Chapter 14

18.2K 1.3K 30
                                    

Setelah kepergian Liu Xian terdengar teriakan dari dalam kediaman bulan, siapa lagi kalau bukan Shin Zhui. Ia begitu bahagia karena dalam beberapa minggu sudah berhasil menakhlukkan hati kaisar yang selama ini membenci permaisuri Lu Shin Zhui.

"Yeayy.....!! Apakah aku bermimpi? Hah! Sungguh sangat lucu!" Teriak Shin Zhui saking bahagianya. Mendengar teriakan dari dalam kediaman bulan, para dayang dan kasim terutama Mingfen merasa khawatir. Mingfen segera bergegas masuk untuk memeriksa keadaan junjunganya itu.

"Yang mulia! Apa anda tak apa?" Tanya Mingfen dengan raut wajah khawatir. "Ehh! Mingfen, ah tidak, aku tak apa." Jawab Shin Zhui yang masih dengan wajah bahagianya.

Mingfen semakin dibuat bingung  dengan sikap Shin Zhui. Sebenarnya ia ingin bertanya alasan mengapa junjungannya ini begitu bahagia, tapi niat itu ia pendam karena Shin Zhui menyuruhnya untuk menyiapkan teh dan kudapan kecil.

"Mingfen, bawakan aku teh dan kudapan lalu antarkan ke gazebo belakang aku ingin bersantai disana!" Pinta Shin Zhui. "Baik nona." Jawab Mingfen patuh.

Shin Zhui berjalan menuju gazebo kediaman bulan. Ia sedikit bersenandung sembari menunggu Mingfen membawakan pesanannya. Tiba-tiba ia teringat dengan gelang giok yang ia beli kemarin. Ia memperhatikan gelang itu dengan seksama.

"Gelang ini memang indah! Pantas saja banyak bangsawan yang ingin memilikinya. Tapi, mengapa mereka tak bisa memegangnya? Lalu mengapa aku bisa memegangnya? Apa benar yang dikatakan nenek itu kalau aku pemilik asli gelang ini? Entahlah lebih baik aku lanjutkan acara santaiku." Gumam Shin Zhui.

Shin Zhui kembali bersantai sampai Mingfen datang dan membawa teh juga kudapan kecil.

"Silahkan nona, maaf menunggu lama." Ucap Mingfen. "Aishh... Mingfen, tak apa lagipula aku hanya bersantai." Jawab Shin Zhui.

Shin Zhui menikmati waktu santainya sembari memikirkan apa yang akan ia lakukan kedepannya.

__________

Dikediaman bintang seperti biasa selir Wen sedang menyiapkan rencana untuk menghancurkan Shin Zhui.

"Aku harus bisa menghabisi wanita itu! Jika kubiarkan lebih lama maka di akan semakin besar kepala dan merasa sudah menguasai istana ini." Batin selir Wen.

Selir Wen terus mengutuk Shin Zhui dalam hati, sampai terdengar suara kasim penjaga pintu yang  memberitahu kedatangan kaisar.

"Yang mulia kaisar Liu Xian tiba!" Teriak kasim penjaga pintu.

Mendengar teriakan kasim penjaga pintu, selir Wen merubah raut wajahnya yang semula merah padam penuh amarah kini berganti dengan wajah manis dan senyum manis menghiasi wajahnya.

"Selir ini memberi salam kepada yang mulia kaisar!" Hormat selir Wen yang diangguki kaisar.

"Maafkan aku selir Wen, kemarin aku ada urusan penting mendadak jadi tak dapat bermalam di kediamanmu." Jelas Liu Xian dengan wajah datar andalannya. "Urusan apa yang lebih penting daripada saya yang mulia? Apa permaisuri menjadi sangat penting bagi anda?" Tanya selir Wen dengan suara yang dibuat lembut. Sebenarnya selir Wen ingin meluapkan kekesalannya pada Liu Xian, tapi niat itu ia lupakan karena ia tak mau reputasinya didepan Liu Xian buruk.

Liu Xian hanya diam mendengar pertanyaan selir Wen. Ia tetap menatap lurus kedepan dengan wajah tanpa ekspresi yang membuat selir Wen geram.

"Sebaiknya aku ikuti jalan permainannya, setelah itu akan kubalas dia dengan hal yang lebih menyakitkan daripada kematian!" Batin Liu Xian.

"Tentu saja kau yang lebih penting, selir Wen." Jawab Liu Xian masih dengan wajah datarnya. "Lalu mengapa anda malah bermalam dikediaman permaisuri akhir-akhir ini?" Tanya selir Wen yang kini mulai menatap tajam Liu Xian, namun yang ditatap tetap setia pada wajah tanpa ekspresinya.

"Karena dia telah melanggar peraturan, jadi aku harus menghukumnya terlebih dahulu." Jawab Liu Xian. "Hukuman apa yang anda berikan kepada permaisuri, yang mulia?" Tanya selir Wen. "Kau tak perlu tahu, selir Wen! Kau urus saja urusanmu! Kalau begitu aku permisi." Ucap Liu Xian lalu ia pergi tanpa menunggu jawaban dari selir Wen.

"Tak apa Liu Xian, kau bisa bersenang-senang dengan permaisurimu itu sekarang! Karena sebentar lagi permaisurimu itu alan menyusul kakaknya." Batin selir Wen diakhiri dengan seringaian yang menghiasi wajahnya.

___________

Shin Zhui masih bersantai di gazebo kediamannya. Entah apa yang ia lamunkan sampai tak sadar bahwa kaisar berada dibelakangnya.

"Apa aku mengganggumu, permaisuri?" Tanya Liu Xian. Shin Zhui yang mendengar suara Liu Xian langsung berdiri dan memberi salam.

"Permaisuri ini memberi salam kepada yang mulia kaisar!" Hormat Shin Zhui. "Kau tak perlu seformal itu permasuri! Kita hanya berdua." Ucap Liu Xian.

Shin Zhui kembali duduk dengan santainya di gazebo tanpa mempersilahkan Liu Xian untuk ikut duduk.

"Ekhem..." Deheman Liu Xian membuat Shin Zhui memutar bola mata malas. "Maaf yang mulia, silahkan duduk!" Ucap Shin Zhui.

Seperti biasa jika Shin Zhui dan Liu Xian sedang berdua pasti akan ada keheningan. Entah mengapa mereka tak bosan dengan keheningan ini, mereka malah sibuk dengan lamunan masing-masing.

"Permaisuri?" Panggil Liu Xian.

"Ya?" Jawab Shin Zhui singkat.

"Bolehkah saat kita sedang berdua aku memanggilmu Shin Zhui?" Tanya Liu Xian.

"Terserah anda yang mulia, lagipula saya adalah istri anda jadi itu adalah hak anda." Jawab Shin Zhui.

"Baiklah, mulai sekarang aku akan memanggilmu Shin Zhui saja." Jawab Liu Xian dengan seulas senyum yang terbit dikedua ujung bibirnya.

"Apa sesenang itukah dia dapat memanggilku dengan namaku saja? Ahh tapi tetap saja senyumnya begitu manis, andai dia terus tersenyum seperti ini." Batin Shin Zhui.

Suasana kembali hening sampai tiba-tiba...

____________

Hati yang terluka kini mulai terobati,
Tapi apakah telah kuat untuk mulai kembali?

____________


.

.

.

.

Jangan lupa vote dan komen ya;)
Maaf kalau masih banyak typo🙏
Tunggu kelanjutannya ya:)👋👋🤗




Empress Lu Shin Zhui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang