Chapter 23

14.1K 1K 52
                                    

Setelah semua persiapan selesai, Shin Zhui menyuruh Yuan dan Mingfen untuk duduk menunggu Shin Zhui membawakan makanan yang disebut rujak oleh Shin Zhui.

"Apa kau pernah memakan ini sebelumnya?" Bisik Yuan tepat ditelinga Mingfen membuat sang empu sedikit terkejut. "Tidak, aku baru pertama kali mendengar nama makanan itu." Jawab Mingfen. Yuan mengannguk mengerti dan kembali memperhatikan Shin Zhui yang tengah sibuk mencampur bumbu dan buah yang sudah dipotong.

"Ya, sudah siap!" Seru Shin Zhui yang membuat kedua orang didepannya terkejut.

"Ini untukmu! Ini untukmu! Dan ini untukku, aku sudah tak sabar memakannya!" Ucap Shin Zhui. Setelah duduk ia langsung memakan rujak itu dengan lahab. Mingfen dan Yuan yang melihat Shin Zhui sangat menikmati makanan itu agak ragu, bukankah mangga muda itu sangatlah asam? Tapi bagaimana permaisuri mereka itu bisa memakannya dengan lahab?.

"Kenapa kalian diam saja? Kalian tak mau memakan makanan yang kubuat? Ahh... Tega sekali!" Ucap Shin Zhui dengan wajah sedih dan mata yang hampir meneteskan air mata. Entah kenapa sifatnya menjadi berubah-ubah semenjak mengandung, mungkin itu bawaan bayinya.

"Nona, saya mohon jangan menangis! Saya dan Yuan akan memakannya sekarang." Ucap Mingfen mencoba menenangkan Shin Zhui. Setelah mendengar ucapan Mingfen Shin Zhui langsung berhenti menangis dan kembali pada wajah cerianya.

"Makanlah! Ini sangat enak!" Ucap Shin Zhui diiringi dengan senyum mengembang. Mingfen dan Yuan hanya melongo tak percaya melihat perubahan sikap permaisurinya ini, begitu membingungkan.

Perlahan tapi pasti Yuan dan Mingfen memakan makanan yang disiapkan Shin Zhui. Saat buah dibalur bumbu itu menyentuh indra pengecap mereka, entah mengapa seperti perpaduan rasa yang sangat enak. Antara asamnya mangga dan sedikit pedas dari bumbu itu, saat dikunyah rasa segar menjalar dimulut mereka. Setelah dirasa cocok dimulut mereka, Mingfen dan Yuan pun memakan rujak itu dengan lahab. Sungguh sangat enak.

"Heii! Makanlah dengan perlahan! Kalian bisa tersedak nanti!" Ucap Shin Zhui yang melihat gaya makan dua orang didepannya ini.

"Iya nona." Sahut mereka serempak tetapi tetap menyantap makanan itu dengan lahab.

Di petang itu Shin Zhui menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama Mingfen dan Yuan.

___________

Selir Yu yang berada diistana berbahagia karena ia yakin bahwa Shin Zhui telah tewas ditangan pembunuh bayaran yang ia kirim.

"Hahahaha.... Aku yakin wanita sialan  itu sudah tiada! Dan sebentar lagi akulah yang akan menjadi permaisuri!" Ucap selir Yu disertai tawa jahatnya. "Benar yang mulia! Anda akan menjadi permaisuri dan anda dapat menguasai harem istana." Ucap Yoonjo yang juga terlihat bahagia.

"Kau benar Yoonjo! Setelah aku menjadi permaisuri nanti, aku akan mengangkatmu menjadi kepala pelayan."

"Terima kasih yang mulia."

Sepasang majikan dan pelayan itu tertawa bersama-sama.

"Tapi, mengapa mereka belum kembali dan melapor?"

"Mungkin saja mereka langsung pergi, yang mulia."

"Tapi apa mereka tak mengambil sisa upahnya?"

"Saya tak tahu yang mulia."

"Baiklah biarkan saja! Toh jika mereka tak kembali berarti aku tak perlu memberi sisa pembayaran mereka dan uangku akan aman." Ucap selir Yu yang diangguki Yoonjo dan mereka pun tertawa bersama.

___________

Hari  berganti hari, bulan berganti bulan. Sudah 2 bulan lebih Shin Zhui, Mingfen, dan Yuan tinggal didesa itu tanpa memperdulikan keadaan istana yang sekarang sangat kacau karena permaisuri tak kunjung ditemukan ditambah lagi kaisar yang sering uring-uringan dan ibu suri yang terus mengurung diri di kediaman.

Empress Lu Shin Zhui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang