(51) WAR!

5.7K 337 4
                                    

JANGAN LUPA UNTUK VOTE AND COMMENT

Bacaan ini mengandung perang2an. Maaf kalo bosen.

HAPPY READING

*****

Suara hiruk pikuk knalpot motor meramaikan suasana jalanan malam kota yang semula sunyi menjadi ramai. Derum-derum itu berasal dari pasukan motor yang tengah menjalankan motor mereka menggunakan jaket dengan lambang kepala harimau di bagian dada kirinya. .

Wajah-wajah penuh nafsu menghias ekspresi anggota geng motor itu, membuat siapapun yang melihatnya memilih untuk menjauh.

Arevas, geng motor yang di pimpin oleh Albares Madagaskar, tengah melajukan motor mereka masing-masing dengan menggebu-gebu.

Hari yang dinantikan telah tiba. Topeng asli musuh mereka telah terbuka. Membuat mereka semakin murka. Membakar, dan menghabiskan, menjadi tujuan mereka.

Arevas membentuk sebuah formasi yang sangat besar dan mungkin tak terkalahkan. Pastinya, musuh-musuh yang berhadapan dengan mereka langsung memilih untuk pergi dan menjauh, alias mundur.

Albar, memimpin jalan kubu utama yang berjumlah 100 orang lebih. Kubu utama sendiri diapit oleh dua kubu lainnya. Kubu kedua, yang dipimpin oleh Febrio dan Geovano, dan kubu ketiga yang dipimpin oleh Rehan dan Popon. Masing-masing dari kedua kubu itu berjumlah sekitar 70 orang.

Albar menghentikan laju motornya jauh dari tempat tujuan mereka. Ia mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi mengintruksikan seluruh anggota Arevas untuk menghentikan laju motor mereka.

Setelah semua anggota berhenti, Albar membuka helm fullface-nya. Kemudian, ia turun dan membalikan tubuhnya menghadap ratusan anak buahnya.

Dengan rahang yang mengeras, tatapan yang tajam, serta wajah yang berkharisma menambahkan kesan wibawa pada diri Albar.

Cowok itu melangkah maju dengan tatapan tajam. Pandangannya menatap hamparan pasukannya yang terbentang luas nyaris seperti danau hitam.

"Malem ini, kita bakal hancurin Morgana. Kita harus kasih pelajaran sama mereka karena udah berani-beraninya ngejadiin Bagas sebagai boneka. Kita juga harus habisin markas mereka. Inget! Jangan sampe ada yang mati. Siksa aja mereka secara perlahan. Belajar jadi pembunuh profesional yang ngebunuh mangsanya pelan-pelan."

Semua anggota Arevas mendengarkan perintah Albar dengan seksama tanpa ada satupun anggota yang berbicara dengan anggota lainnya.

"Tumbangkan pengikutnya, habiskan pemimpinnya, bakar markasnya, dan hilangkan kenangan mereka!" seru Albar dengan suara kencang.

"Kubu utama gue bagi dua. Setengah dari kubu utama, nyerang mereka dari bagian belakang. Kalian bakal dipimpin sama Geovano dan Popon."

Popon dan Geovano mengangguk tanda setuju dengan strategi baru yang dibuat oleh Albar.

"Kalian serang mereka belakangan. Jadi, kubu utama yang gue pimpin bakal nyerang dari bagian depan gedung Morgana. Lalu, setelah sebagian dari mereka keluar, kubu kedua masuk ke dalam gedung dari sisi kiri. Begitu juga sama kubu ketiga, kalian nyerang dan masuk kedalam gedung dari sisi kanan. Dengan itu, mereka bakal kewalahan dan atensi mereka bakal kepecah saking banyaknya titik penyerangan."

ALBARES MADAGASKAR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang