CHAPTER 18

7.8K 940 45
                                    

"Enggh~"

"Abang?" Rafael menelusuri ke setiap sudut ruangan, untuk menemukan kedua Abangnya.

Rafael berjalan keluar, dari atas ia dapat melihat kedua Abangnya sedang bersantai di ruang keluarga. Rafael melangkahkan kakinya untuk menuruni anak tangga, dengan mata yang masih setengah mengantuk.

Nyawanya belum terkumpul sepenuhnya,

ia berjalan mendekat kearah Arka.

"Udah bangun?"

"Hn, Rafa udah bangun."

Rafa memeluk leher Arka, menyembunyikan wajahnya di persimpangan leher sang kakak.

Rafa masih mengantuk, tapi ia tidak ingin tidur.

"Rafa ya?"

Arka tersenyum hangat, mengelus lembut surai Rafa yang membuat Rafa semakin mengantuk.

Jangan terkejut dengan kehadiran Rafa yang tiba tiba,

karena dia bisa keluar kapan saja.

"Tidur nyenyak?" tanya Arka yang masih setia mengelus rambut adiknya.

"Iya," jawab Rafa dengan mata tertutup, semakin menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Arka mencari kenyamanan yang bisa membuatnya kembali tidur.

Tapi sepertinya tidak bisa,

Rafa membuka matanya dan menguceknya pelan untuk memperjelas penglihatannya.

"Hey, masih mau tidur?"

Rafa menggeleng pelan.

"Rafa kenal sama Kak Alin nggak?" tanya Arka tiba tiba.

Celvin hanya memperhatikan interaksi keduanya, sepertinya Rafa lebih dekat dengan Arka dari pada dirinya.

Mungkin karena ia sering kerja hingga lupa waktu-

sampai sampai lupa untuk menghabiskan waktu dengan adik kecilnya.

Hah, sayang sekali.

"Siapa kak Alin?" tanya Rafa dengan suara seraknya.

"Nanti kak Alin bakalan ke sini, Rafa mau kenalan sama kak Alin nggak?" tanya Arka.

Mata Rafa berbinar senang,

"Woaah, mauu!" jawab Rafa antusias.

Raut wajahnya yang tadinya lesu lenyap seketika, digantikan dengan wajah antusiasnya yang sangat menggemaskan.

"Hahaha, lucunyaaa."

Arka mencubit gemas hidung Rafa.

"Iih Abang sakit tau!" kesal Rafa.

Arka tertawa lepas, ia semakin gencar menjahili Rafa yang merengek kesal karenanya.

"Bang ayo kita gelitiki Rafa," ujar Arka kepada Celvin yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka.

Celvin tersenyum,

"Baiklah, ayo kita buat Rafa lelah karena tertawa."

Celvin bergabung dengan Arka untuk menggelitiki tubuh Rafa.

"Ahahaha, su-sudah Abang! Hahaha, Abang, geliii ha-haha."

Rafa tak bisa berhenti tertawa.

Ketiganya menikmati suasana batu yang menyenangkan ini, bisa dibilang hal sangat jarang sekali terjadi.

"Bilang Abang ganteng dulu, baru Abang berhenti!"

Ketiganya tertawa lepas,

🍭🍭🍭

Little SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang