JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT
HAPPY READINGBila kemarin pagi SMA Garena dihebohkan dengan berita Albar dan Reina, berbeda dengan pagi ini yang heboh dengan rumor seorang guru cantik yang tengah magang di SMA Garena.
"Kak. Katanya ada guru cantik." Ucap Reina seraya mengimbangi langkah Albar. Keduanya tengah berjalan bersama menuju kantin.
Masalah kemarin, Reina berusaha untuk tidak mengingatnya. Yang terpenting baginya Albar sudah menyatakan cinta padanya dan sekarang ia dipandang sebagai kekasih Albar yang notabene nya adalah ketua geng Arevas.
"Oh ya?" balas Albar datar.
"Tapi kalo gurunya bener-bener cantik, Kakak mau sama dia, enggak?" tanya Reina.
Albar yang sebelumnya fokus pada ponsel, kini memasukan benda pipih kesayangannya kedalam saku celana. Lalu netranya menatap Reina, "Mana mungkin. Kan ada kamu," Albar mengerlingkan matanya membuat Reina tersipu malu.
Kemudian, Albar melingkarkan tangannya pada pinggang Reina.
Saat hendak berbelok, langkah Albar dan Reina terhenti setelah melihat Vanilla berjalan bersama Naufal.
"Kalau mau pacaran itu jangan disekolah. Tapi di Mall, pinter." Naufal menatap Albar remeh, "enggak punya duit?" tanyanya lagi membuat Albar menatapnya tajam.
Tanpa aba-aba, Albar langsung memberikan bogeman pada Naufal hingga cowok itu tersungkur diatas lantai. Bagaimana tidak, bogeman yang diberikan oleh Albar itu sangat kencang.
Vanilla terpekik saat melihat aksi Albar.
"Bar, udah. Jangan!" Vanilla berusaha menjauhkan Albar dari Naufal, tetapi apalah daya tenaga Vanilla yang tidak ada apa-apanya dibanding Albar.
Berbeda dengan Vanilla, Reina malah menyedekapkan tangannya dan menonton aksi Albar seraya tersenyum penuh kemenangan.
"Bar, stop, Bar!"
Albar menarik kerah seragam Naufal, lalu ia melayangkan bogeman pada Naufal hingga kembali tersungkur.
Tidak mau kalah, Naufal langsung bangkit dan membalas bogeman dari Albar.
Terjadilah baku hantam antara keduanya.
"Bangsat lo, ya!" Albar menendang Naufal, lalu memberikan bogeman lagi.
"ALBAR STOP!!!"
Suara melengking itu sukses membuat Albar menghentikan kegiatannya. Cowok itu menoleh kearah sumber suara. Netranya membelalak saat mendapati sosok wanita dengan pakaian rapih berdiri disamping Bu TW.
Sedangkan Vanilla, ia langsung membantu Naufal berdiri.
"Dilla?" gumam Albar hanya dapat didengar oleh Vanilla.
Lantas, Vanilla mendongakan kepalanya dan mengikuti arah pandang Albar.
*****
"Lagian sih, lo sok iye! Pake ngeladenin si Naufal segala," omel Popon pada Albar yang menatap gedung tinggi dihadapannya dengan tatapan kosong.
Enam anggota Arevas sudah berada di rooftop saat ini. Mereka semua memilih untuk membolos jam pelajaran.
Jangan tanyakan siapa satu anggota lagi, dia adalah Leo-anggota Arevas yang duduk dikelas sebelas.
Helaan nafas terdengar dari mulut Albar. Dia membuang abu rokok kedalam asbak, "Gue kesulut emosi duluan ama tuh bocah."
"Ck, lo itu," gumam Febrio sedikit kesal pada Albar.
"Bar. Gue cuman mau kasih tau. Sekarang, banyak orang yang udah gak takut lagi sama kita gara-gara mereka udah tau kelemahan kita." Ujar Leo menatap Albar. Cowok itu menghampiri Bosnya dan duduk disebelahnya, "Mereka udah tau kelemahan lo, dan sekarang banyak yang cemoohin Arevas dengan embel-embel 'banci'."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARES MADAGASKAR (END)
Roman pour AdolescentsSUDAH COMPLETED YANG MEMBACA, JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN COMMENT SERTA FOLLOW AKUN INI YA. (DILARANG PLAGIAT! KARENA INI HASIL PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI) Ini bukan kisah klise Play-boy yang bertemu dengan cewek galak, lalu pacaran. Tidak, bukan itu...