Wellcome Guys🎉🎊
•
•
•Pernah mendengar kabar tentang Syndrome Little Space?
Syndrome yang dapat terjadi pada beberapa orang, karena alasan tertentu yang dapat memicu timbulnya Syndrome jenis ini. Menyebabkan apapun yang menyangkut penderita terkecuali fisik, akan berubah drastis mengikuti memori memori mereka saat masih kecil. Tidak heran juga penderita Syndrome ini akan bertingkah layaknya anak kecil, berbicara layaknya anak kecil. Bahkan mereka juga terlihat sangat sangat polos, sangat berbanding terbalik dengan keadaan fisiknya.
Mereka seperti anak kecil yang terperangkap ditubuh orang yang usianya sangat berbeda jauh dengan mereka.
Bukankah itu terdengar aneh?
Dan, em...
Mengerikan?
"Bang, El dimana?"
Arka mendudukkan dirinya disamping sang kakak yang masih larut dalam dunianya sendiri, dengan kaca mata anti radiasi yang bersarang di batang hidungnya. Memperhatikan layar iPad yang berada di pangkuannya, dan entah lah Arka sama sekali tidak mengerti apa yang sedang Abangnya itu lakukan. Mungkin itu berhubungan dengan masalah perusahaan? Ck, Arka sama sekali tidak menyukai pekerjaan itu.
Oh, mereka adalah Celvin dan Arka.
"Gak tau, coba deh Lo cek dikamarnya. Mana tau masih tidur," ujar Celvin tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari layar iPad-nya.
Arka mengangguk lalu bangkit dari duduknya, kemudian berjalan menuju kamar si bungsu. Tidak beberapa lama kemudian Arka sudah berada didepan pintu kamar adiknya, dengan perlahan Arka membuka pintu berharap agar sang pemilik kamar tidak terganggu dengan kehadiran.
Cklek!
Hal pertama yang Arka tangkap adalah adik kecilnya tertidur pulas, seulas senyuman terpampang indah diwajah tampannya. Arka berjalan mendekat kearah adik kecilnya itu, membelai lembut pipi chubby-nya yang terasa sangat lembut. Rasanya Arka ingin memakan bulat bulat pipi berbentuk Mochi itu, tapi ia tidak ingin mengganggu tidur nyenyak adiknya.
"Ah, imutnyaaa."
"Kenapa anak ini benar benar lucu saat tidur? Sekalinya bangun langsung pengen nampol," ceplos Arka mengelus lembut rambut hitam Rafael.
Sebentar, nama putra bungsu keluarga ini adalah Rafael. Kedua kakaknya sangat menyayangi dan menjaga si bungsu layaknya berlian, tidak ingin kembali kehilangan berlian mereka. Rafael cenderung pendiam, dan hanya menjawab seadanya ketika ditanya. Tapi tidak perlu ditanya lagi, Rafael sangat sangat sangat menyayangi kedua kakaknya.
Sudah jelas bukan? Hanya mereka berdua yang Rafael punya.
"Tidur nyenyak ya El," ucap Arka yang diakhiri dengan kecupan hangat pada dahi Rafael.
Arka berjalan dengan perlahan, agar tidak menghasilkan bunyi yang dapat membuat Rafael terbangun dari tidurnya. Setelah selesai Arka kembali kebawah, merebahkan dirinya di sofa yang berdekatan dengan Celvin yang masih saja memandangi iPad-nya.
"Gimana?" tanya Celvin.
"Ada kok didalam, nanti kita bangunin pas udah waktunya makan malam aja. Kasian El kayaknya lagi capek," jawab Arka dengan lengan yang menutup matanya.
"Hm, baiklah."
Hening~
Keduanya larut pada pikiran mereka masing masing, menikmati keheningan yang mereka bangun sendiri. Tidak ada suara apapun yang terdengar selain detak jarum jam, menemani heningnya suasana yang makin mencekam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Space
Teen FictionBagaimana cara menghadapi si Bungsu, jika tiba tiba ia menjadi pribadi yang berbeda? Sepertinya kedua Abangnya berada dalam masalah besar, "Ini si El mau diapain?" "Untuk sekarang biar saja seperti ini dulu, kita juga belum tau penyebab El jadi kaya...