Chapter 5

5.7K 210 4
                                    

Arsenino Navaro pria matang berusia 28 tahun, di usianya yang cukup muda ia sudah menjadi pria sukses dengan segala prestasinya. Dengan kehidupannya yang bergelimang harta dan kemewahan dirinya masih memikirkan orang- orang yang tak mampu seperti penduduk di desanya yang jauh dari jalanan kota.

Ya, Arsen tinggal di rumah yang cukup jauh dari kota. Tetapi meski jauh tempat yang ia tinggali semuanya kebutuhan nya terpenuhi. Seperti pasar kecil dan supermarket yang ia sengaja bangun bahkan sekolah pun Arsen bangun untuk anak-anak yang tidak mampu bersekolah di kota karena biaya yang cukup mahal. Sosok Arsen disegani oleh para penduduk desa yang ada di sana berkat kebaikan hati Arsen yang memajukan desa mereka.

Arsen sendiri memilih tinggal di desa karena ingin jauh dari gemerlapnya kota. Dirinya bosan dan jenuh lalu memilih tinggal di desa tempat ibunya di lahir kan dan di makam kan juga. Saat ini ia berada di dalam mobil mewah nya sembari menatap sawah-sawahnya yang hijau. Para penduduk tersenyum hangat meski mereka tidak melihat sosok Arsen karena kaca mobilnya yang memang tak terlihat dari luar tetapi mereka tetap tersenyum saat mobil Arsen melewati sawah.

Sawah-sawah ini pun Arsen beli untuk memperkerjakan orang-orang yang tak memiliki pekerjaan karena kurangnya pendidikan maka dari itu Arsen yang baru pindah saat itu merasa iba dan membeli sawah-sawah untuk lapangan bekerja bagi orang yang tak mampu. Arsen terus menatap luar jendela dengan wajah datarnya meski banyak keindahan alam yang ingin ia lihat tetapi tak mampu membuat Arsen tersenyum.

"Tuan, Apakah kita akan ke kebun teh dulu?" tanya sang supir kepada Arsen.

Arsen memejamkan matanya dengan raut wajah lelahnya karena tadi ia menuju ke kota untuk melihat perusahan nya yang sudah lama ia tak kunjungi karena dirinya sudah mempercayakan perusahaan itu kepada Dimitri tangan kanannya.

"Tidak perlu. Kita langsung pulang saja." Arsen berkata seraya memejamkan matanya seakan lelahnya bisa hilang dengan memejamkan matanya itu.

***

Sedangkan di rumah besar semua sedang disibukkan dengan acara perayaan yang akan diadakan nanti malam lebih tepatnya kejutan untuk Arsen yang berulang tahun. Sarah sangat gembira menyambut ulang tahun suaminya dengan kejutan yang akan ia berikan.

"Nyonya, semuanya sudah beres." ucap Lily kepada Sarah yang sudah memakai pakaian terbaiknya. Sarah menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Baiklah. Aku tak sabar menunggu dia pulang" ucap Sarah senang. Sarah menunggu sang suami yang sebentar lagi akan sampai karena sudah 2 hari Arsen menginap di kota untuk meninjau perusahaan nya yang sudah lama ia tak lihat. Beberapa menit menunggu akhirnya deru mobil Arsen terdengar di telinganya membuat Sarah langsung meminta Lily untuk mendorongnya menuju suami nya sembari membawa kue ulang tahun.

"Tuan Arsen pasti akan senang karena kejutan ini, nyonya." Lily berkata seraya tersenyum. Entah kenapa Lily ikut merasakan gembira saat menyambut kedatangan tuan Arsen. Tetapi yang Lily rasakan saat ini berdetak kencang saat ia melihat tuan Arsen memasuki rumah.

"Kejutan! Selamat ulang tahun, sayang." pekik Sarah semangat di ikuti oleh para pelayan lain dibelakang. Arsen sendiri cukup terkejut melihat itu semua lalu tersenyum simpul dan mencium bibir istri nya sampai membuat bibir Sarah bengkak akibat ciuman Arsen yang lihai.

"Terima kasih, sayang. Kau selalu membuatku bahagia." bisik Arsen serak membuat Sarah merona malu. Lily sendiri memalingkan wajahnya karena akhir-akhir ini saat dirinya melihat kemesraan tuan nya dan nyonya tiba tiba saja dirinya tak nyaman lebih memilih tak melihatnya.

Arsen memejamkan matanya dan berdoa lalu meniup lilin nya dengan Sarah yang tak berhenti tersenyum memegang kue. Sebenarnya Arsen tidak terlalu suka merayakan ulang tahun karena suatu alasan tetapi Sarah sangat senang merayakannya tahun nya membuatnya mau tak mau harus menerima itu semua karena ia tak ingin Sarah kecewa karena penolakan nya.

******

Malam harinya Arsen menatap tubuh telanjang Jessika sembari menyalakan sebatang rokoknya dan asap langsung mengepul keluar dari bibir tebalnya. Suasana hatinya saat ini sedang kurang baik entah karena apa yang jelas perasaannya saat ini sedang kacau.

"Tuan..." lirih lemah Jessika sembari melilitkan selimutnya untuk menutupi tubuh telanjangnya.

"Apakah ada yang tuan pikirkan." tanya Jessika kepada Arsen karena ia jarang sekali melihat raut wajah sang tuan yang kacau.

"Ini bukan urusan mu." Arsen berkata dengan dingin lalu meninggalkan Jessika dengan raut wajah tak bisa di artikan. Arsen memakai jubahnya keluar dari ruang bawah tanah. Entah kenapa kakinya tiba tiba menuju taman.

"Lily..." gumam Arsen melihat Lily duduk seraya menatap bintang dengan nyaman nya. Entah sadar atau tidak Arsen tersenyum kecil menatap tubuh kecil Lily. Arsen berjalan mendekati gadis kecil itu yang selalu membuatnya kesal dan marah lalu Arsen duduk disebelah tanpa permisi membuat gadis itu terkejut.

"Tuan Arsen... Maafkan saya tuan. Saya lancang datang kesini lagi." sesal Lily karena ia kepergok untuk kedua kalinya berada di taman yang terlarang bagi para pelayan.

Apa yang harus aku lakukan?

"Ya, kau begitu lancang sekali Lily..." suara serak Arsen membuat tubuh Lily menenggang kaku bahkan kedua tangannya meremas bajunya melihat tatapan tuan nya saat ini.

Tatapan yang tak pernah tuan nya berikan untuknya..

"Kenapa kau begitu lancang hm? Apa karena Sarah yang selalu membelamu?" Arsen mulai mendekati Lily dengan mata yang terus menatap wanita itu.

"Bukan seperti itu...hmm." sebuah ciuman Arsen berikan kepadanya membuat Lily tersentak kaget begitu pun Arsen langsung tersadar dan melepaskan tautan bibir mereka. Lily masih terdiam kaku mendapatkan ciuman tiba-tiba dari Arsen bahkan saat dia melepaskan ciuman mereka Lily tetap saja mematung.

"Sial!" Arsen mengumpat menyadari apa yang ia lakukan nya kepada Lily. Arsen langsung pergi tak memperdulikan wajah terkejut Lily.

"Bodoh! Apa yang aku lakukan." Arsen menjambak rambutnya karena mencium Lily barusan. Arsen sudah bersumpah tak akan mendekati wanita itu karena rasa tak suka nya tetapi ia malah mencium wanita itu tanpa sadar.

"Wanita itu pasti besar kepala dan mengira aku menyukainya. Tidak akan aku biarkan dia berpikir dengan lancang." gumamnya dengan sorot mata berkilat marah. Nanti Arsen akan memarahi Lily agar wanita itu mengenyahkan pikiran bahwa ia menyukainya. Arsen sendiri yakin tidak mungkin dan sangat mustahil tertarik kepada pelayan rendahan seperti nya.

Iya, tidak akan mungkin...

*****

Ada yang tahu kenapa hati tuan Arsen hampa?

Tatapan mata Arsen yang buat Lily meleleh.

Arsen yang cium duluan eh Lily disalahin. bakal kena masalah nanti.

Vote komen dan follow ya.

19.08.2020.
08.06 wib

Trapped by The Devil (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang