"Lo capek? Lo salah? Salah minta gue buat jadi cewek lo? Jadi lo mau putus, Maska?" Tangan Cleirin mulai menyentuh seragam Maska.
Cleirin meremas seragam Maska karena Maska diam tidak menjawab pertanyaannya.
"Iya, lo mau putus? Putus aja kalo emang lo udah capek sama gue," Cleirin semakin meremas seragam Maska.
Menyadari pintu terbuka, Maska menoleh dan dengan perlahan Cleirin menjauhkan tangannya dari seragam Maska yang sudah tampak kusut.
Beberapa orang murid yang ikut berpartisipasi untuk event sekolah mereka nanti terdiam di ambang pintu melihat Maska dan Cleirin.
"Tolong keluar, lo bukan siapa-siapa di ruangan ini." Reina masuk dan diikuti oleh beberapa orang yang baru saja kembali setelah membeli makanan.
Cleirin sengaja menabrak bahu Reina dengan bahunya sambil berjalan keluar dengan wajah yang berubah merah karena emosinya yang sedang memuncak tidak dapat ia luapkan.
"Semuanya makan dulu, abis itu kita lanjut. Lo, Maska, masih bisa profesional kan?" Tanya Reina dan Maska mengangguk kecil walaupun ia tidak yakin karena kepalanya sedang dipenuhi oleh Cleirin.
-temenzone-
Cleirin menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur dengan wajah yang ia sembunyikan sedalam mungkin di bantal, tak lama Cleirin menjauhkan wajahnya dan kembali menyembunyikannya ketika melihat bantalnya basah karena air matanya.
Cleirin pulang lebih awal dari murid-murid lainnya dengan alasan tidak enak badan pada guru piket dan tentunya guru tersebut tidak percaya, namun karena raut wajah Cleirin terlihat tidak enak, tidak seperti biasanya, secara terpaksa guru tersebut memberikan izin pada Cleirin untuk pulang lebih awal karena jika tidak diberi izin maka Cleirin akan terus menghantui dengan menyebutkan kata pulang.
"Bego! Kenapa bawa-bawa putus!" Cleirin memukul bantal unik menyalurkan rasa kesalnya.
Cleirin berbaring terlentang sembari meremas sprei nya yang berwarna putih polos dan berharap jika siang atau sore nanti Maska menemui lalu membujuknya seperti yang biasa Maska lakukan.
Cleirin meraih ponselnya untuk melihat apakah ada notifikasi pesan atau telepon tak terjawab dari Maska dan ternyata tidak ada, hal itu membuat Cleirin semakin kesal lagi dan ingin melemparkan ponselnya.
-temenzone-
Pagi, seperti biasa, Nia pergi ke kamar Cleirin untuk membangunkan anak gadisnya yang menurutnya sedang dilanda ke-galauan yang Nia yakini disebabkan oleh kisah percintaannya.
"Kak, bangun-bangun." Nia menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh Cleirin lalu menyingkirkan gorden.
"Kak, sekolah, anak ini kalo di bangunin susah banget." Nia menarik tangan Cleirin.
"Clei gak sekolah!"
"Apa?!" Nada suara Nia naik karena ucapan Cleirin barusan, Nia tidak akan memberikan Cleirin tidak pergi ke sekolah jika bukan karena hal tertentu.
"Di sekolah ada event ngapain sekolah? Gak belajar juga kok!" Cleirin kembali menarik selimut.
Nia diam sambil memperhatikan Cleirin kembali memejamkan mata.
"Berantem sama Maska?"
Cleirin tidak menjawab dengan dada yang terasa sesak sebab kemarin Maska tidak ada menemuinya.
"Gak jadi liburan dong berarti?" Nia mulai berjalan keluar dari kamar Cleirin.
"Jadi!" Cleirin langsung beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi untuk pergi ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Zone? [COMPLETED]
Teen FictionCleirin dan Maska adalah tetangga, karena hal itu mereka menjadi berteman. Pertemanan mereka terus berlanjut sampai keduanya duduk di bangku sekolah menengah atas atau SMA. Kebersamaan mereka terus tercipta hingga salah satu di antara mereka mulai...