanya duduk di bangku sekolah menengah atas atau SMA. Kebersamaan mereka terus tercipta hingga salah satu di antara mereka mulai...