Chapter 36

12.1K 983 50
                                    

Pagi telah menyambut, cahaya yang belum terlalu terang menelisik masuk kedalam jendela kediaman bulan. Namun, sang pemilik kediaman belum membuka matanya sejak kamarin. Terlihat Shin Zhui yang masih tak sadarkan diri dan disampingnya terdapat Liu Xian yang masih terlelap dalam tidurnya.

Tak lama Liu Xian mulai mengerjap untuk menyesuailan cahaya yang mulai masuk ke matanya. Hal pertama yang ia perhatikan ialah, Shin Zhui. Wanita yang sangat dicintainya itu ternyata belum membuka mata.

"Kenapa kau belum sadar? Bangunlah Shin Zhui! Lihatlah hari telah berganti pagi." Ucap Liu Xian pada Shin Zhui yang masih menutup mata.

Liu Xian nampak menghela nafas berat. Hilang sudah semangat paginya. Liu Xian memandangi wajah Shin Zhui cukup lama berharap kalau Shin Zhui membuka mata, namun tak ada tanda-tanda kalau Shin Zhui hendak membula mata.

"Pelayan! Ada pelayan diluar?" Ucap Liu Xian.

Karena pagi telah muncul, seperti Mingfen menunggu diluar kamar tidur sembari menunggu sang pemilik bangun. Saat mendengar suara sang kaisar dari dalam yang memanggil pelayan, dengan cepat Mingfen dan beberapa pelayang dibelakangnya masuk.

"Yang rendah ini memberi salam kepada yang mulia kaisar!" Hormat Mingfen beserta para pelayan dibelakangnya.

"Cepat siapkan air dan siapkan juga pakaianku! Aku akan membersihkan diri dikediaman bulan pagi ini." Pinta Liu Xian.

"Baik yang mulia." Sahut seluruh pelayan kemudian mereka beranjak pergi untuk melaksanakan perintah kaisar mereka.

"Tunggu Mingfen!"

"Saya yang mulia."

"Kau siapkan sarapan saja untukku dan Shin Zhui!"

"Baik yang mulia."

Mingfen pun beranjak pergi ke dapur kediaman untuk menyiapkan sarapan.

____________

Selesai dengan ritual mandinya, Liu Xian segera menuju ke ruang tidur Shin Zhui sebelum menuju ke ruang utama kediaman bulan. Ia saat ini benar-benar berharap Shin Zhui telah membuka mata.

"Kenapa kau belum membuka matamu, Shin Zhui?" Lirih Liu Xian setelah sampai disamping Shin Zhui. Tubuhnya luruh disamping tempat tidur, tangannya menggenggam erat tangan Shin Zhui. Air matanya kembali menetes kala melihat keadaan sang istri. Liu Xian menunduk dalam menyembunyikan wajahnya yang dihiasi air mata.

Disela tangisnya, Liu Xian merasa Shin Zhui menggenggam balik tangan Liu Xian. Dan benar saja saat Liu Xian mendongak, ia mendapati mata indah Shin Zhui yang mulai mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

Wajah sedih Liu Xian seketika berubah menjadi kebahagiaan. Air mata yang sedari tadi menghiasi wajahnya kini telah berubah menjadi senyuman kebahagiaan.

"Shin Zhui akhirnya! Akhirnya kau membuka matamu!" Pekik Liu Xian yang sudah terlampau bahagia.

"Liu..." Lirih Shin Zhui. Shin Zhui merasa tenggorokannya sangat kering sekarang.

Liu Xian mengerti yang dimaksud Shin Zhui segera mengambilkan air untuk Shin Zhui. Dengan cepat Shin Zhui meminum air yang disodorkan Liu Xian. Shin Zhui meminum air itu sedikit terburu-buru karena ia benar-benar haus, selama ia disekap ia hanya minum sekali saat ia baru terbangun dan menyadari berada ditempat yang tak dikenalnya.

"Minum dengan perlahan, Shin Zhui!" Ucap Liu Xian.

Setelah Shin Zhui merasa lebih baik setelah minum, ia menatap Liu Xian yang kini tengah menatapnya penuh kebahagiaan.

"Apa kau sudah lebih baik, Shin Zhui? Apa perlu aku panggilkan tabib?" Tanya beruntun Liu Xian.

"Jangan berlebihan, Liu! Aku sudah tak apa." Jawab Shin Zhui disertai senyuman manis yang sedari kemarin Liu Xian rindukan.

Empress Lu Shin Zhui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang