Shin Zhui menikmati cuaca sore hari yang indah sembari menyesap teh yang disediakan Mingfen. Ia terus berfikir bagaimana caranya ia membalas perlakuan buruk selir Wen padanya.
"Mingfen?" Panggil Shin Zhui.
"Ya, yang mulia ada yang bisa saya bantu?" Sahut Mingfen.
"Aish... Mingfen kau tak perlu seformal itu kalau kita sedang berdua. Kau sudah kuanggap seperti temanku sendiri." Ucap Shin Zhui terkekeh kecil. Mingfen terharu mendengar ucapan junjungannya tadi dan tanpa sadar ia meneteskan air mata.
"Mingfen? Mengapa kau menangis? Apa aku membuat kesalahan?" Tanya Shin Zhui panik melihat Mingfen yang tiba-tiba menangis.
"Ti-tidak yang mulia, saya hanya merasa terharu dengan ucapan yang mulia tadi." Jawab Mingfen kembali meneteskan air mata.
"Aishh... Sudahlah jangan menangis! Sekarang kalau kita sedang berdua jangan panggil aku yang mulia panggil namaku saja, mengerti!" Mendengarkan ucapan Shin Zhui, Mingfen menunduk.
"Maaf yang mulia saya tidak berani." Sahut Mingfen yang semakin menunduk.
"Kenapa?" Tanya Shin Zhui.
"Saya akan dihukum jika berani langsung memanggil nama anda yang mulia." Sahut Mingfen yang kini bersujud.
"Ehh tak perlu bersujud, baiklah kalau begitu panggil aku nona saja." Tawar Shin Zhui, sebenarnya Shin Zhui merasa risih saat Mingfen memanggilnya dengan sebutan 'yang mulia' karena ia tak terbiasa.
"Baiklah yang- emm... Maksud saya nona." Balas Mingfen.
"Mingfen aku mau bertanya padamu." Ucap Shin Zhui.
"Bertanya apa nona?" Sahut Mingfen.
"Selama satu minggu ini aku terus berada di kediaman, apakah aku tidak mengurus pekerjaan yang seharusnya dikerjakan seorang permaisuri?" Tanya Shin Zhui.
"Maaf nona, selama ini pekerjaan anda sebagai permaisuri diambil alih oleh selir Wen." Jawab Mingfen.
"Owh... Mingfen dalam waktu dekat ini apa ada pertemuan besar yang melibatkan permaisuri?" Tanya Shin Zhui yang tampak bersemangat.
"Ada nona, minggu depan ada rapat rutin negeri yang seharusnya dihadiri oleh kaisar dan permaisuri." Jawab Mingfen agak ragu, karena setahu Mingfen junjungannya itu tidak terlalu peduli tentang rapat seperti itu tapi sekarang malah terlihat bersemangat.
"Baiklah minggu depan aku akan hadir dirapat itu." Ucap Shin Zhui yang diangguki Mingfen.
"Lihat saja! Akan kutunjukan betapa hebatnya permaisuri yang sekarang. Akan kutunjukan siapa permaisuri yang selalu mereka kucilkan ini." Batin Shin Zhui sembari memperlihatkan senyum penuh ambisi.
_____________
"Selir agung Wen Ying memasuki ruangan!" Teriak prajurit didepan ruang kerja kaisar.
"Salam untuk yang mulia kaisar semoga hidup seribu tahun lagi." Hormat selir Wen yang dibalas anggukan dari kaisar.
"Ada apa selir Wen sampai kau repot mengunjungiku?" Tanya kaisar.
"Aku hanya merindukanmu Liu Xian." Jawab selir Wen manja.
"Apa kau tak merindukan ku?" Tanya selir Wen pura-pura cemberut.
"Tentu saja aku merindukanmu Wen Ying." Sahut Liu Xian sembari menarik selir Wen duduk di pangkuannya.
"Liu Xian, apa kau tak mengunjungi permaisuri? Kudengar dia jatuh dari tangga minggu lalu." Tanya selir Wen berpura-pura perhatian kepada Shin Zhui.

KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Lu Shin Zhui
خيال (فانتازيا)[Bukan Novel Terjemahan] [SUDAH TERBIT] Shin Zhui gadis tegas dan ahli bela diri, dia adalah seorang dokter dari zaman modern yang bertransmigrasi ke zaman kuno, yaitu ke dinasti Luxin. Ia terjebak dalam tubuh permaisuri yang wajah dan namanya sam...